Umbu Landu Paranggi Mendekap Yogya dan Bali


Ia bertanya pada Umbu, mengapakah kedua tempat itu yang kau dekap....? Tentu bukan karena kedua tempat itu sama-sama indah sehingga olah jiwamu mudah muncul. Lalu kenapa, apakah karena di kedua tempat itu ada mahluk bernama Kuda, satwa pelari kencang sebagaimana di tempat asalmu wahai Umbu...? Dia tidak menjawab. Sepenuhnya hanya bisu. Sebab pertanyaan itu cuma ia simpan di benak untuk sang Umbu. Tak lama beberapa Remaja membaca penggalan puisi sang Umbu "Percakapan Selat" dengan manis. Seperti yang sudah kamu tebak (katanya pada saya dalam emailnya), dalam arasemen musik indah. Ya musikalisasi puisi.

Ya begitulah Umbu Landu Paranggi dalam catatan seorang sahabat jiwa saya. Sang Umbu, penyair hebat tapi sederhana (ada juga yang menyebutnya Tokoh misterius dalam dunia sastra Indonesia) lama bermukim di Yogya. Disana Umbu banyak melahirkan para penyair sehingga beliau dijuluki Presiden Penyair Malioboro. Kini Bali memanggilnya dan mendekap erat sang Umbu. Masih dalam catatan sahabat jiwa saya itu, akankah Umbu pulang kembali ke Sumba kampung asal...? Jawabannya tak seorangpun tau. Semoga saja.

Sebelum saya akhiri catatan sahabat jiwa saya tadi, tiba-tiba terdengar desah sang Umbu.......

Pantai berkabut disini, makin berkisah dalam tatapan
Sepi yang lalu dingin gumam berhantam di buritan
Juluran lidah nampak di bawah kerjab mata menggoda
dalam lagu siul, dimana-mana menghadang cakrawala

(Bait ketiga Sajak "Percakapan Selat" Umbu Landu Paranggi).

Comments

  1. Meski jasad tak bertemu sang Umbu Landu Paranggi, pengembaraan Newsoul telah menjumpainya lewat percakapan selat yang terus terkenang. Salam.

    ReplyDelete
  2. Hmmm umbu Landu Paranggi
    Baru denger nama sastrawan itu mbak..
    tapi desahannya bagus banget
    sekilas fotonya mirip sama Putu Wijaya

    ReplyDelete
  3. Aku baru tau yang namanya Umbu Landu Paranggi, waktu pertama liat tadi emang rada mirip dengan Putu Wijaya.

    Desahannya indah,....

    ReplyDelete
  4. Terus terang aku juga baru dengar nama Umbu, mbak!
    O ya, e-mail addressku tolong dihapus dari address booknya mbak Elly ya, soalnya habis dibajak org dan dibuat menebar penipuan.
    Trus menjawab pertanyaan mbak, blog F2 sdh launching mbak, di sini: http://blognyaf2.blogspot.com. Mampir ya!!

    ReplyDelete
  5. Umbu landu Paranggi. Sang penyair yang lama bermukim di Jogya.
    Jadi sekarang mukimnya di Bali to ?.

    ReplyDelete
  6. salam untuk sdr. Umbu..semoga tetep berkarya indah
    jujur, saya kurang ngerti euy dg bhs sastra... Hehe...

    ReplyDelete
  7. karya-karya umbu Landu Paranggi memang indah mbak, meskipun aku kurang mengerti sastra...

    ReplyDelete
  8. Semoga karya-karya Umbu Landu Paranggi tidak ikutan jadi korban di klaim milik orang lain juga yaaaaa.....

    ReplyDelete
  9. Umbu Landu Paranggi punya website nggak, ya?

    ReplyDelete
  10. tambah ilmu aku...tentang si umbu..

    ReplyDelete
  11. Desahan Umbu landu yg indah ...

    ReplyDelete
  12. puisinya keren sekali...tks ya udah dikenalin sama Umbu. baru tahu ada penyair bernama Umbu.

    ReplyDelete
  13. @all, terimakasih komentarnya. Ya Umbu Landu Paranggi memang penyair hebat tapi sederhana yang jarang tereskpos. Banyak penyair hebat lahir dari tempaannya, konon termasuk Emha Ainun Najib. Sekarang beliau menetap di Denpasar,Bali. Topinya memang mirip topi Putu Wijaya, hehe. Tentang websitenya, wah gak tau juga ya vicky, rasanya belum ada. Cuma kalau website yang membahas beliau rasanya cukup banyak, search aja. Beliau ada di FB. Selamat menunaikan puasa hari ini. Semoga kebarokahan menjadi milik kita semua.

    ReplyDelete
  14. Umbu Landu Paranggi, Presiden Penyair Malioboro. Mantap banget reviewnya, bunda. Saya p0ernah sempat mengintipnya juga tapi kekurangan referensi.

    ReplyDelete
  15. Mbak Elly benar-2 pecinta seni dan sastra rupanya... Nama Umbu Landu Paranggi yang tidak banyak dikenal orang awam, rupanya begitu lekat dalam benak mbak Elly. Aku sendiri baru kali ini tahu nama Umbu Landu Paranggi... ^_^

    ReplyDelete
  16. seharusnya Umbu ke Bandung mengakhiri hidupnya di Bandung

    ReplyDelete
  17. kpan ya aku jadi muridnya eyang umbu?

    ReplyDelete
  18. Trimakasih, salam kenal dan persahabat...

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.