Sebuah Email Tiba Pada Sore Yang Bercahaya


Suatu sore yang bercahaya di suatu titik koordinat bumi. Cahaya sore itu tiba juga ke sebuah rumah nun jauh disana. Cahaya sore mengenai wajah sang pemilik rumah, seorang perempuan, yang sedang termangu cukup lama di sudut kamar menatap layar notebooknya tak berkedip. Serentetan huruf demi huruf, kata demi kata, dan kalimat demi kalimat bermunculan bak rentetan peluru di drama penembakan seseorang yang diduga Nurdin M.Top dua hari yang lalu. Sebuah email tiba padanya. Itulah yang sedang ia baca pada sore yang bercahaya itu. Email dari seseorang yang menyebut dirinya Gadis Senja.

Tidak ada yang aneh dari email itu, kecuali bahwa ia sama sekali tidak mengenal siapa Gadis Senja sang pengirim email (entah darimana ia mendapatkan alamat email perempuan itu). Gadis Senja cuma mengatakan bahwa ia adalah seseorang yang saat ini sedang menjalin hubungan kekasih dengan abang (begitulah gadis senja menyebutkan panggilan mesra kepada kekasihnya), yang menurutnya adalah suami perempuan itu. Kedekatan yang diharapkan gadis senja akan membawanya masuk dalam kehidupan suami perempuan itu, menggantikan perempuan itu, sebagai istri. Selanjutnya gadis senja mengatakan ia sudah tidak bisa menahan diri lagi, ingin tau segala sesuatunya mengenai sang abang. Satu-satunya orang yang diharapkannya dapat memberikan informasi tentang abang adalah perempuan itu sebagai orang yang selama ini sudah mendampingi hidup abang sebagai istri. Karena itulah dia memberanikan diri mengirim email itu padanya, seraya berharap agar RT perempuan itu dengan abang cepat terselesaikan sehingga ia bisa segera bisa menata kehidupan ke depan bersama abang. Begitulah inti dari email sang gadis senja yang cukup mendayu-dayu sore itu.

Perempuan itu masih termangu di depan layar notebooknya. Ia kehilangan rasa sejenak, mungkin ada sekitar sepuluh menit. Perempuan itu lalu menepuk wajahnya sambil mengucapkan "Astaghfirullahal'adzim". Cahaya sore masih menimpa wajahnya. Di sudut matanya ada sedikit air mata yang tertahan disana. Sambil menghela nafas dan melantunkan doa penenang hati perempuan itu lalu bangkit menuju kamar mandi. Cukup lama ia berada disana.

"Mohon maaf. Tidak ada yang bisa saya katakan tentang suami saya kepada anda karena saya sama sekali tidak mengenal anda. Suami saya sudah saya konfirmasi. Kata beliau dia tidak mengenal anda, dia tidak punya hubungan dengan seorang perempuan yang memanggilnya abang. Suami saya juga tidak pernah mempersilahkan siapapun untuk mengkonfirmasi apapun kepada saya. Itulah yang dikatakan suami saya. Tentu itulah yang musti saya pegang, bukan cerita anda".

Begitulah kira-kira inti email balasan perempuan itu kepada sang gadis senja. Yah itulah jawaban yang ia berikan, berpegang dari apa yang dikatakan suaminya. Selain itu ada sedikit nasehat sebagai sesama perempuan agar Gadis Senja berhati-hati menyangkut perasaan. Email balasan itu telah ia kirimkan di ujung sore yang bercahaya itu.

Hari ini sorenya juga bercahaya. Entah berapa sore lagi yang diperlukan untuk merenungkan kisah itu. Itulah kisah yang menimpa perempuan itu dua hari yang lalu. Perempuan itu adalah sahabat saya sejak kecil, orang dimana saya bisa berbagi rasa. Saat kejadian itu ia tuturkan kepada saya, justru saya yang menangis. Justru saya yang geram. Geram karena kejadian serupa meski tak sama sudah sering terjadi. Ada yang memanggil suaminya papa, ada yang memanggilnya sayang, ada yang memanggil suaminya yayang. Pelakunya bervariasi mulai dari pegawai puskesmas, istri orang yang, rekan se partai, sampai biduan OT. Dan sekarang pelakunya adalah sang gadis senja kita. Hal yang membuat saya geram, sahabat saya itu cukup tenang, tidak terpancing untuk membeberkan perilaku suaminya kepada pengirim email. Dan tetap saja masih percaya pada suaminya, astaga.

Yah, apapun yang berkecamuk di dada sahabat saya, sepenuhnya itu miliknya. Saya cuma bisa mendoakan agar sahabat saya itu dikuatkan dan dilindungiNya. Cuma masalah waktu, begitu yang dikatakan sahabat saya tadi. Yah semoga waktu bergulir dan memberinya kekuatan untuk mendapatkan hal yang terbaik. Semoga saja. Saya hanya bisa mendoakan sahabat sahabat saya itu.

Demikianlah kisah Sebuah Email Tiba di Sore Yang Bercahaya ini. Di sore yang juga bercahaya kemarin, saya tertegun menangisi ketegaran sahabat saya itu. Ketegaran yang membuat saya merasa jengah dan miris. Setiap manusia tentu berhak melakukan apa saja. Sahabat saya itu mungkin sedang menghayati perannya sebagi istri setia yang selalu memegang kata-kata suaminya. Dalam doanya yang penuh sahabat saya itu mungkin telah menyerahkan dirinya dan jiwanya padaNya demi mendapatkan kebaikan bagi dirinya, bagi RT nya, kebaikan yang betul-betul terbaik. Itulah yang dikatakannya pada sore yang bercahaya kemarin, sesaat sebelum kami berpisah.

Dan shubuh ini ketika cerita ini saya rampungkan, air mata saya menetes lagi menangisi sahabat saya itu, hiks..... (sambil mata saya memandang Bejo, suami saya yang masih asyik tertidur. Awas kalau kamu macam-maca Jo). Demikianlah. Silahkan direnungkan bila anda berkenan. Bila anda punya saran untuk sahabat saya itu atau untuk sang Gadis Senja pengirim email, silahkan dituangkan. Selamat pagi semua.

Comments

  1. ya, gantungkan doa pada Nya...
    minta diberi petunjuk siapa yang benar.
    perempuan2 itu ataukah suaminya.
    (kalau udah berkali2 kejadian kyk gini mah namanya kebangetan...)

    "secret is great, until you get caught"

    kok, bisa ya masih percaya dan membela suaminya?? mngkn baginya ini jalan yg terbaik, walau hati tercabik, mngkn jg ia menutupi kesalahan suami sendiri demi apa yg selama ini ia percayai..
    hhhh.......

    ReplyDelete
  2. Kisah yang sangat menyentuh,....
    Potret seorang isteri yang sangat percaya pada seorang suami.
    Mungkin sulit menemukan sosok seorang isteri seperti sahabat mbak itu.

    ReplyDelete
  3. semoga saja kisah ini tak berujung pada perceraian ,...
    semoga perempuan itu tabah dan tawakal.. dan selamanya menjadi istri soleha

    ReplyDelete
  4. @Ivan Kavalera, pasti sudah ngantuk ya van(begadang mulu seh), hehe
    @Tisti Rabbani, iya saya juga gemas. Yah, semoga diberi dia bisa mengambil langkah terbaik.
    @Stiawan, he, entahlah sobat. Saya sambil gemas, cuma bisa mendoakannya saja
    @Ahmad, amin. Kalaupun iya, mungkin itu yang terbaik baginya. Hm...para lelaki senang ya dengan tipe perempuan pasrah, tabah. He, just kidding Ahmad.

    ReplyDelete
  5. hmmm..sepertinya ini masalah hati, yang terdalam...saya sangat senang membacanya..tks..

    ReplyDelete
  6. Selalu akan ada kisah2 seperti yg menimpa sahabat mbak itu. Semuanya tentu berpulang pada pribadi masing2. Aku tak hendak bersaran, mbak. Karena aku tak ada pengalaman, dan rasanya tak pantas org yg tak mengerti pokok permasalahan ikut mencampuri. Semoga Tuhan menunjukkan jalan terbaik deh buat sahabat mbak.

    ReplyDelete
  7. semoga sahabatnya tetep tabah dan sabar ya sist..
    kan pahalanya surga...

    ih salutt deehhh *kok bisaa yaaa sist?*

    ReplyDelete
  8. kayak curhat bu..hehehhee..no comment dah

    ReplyDelete
  9. kepada sang sahabat itu, saya hanya ingin mengutip lagu Iwan Fals "keinginan adalah sumber penderitaan.." semoga tetap setia dg apa yg ada saat ini. Tuhan tidak akan tinggal diam bagi makhluk-Nya yfg ikhlas dan bersabar.

    ReplyDelete
  10. Membahas pengkhianatan pasangan selalu menyakitkan. Terhadap siapa pun itu terjadi. Aku ikut perih. Semoga bisa terselesaikan entah bagaimana caranya ....

    ReplyDelete
  11. DtnG stlah lama Skit untuk mengucap Slmat siAng Mbak...

    ReplyDelete
  12. saya percaya, masih banyak perempuan setegar temanmu Mbak Ely. Kalau saya yang mengalaminya, entah apakah saya bisa setegar diaa....hiks!

    ReplyDelete
  13. bersyukur perempuan itu punya teman sebaik Anda.. kita memang tak pernah bisa menerka2 apa yg ada dalam hati dan pikiran seseorang.. smoga Perempuan sahabat Anda itu diberi ketabahan.. smoga di Gadis Senja itu juga diberi petunjuk jalan.. dan semoga sang Suami dapat berperan sbagaimana layaknya ia sbg lakilaki dewasa yg bertanggungjawab..

    ReplyDelete
  14. Duh dunia ....sungguh begitu sempitnya.
    Duhai gadis senja ...jangan sedih dan jangan lara.
    Bukankah email itu sebuah karunia
    sebelum semua terlambat sudah.

    ReplyDelete
  15. waduh, cukup rumit n ndak punya saran. belom pengalaman soalnya :) tapi, sepertinya orang2 seperti gadis senja berhak mendapatkan informasi yang sebenarnya. karena mereka bisa saja termasuk korban seperti halnya perempuan itu.

    ReplyDelete
  16. hmm, sekarang rupanya banyak yang terjangkiti sindrom 'tak cukup satu'. semoga kasih sayang dan pengertian bisa menyembuhkan itu.

    ReplyDelete
  17. selalu ada pesan dibalik cerita yang menarik ini..pesan moral yang sangat dibutuhkan untuk mengarungi laut kehidupan..

    ReplyDelete
  18. Semoga poligami itu indah....haahahhahah

    ReplyDelete
  19. semoga si istri bisa memutuskan yang terbaik untuk nya...

    ReplyDelete
  20. berserahlah kita padanya
    pasti kita akan di beri titik terang apa yang harus kita lakukan
    amiennn

    ReplyDelete
  21. @all,terimakasih komentarnya. Saya baru nyampe rumah neh. Capek sekali, di kantor tadi beres-beres menata-nata ruang, pindahan ruangan lagi. Sekali lagi terimakasih atas komentarnya. Teman saya itu insyaallah diberi ketetapan hati untuk melakukan hal yang terbaik. Kemarin sebelum berpisah dia saya pinjamkan buku La Tahzan (Dr. Aidh Al Qarni)untuk dibaca-baca. Saya mandi dulu ya. Sebentar lagi mau ke RS.Charitas, ibu saya opname lagi.

    ReplyDelete
  22. wah...dilematis, aq juga bingung klo masalah yg begini soalnya masih blom ngarti sejauh mana kita harus patuh dgn kata2 suami, intinya apabila itu kebaikan kita harus mengikutinya. tapi klo yg diperbuat suamiki kt salah kt wajib menegurnya.

    ReplyDelete
  23. Seperti sebuah kisah yang selalu bertengger di dalam hati...

    ReplyDelete
  24. Hebat sekali sahabat mbak Elly ya..?
    Aku jadi ingat dengan buku "Tuhan telah memutuskan" yg pernah aku baca dulu....

    BTW, bagaimana kabar ibundanya mbak ? Semoga lekas sehat kembali. Amin.

    ReplyDelete
  25. bundaaaa.........hiks hiks....ella jadi ikut sedih...

    ReplyDelete
  26. ella pertama2...mo bilang...sang istri sungguh perempuan yang luar biasa...sabar bangeet.....kok bisa yaa...duuhh..kalo ella punya suami kayak gitu yaa...pasti udah ella kebiri tuh hehehhe

    moga sahabat ibu bisa menyelesaikan masalahnya....aamiin....mm mungkin dia tidak hanya percaya ma suaminya...coba deh diselidiki....jadi bisa tau dgn pasti..gitu..

    oh my god..ella ampe bingung mo koment apa....yg jelas....hal yg bikin ella rada parno nikah adalah karena ini heheh....kesetiaan...tapi ella yakin ga semuanya lelaki itu bejat..moga ella bisa dapat suami yg sholeh aamiin...^_^

    ReplyDelete
  27. begitu banyak perempuan-perempuan yang berusaha merebut suami org atas nama cinta buta tanpa memikirkan penderitaan yang dia timbulkan dan sayangnya banyak laki-laki yang juga terhanyut bahkan menikmati penghianatannya tanpa mau tahu istri dan anak yang hancur karena ulahnya.

    ReplyDelete
  28. No koment.. no koment.. no koment... :(

    Gak tahu mau ngomong apa mbak? saya sering berucap gini, "perempuan, adalah pelaku dan korban"

    ReplyDelete
  29. eh, lupa. award dari mbak Elly kembali nangkring :D ko saya kayaknya nepo yah? hehehehe... gpp khan mbak? sekali award di pajang 3 kali :)

    Mohon maaf kalau ada yang tidak berkenan dalam postingan Ana... (masih belajar dewasa mbak) hehehe...

    ReplyDelete
  30. hii.... aku mu ngomeng apa ya kalo gini takut salah komen hikss... maklum otak dudud ini masih perlu belajar, tapi kalo dari sudut subjektifku, hii... dilematis juga ya....

    ReplyDelete
  31. tak ada yg terjadi tanpa kehendak NYA.. pasti ada hikmah dari setiap kejadian..

    ReplyDelete
  32. seorang sosok istri yg kokoh.. hebat..
    terima kasih sdh mau berbagi dgn para sahabat blogger..

    salam hangat,
    classically

    ReplyDelete
  33. @All, terimakasih komentarnya. Siang ini juga bercahaya bagi saya.

    @Anonymous, salam buat Gadis Senja ya. Katakan padanya, jika ia benar-benar menginginkan suami sahabat saya itu, maka bersiap-siaplah untuk berbagi perhatian dan kasih sayang dengan banyak wanita lain. Selain sahabat saya, ada juga perempuan lain yang rupanya telah diperisitri tanpa seizin sahabat saya itu, belum lagi perempuan-perempuan lain yang cuma dipacari dan dimanfaatkan. Silahkan diambil hikmahnya untuk si Gadis senja. Sahabat saya sudah cukup tabah, insyaaallah dia kuat.

    ReplyDelete
  34. Semoga ibunya bunda Elly daapt segera sembuh kembali. Amin.

    ReplyDelete
  35. ada-ada saja ya “kreativitas” seperti itu, dari seorang gadis senja atau yang memakai nama apapun yang mewakili kaum perempuan, bagaimana dengan kaum laki-laki yang memakai nama pria senja atau apalah namanya yang mewakili kaum laki-laki, akan lain penyelesaiannya jika yang berhadapan adalah antara laki-laki dengan laki-laki..

    ReplyDelete
  36. Hebat sahabat Mbak Elly... dia tetap memegang teguh rasa percaya dan cintanya pada suami.
    Terlepas benar atau tidak cerita suaminya, tapi dia masih punya rasa percaya yang tinggi pada sang suami.

    ReplyDelete
  37. Selamat pagi Bunda..maaf lama tak menyapa, untuk postingan ini saya cuma bisa bilang " cinta memang sulit dimengerti"

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.