Saya sedang sendirian di ruangan saya, entah kemana rekan-rekan yang lain. Kepala saya, entah kenapa, sejak tadi gatal bercampur sedikit pusing, ingin menuliskan tentang "Seorang Ibu dan Seorang Jenderal" ini. Jadi, daripada gatal dan pusing ini berubah jadi sakit kapala berkepanjangan, ya saya tuangkan saja disini.
Tidak usah banyak prolog, karena waktu saya tidak banyak. Entah kemarin atau semalam, saya mendengar sepenggal berita tentang pasangan Seorang Ibu dan Seorang Jenderal di televisi. Itu lho pasangan capres nomor urut 1 (satu), tau kan ? Ketika istilah tersebut saya dengar waktu itu, hehe, saya jadi senyum-senyum sendiri. Tak jelas masuk kategori apakah senyum saya itu. Senyum senang, rasanya bukan. Senyum sinis juga bukan. Senyum masgul bukan juga. Mungkin senyum capek. Ya saya benar-benar capek......
Saya capek melihat kondisi kita selama ini. Capek bercampur sedikit muak. Apalagi menjelang pilpres ini. Seolah cuma jadi perang sindir dan perang figur. Figur seorang ibu, tentu sosok lembut juga mulia di mata siapa saja. Figur seorang jenderal, tentu diharapkan mampu bersikap tegas, ksatria, tangguh dan melindungi, itu yang diharapkan. Tapi entahlah, kok saya merasa pilpres ini, dengan segala tetek bengek di dalamnya, termasuk jualan-jualan image, pencitraan diri yang dimunculkan ke-3 pasangan itu cuma untuk memenuhi kepentingan mereka saja. Rakyat cuma dijadikan bulan-bulanan saja. Toh kita sudah pernah dipimpin oleh figur seorang ibu, pernah pula dipimpin seorang jenderal, lihatlah hasilnya. Tapi apapun, semoga perasaan-perasaan yang mendera saya ini sekedar perasaan semu saja. Semoga yang terbaik akan menjelma di negara kita tercinta ini.
Kembali ke figur Seorang Ibu dan Seorang Jenderal tadi, mudah-mudahan figur mulia dan hebat itu benar-benar mengalir dalam sosok kedua orang tersebut. Di luar kedua orang ini, semoga pasangan lain juga benar-benar menjiwai dan melaksanakan figur-figur yang mereka ciptakan. Semoga negara kita tercinta ini bangkit dari keterpurukannya, amin. Pilpres tanggal 8 Juli semakin dekat, tentu membutuhkan suara kita dalam hajat besar itu. Silahkan dianalisa ke-3 pasang calon tersebut. Termasuk pasangan dengan figur seorang Ibu dan seorang jenderal ini.
Begitulah tentang Seorang Ibu dan Seorang Jenderal ini teman. Mungkin tulisan tentang capek ini akan bersambung lagi mengingat ada 2 pasangan lagi, mungkin juga tidak. Apapun, setidaknya saya agak plong sekarang. Bagaimana pendapat dan harapan anda ? Mari kita renungkan bersama.
Tidak usah banyak prolog, karena waktu saya tidak banyak. Entah kemarin atau semalam, saya mendengar sepenggal berita tentang pasangan Seorang Ibu dan Seorang Jenderal di televisi. Itu lho pasangan capres nomor urut 1 (satu), tau kan ? Ketika istilah tersebut saya dengar waktu itu, hehe, saya jadi senyum-senyum sendiri. Tak jelas masuk kategori apakah senyum saya itu. Senyum senang, rasanya bukan. Senyum sinis juga bukan. Senyum masgul bukan juga. Mungkin senyum capek. Ya saya benar-benar capek......
Saya capek melihat kondisi kita selama ini. Capek bercampur sedikit muak. Apalagi menjelang pilpres ini. Seolah cuma jadi perang sindir dan perang figur. Figur seorang ibu, tentu sosok lembut juga mulia di mata siapa saja. Figur seorang jenderal, tentu diharapkan mampu bersikap tegas, ksatria, tangguh dan melindungi, itu yang diharapkan. Tapi entahlah, kok saya merasa pilpres ini, dengan segala tetek bengek di dalamnya, termasuk jualan-jualan image, pencitraan diri yang dimunculkan ke-3 pasangan itu cuma untuk memenuhi kepentingan mereka saja. Rakyat cuma dijadikan bulan-bulanan saja. Toh kita sudah pernah dipimpin oleh figur seorang ibu, pernah pula dipimpin seorang jenderal, lihatlah hasilnya. Tapi apapun, semoga perasaan-perasaan yang mendera saya ini sekedar perasaan semu saja. Semoga yang terbaik akan menjelma di negara kita tercinta ini.
Kembali ke figur Seorang Ibu dan Seorang Jenderal tadi, mudah-mudahan figur mulia dan hebat itu benar-benar mengalir dalam sosok kedua orang tersebut. Di luar kedua orang ini, semoga pasangan lain juga benar-benar menjiwai dan melaksanakan figur-figur yang mereka ciptakan. Semoga negara kita tercinta ini bangkit dari keterpurukannya, amin. Pilpres tanggal 8 Juli semakin dekat, tentu membutuhkan suara kita dalam hajat besar itu. Silahkan dianalisa ke-3 pasang calon tersebut. Termasuk pasangan dengan figur seorang Ibu dan seorang jenderal ini.
Begitulah tentang Seorang Ibu dan Seorang Jenderal ini teman. Mungkin tulisan tentang capek ini akan bersambung lagi mengingat ada 2 pasangan lagi, mungkin juga tidak. Apapun, setidaknya saya agak plong sekarang. Bagaimana pendapat dan harapan anda ? Mari kita renungkan bersama.