
Seorang lelaki duduk menelikung sendiri di sebuah kamar. Datang angin dari balik tingkap di ketinggian tembok kamar itu. Tiba-tiba sapuan angin melembutkan jiwa, setelah ia melembutkan otot rahang si lelaki yang sedang resah sendiri. Malam itu sunyi sepi.
Entah dari pintu, jendela atau bahkan tingkap tadi seorang perempuan yang dikenali lelaki itu sebagai Centini tiba-tiba masuk ke kamar itu. Centhini, ya Centhini. Ia datang menemani si lelaki nan sendiri di sunyi sepi kamar itu. Centini tersenyum lembut, nyaris seperti tidak tersenyum. Centhini mendekat taburkan aroma cinta kekasih. Centhini mengusap wajah si lelaki sambil memandangnya dengan pandangan penuh, dalam dan teduh.
Lelaki itu terkesima, ia bersuka cita, ia terlihat begitu berbahagia, ia mabuk Centhini. Beberapa puluh detik setelah ia larut dalam suasana bahagia bersama Centini, iapun tersadar bahwa tidak ada perempuan bernama Centhini bersamanya. Sedari tadi ia cuma sendiri di kamar itu. Di tangannya sebuah sobekan kertas (dari buku lama) berjudul "Kekasih, (Dari Serat Centhini)" terpegang erat.
Sayup-sayup ingatan si lelaki kembali mengapung pada beberapa penggalan kata yang dibacanya dari sobekan kertas itu,
Entah dari pintu, jendela atau bahkan tingkap tadi seorang perempuan yang dikenali lelaki itu sebagai Centini tiba-tiba masuk ke kamar itu. Centhini, ya Centhini. Ia datang menemani si lelaki nan sendiri di sunyi sepi kamar itu. Centini tersenyum lembut, nyaris seperti tidak tersenyum. Centhini mendekat taburkan aroma cinta kekasih. Centhini mengusap wajah si lelaki sambil memandangnya dengan pandangan penuh, dalam dan teduh.
Lelaki itu terkesima, ia bersuka cita, ia terlihat begitu berbahagia, ia mabuk Centhini. Beberapa puluh detik setelah ia larut dalam suasana bahagia bersama Centini, iapun tersadar bahwa tidak ada perempuan bernama Centhini bersamanya. Sedari tadi ia cuma sendiri di kamar itu. Di tangannya sebuah sobekan kertas (dari buku lama) berjudul "Kekasih, (Dari Serat Centhini)" terpegang erat.
Sayup-sayup ingatan si lelaki kembali mengapung pada beberapa penggalan kata yang dibacanya dari sobekan kertas itu,
Kekasihku
Tahukah siapa dirimu yang sesungguhnya
Kenalilah dirimu maka engkau akan mengenal Tuhanmu
Jangan engkau resah atas ujian hidupmu
karejna ia yan tidak mengenal ujian di dunia nyata ini
tidak akan mmengenal ke AkbaranNya
Maka bacalah rahasiaNya di dalam dirimu sendiri
sebab kamulah wujudNya yang cemerlang
dalam dirimulah bersembunyi kisahNya
Palingkanlah wajahmu ke dunia yang tampak
karena Dunia ini adalah wajahNya
Kekasihku
Di jalan ada perjumpaan dan sua kembali
Tetapi kita berjalan sendiri-sendiri
Kubawa ragaku menempuh kemegahan Suluk
dan kamulah tembang raras Suluk itu
Kau mengira aku pergi, padahal aku mengembara dalam dirimu
Melalui dirimu dan cintamu
kumengenal diriku, kumengenal Tuhan
Kini kusiap memalingkan wajah ke dunia yang tampak
Kekasihku
Hening adalah guru yang menarik diri beserta kitabnya
karena, meski dia yang memulai tembangnya
engkau sendirilah yang harus menyelesaikannya
Tanpa guru tanpa kitab
Inilah perjalanan menuju hakikat
"manusia tidur dan ketika mati, Ia malah bangun"
dan belahan jiwa menyambutnya
menuju perjalanan baru
menuju titah Sang Maha Semesta
Sang Maha Katresnan..........
Begitulah Centini dalam benak lelaki itu. Dalam jiwanya Centhini mengajarkan kelembutan, kebijaksanaan juga keagungan jiwa, bukan kejalangan seperti kata sebagian orang. Kata-kata dari serat Centhini itu begitu menohoknya. Dan....lelaki itupun menangis dalam gelap.
Palembang, 6 Agustus 2009 (Untuk suamiku tercinta).
Palembang, 6 Agustus 2009 (Untuk suamiku tercinta).
Assalamualaikum, bunda. Test dulu he he..
ReplyDeletepostingan mba mah selalu bikin kening berkerut terlebih dulu.. baru mulai memahami..
ReplyDeleteuntung ada kopi yang nemenin begadang.. jadinya bisa penghayatan dalem..
takut salah ni mba.. untuk lebih dekat dengan Tuhan bukan??
maaf kalo salah ya mba.....
...ingatan si lelaki kembali mengapung pada beberapa penggalan kata yang dibacanya dari sobekan kertas itu,..wah, diksi yg mantap, bunda.
ReplyDeleteKapan2 serat Cinta Centhini boleh pinjem nih,bunda?
Saya sebenarnya sedang bersedih setelah beberapa jam lalu saya mendengar kabar: WS Rendra wafat!
ReplyDeletepenulis:Elizabeth D.Inandiak
ReplyDeletememang menyentuh cerita yg digambarka disitu...
@ivan kavalera:saya juga mas,...
ma'af bunda sempat absen beberara hari lalu
hmmm..ya, ya,,..Serat Centhini, sebuah karya sastra tanah Jawa yg kembali ditulisakan dlm sebuah buku.
ReplyDeleteberkisah ttg putra mahkota dan istrinya yang melewatkan 40 malam dlm kamar pengantin tanpa besetubuh, hanya mengajarkan pada istrinya itu melalui syair2 jawa yg sangat indah.
ps; setahu saya serat centhini ada dua, terdiri dr serat centhini jawa yg terdiri dr 12 jilid dan serat centhini pegon (yg sanagat sulit di terjemhkan krn berbahasa jawa kawi dgn huruf arab pegon)
oya, ikut berduka jg dgn wafatnya WS Rendra.
@Ivan, saat postingan ini sedang saya tulis, berita duka tentang WS.Rendra muncul. Sayapun bersedih van.
ReplyDelete@Ega, Siip. Hey, apa kabar Ga ?
@Ahmad F, begitulah Ahmad. Ya saya tau pekerjaan sedang meyibukkanmu sobat.
orang yang bijak
ReplyDeleteheehehehhee
Banyak orang berkelana mencari Tuhan, padahal selama ini Tuhan ada di hatinya.
ReplyDelete@Tisti, iya mbak. Bahkan sudah ada pula yang menggali dan menuliskannya kembali, Elizabeth D.Inandiak (penyair asal Lyon , Perancis) dalam "Centhini, Kekasih Yang Tersembunyi"
ReplyDelete@Yanuar, begitulah pengajaran budaya leluhur kita.
@Fanda, siip, betul mbak Fanda.
Met pagi bunda...! Aihh..pagi-pagi aku dah dapat sarapan kata-kata yang begitu indah.sayang ngga ada kopinya..he..he
ReplyDeleteKenalilah dirimu, maka engkau akan mengenal tuhanmu.
ReplyDeleteSerat sentini,.. karya sastra yang sarat akan pesan-pesan moral dan pembelajaran tentang hakekat kehidupan. Aku pernah lihat bukunya...
Nice poting mbak.
Ufff, postingan ini menohok hatiku...mengingatkanku untuk kembali mundur mengevaluasi hatiku, sudahkah aku mencintainya dengan 'benar' ?
ReplyDeletethx mbak...
hmm..romantis sekali...
ReplyDeleteinilah ungkapan rasa cinta yang datang dari dalam
hmm..mikir dulu apa artinya ya.....
ReplyDeletehehe...aq masih blum tanggap artinya apaan, keknya perlu baca lagi
ReplyDeleteSangat terkejut dan kehilangan ... kok seniman-seniman kita berturut-turut 'salin sandhangan' ya
ReplyDeletehow romantic
ReplyDeleteseandainya centhini itu benar2 berwujud wanita sungguhan. apa yang dilakukan lelaki itu ya???
ReplyDeletemerenung menyendiri disudut kamar sambil menahan isak tangis.
ReplyDeleteWah bahasanya selalu menyentuh yaa...
ReplyDeletesaya nggak bisa komen, mau komen apa yaa
menyentuh, romantis dan penuh dengan makna ajaran hidup
Serat centhini ....jadi pengen membaca utuh naskahnya.
ReplyDeleteNice sharing...
wah anginya buat bulu kudukku merinding..
ReplyDeletegmna mbak kabarnya
sori mbak ngga pernah mampir coz jarang ngenet nih sibuk ma skul...
he...3x
setuju mbak, kenalilah makhluq tentu mengenal kholiq...
ReplyDeleteCenthini... meskipun terkenal, aku belum pernah membacanya... Tapi membaca potongannya, jadi tertarik utk membacanya secara lengkap..
ReplyDeleteMbak Elly jago banget nulis yg spt ini ya..? Salut !
ya udah ntar tak salamin....heheheheeh
ReplyDeletehaduh... aku kok gak ngeh ya......
ReplyDeleteMbak..kalo aku baca cerita Centini ini kadang suka mikir dulu baru mencerna
ReplyDeletemaklum, dengan otak yang pas2an begini
buat aku itu suatu karya yang aku harus berpikir keras buat interprestasinya
berkunjung dengan senyuman...
ReplyDeletekeren, ih
ReplyDeletebtw, saya orang Jawa tapi gak ngerti sama skali ttg Centhini ini
aduh, parah ya saya, termakan dgn budaya barat
jangan ditiru
jadi pengen baca centhini
gimana ya carinya?
@all, terimakasih komentarnya. Have a nice weekend.
ReplyDeletehave a nice weekend too... :)
ReplyDeletekekasihnya jauh daripada dia ye kak elly
ReplyDeletemembuat saya berkerut, tapi saya sedikit mengerti mba :)
ReplyDeletewah keren yah puisinya... coba bandingkan dengan puisi saya... heheheh... salam kenal nee...
ReplyDelete____________________________________________________
we are not only blogreading but we share about it..
Rumah Idaman VS Rumah Impian
met malem dan meet bobok
salam cinta dan damai..
hepy weekend !!!
SALAM CINTA DAMAI DAN KASIH SAYANG ‘TUK SAHABATKU TERSAYANG
ReplyDeleteI LOVE YOU FUUUULLLLLLLLLLLL
Waaaaaaaakaaakakakak
ReplyDeletebagus coba meditasi dalam serat chentini
Salam Sayang
@all, terimakasih komentarnya. Selamat berhari minggu. Salam sayang saya buat semua (he, niru KangBoed neh).
ReplyDeleteMbak, beberapa hari ini saya sedang memikirkan hendak posting tentang genderitas bloger. Pelaku utamanya adalah mbak Elly, Mbak Tisti, Mbak Reni dan untuk singlenya adalah mbak fanda (maksudnya mah biar majang award githu hehehe).
ReplyDeleteTerus, di tambah para bloger lelaki. Seru nih mbak. Baru kali ini saya dapet tulisan mbak yang kena langsung dengan apa yang ku cari (maksudnya, membawa2 nama suami mbak) soalnya selama ini jarang, kecuali imbasan2 sedikit. Nanti ajalah, to be kontinue... :)
@Anazkia, kelihatannya seru juga. Tulisan Cinta Centhini ini memang persembahan hati buat misua saya. Dengan segala kekurangan dan kelebihan beliau, tentu saya cinta suami saya sepenuh jiwa saya. Seperti kata mbah Surip, I love him full, hehe.
ReplyDelete