
Begitulah suasana pagi ini. Lumayan semangat setelah kehilangan sedikit selera melihat suasana saling hina dan gontok-gontokan di media, di internet antara kita dan negara tetangga. Betapa patriotisme dan nasionalisme telah dipersempit oleh mereka sedemikian rupa. Lalu dimanakah patriotisme dan nasionalisme itu...!? He, jelas yang tau jawabannya adalah diri kita masing-masing. Bila seorang anak bangsa telah bekerja dengan sungguh-sungguh, tidak korupsi, tidak berbuat asusila, menjaga diri dan keluarganya supaya tetap berada di jalan yang lurus di bumi ini mencari ridhoNya, mencintai, menghargai aset budaya leluhur dengan baik, maka bagi saya ia sudah menegakkan dan menjaga patriotisme dan nasionalismenya. Meski, hiks, ia tidak ikut-ikutan larut dalam suasana gontok-gontokan yang menyebalkan itu. Nasionalisme dan patirotisme saya, anda, siapapun, kita semua, bagi saya letaknya pada perbuatan kita menegakkan harga diri bangsa dengan berbuat terbaik yang kita bisa sebagai anak bangsa. Tidak sekedar repot dengan atribut dan simbol-simbol, apalagi debat saling serang dan saling menjatuhkan. Sungguh, sangat sedih melihat Lagu Kebangsaan saya dirubah seenaknya oleh oknum warga negara tetangga kita yang tidak bertanggung jawab. Sama sedihnya takkala melihat sahabat-sahabat saya menghina negara tetangga kita itu dengan hinaan dan kata-kata kasar (tidak perlu saya sebutkan ya). Padahal mungkin ini kesalahan kita sendiri yang selama ini kurang menegakkan harga diri bangsa. Begitu banyak masalah yang masih menjadi pe-er negara kita. Ya, sudahlah. Kapan-kapan ini kita bahasa secara khusus.
Detik ini, di hari ke-10 Ramadhan ini, di meja ini, saya pandangi lagi tanaman mungil saya yang Ijo Royo-royo tadi. Sangat menghibur dan menyegarkan saya. Bagi saya memang fresh kawan. Demikian sedikit catatan pagi saya. Mari kita renungkan bersama bila anda berkenan. Saya mau bekerja lagi ya. Selamat pagi semua. Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Semoga hari ini kesuksesan dan kebarokahan menjadi milik kita.