Tak biasanya dia terpaku pada pukul sebelas. Tak ada tawa lepas. Tak ada senyum renyah yang meretas. Sepenuhnya gemas. Gemas pada sesuatu. Apakah itu...? He, tak ada jawaban kecuali gesah yang mengendap di kedalaman jiwa.
Maka mampukah kau teruskan perjalanan pada belantara dunia yang semakin tak jelas...? Ya, negeri My oh My (yang disebut orang lain sebagai Negeri Para Bedebah atau Negeri Begajulan). Tentu saja, perjalanan ini belumlah usai. Meski belantara dunia ini semakin ta jelas, tetap ada sesuatu yang disebut harapan. Bukankah tetap ada cahaya bagi mereka yang mencariNya.
Izinkan saya meneruskan langkah merambahi belantara dunia ini. Tentu saja bersamamu, bersama mereka dengan cara kita yang berbeda. Ya, berbeda tapi tetap saling memberi ruang dengan takzim. Bukankah kita semua, dengan kelebihan dan kekurangan kita, hakekatnya adalah saling melengkapi.
Saya tak akan berarti tanpamu, tanpa kalian. Begitulah desahannya, seseorang anak manusia yang tadi terpaku pada pukul sebelas. Sekarang. hampir pukul duabelas. Selamat siang semua. Selamat mentas dan meretas di belantara kita.
Maka mampukah kau teruskan perjalanan pada belantara dunia yang semakin tak jelas...? Ya, negeri My oh My (yang disebut orang lain sebagai Negeri Para Bedebah atau Negeri Begajulan). Tentu saja, perjalanan ini belumlah usai. Meski belantara dunia ini semakin ta jelas, tetap ada sesuatu yang disebut harapan. Bukankah tetap ada cahaya bagi mereka yang mencariNya.
Izinkan saya meneruskan langkah merambahi belantara dunia ini. Tentu saja bersamamu, bersama mereka dengan cara kita yang berbeda. Ya, berbeda tapi tetap saling memberi ruang dengan takzim. Bukankah kita semua, dengan kelebihan dan kekurangan kita, hakekatnya adalah saling melengkapi.
Saya tak akan berarti tanpamu, tanpa kalian. Begitulah desahannya, seseorang anak manusia yang tadi terpaku pada pukul sebelas. Sekarang. hampir pukul duabelas. Selamat siang semua. Selamat mentas dan meretas di belantara kita.