
Tadi sore kejadiannya. Sebetulnya tidak niat bikin kopi. Saya ngopi biasanya ya cuma pagi. Entah kenapa, saat keluar dari kamar mandi, seekor cicak di dinding tiba-tiba menjatuhkan kotorannya di dekat kaki saya. Dan saat tv saya setel, sebuah stasiun tv sedang menayangkan Merebaknya kasus "Cicak VS Buaya". Ketika channel saya alihkan, rupanya semua sedang menayangkan kasus Cicak VS Buaya. Ya, memang waktunya penanyangan Berita Sore. Hah....., menyebalkan juga. Rasanya saya perlu membuat syaraf di kepala saya berdenyut. Secangkir kopi akhirnya saya buat. Jadilah saya ngopi sore tadi sambil melirik kasus Cicak dan Buaya itu.
Kasus yang saya tonton tadi, bagi saya sangat jauh dari menarik, bahkan sangat menjengkelkan. Bagaimana mungkin sesama mahluk melata itu menjadi saling bermusuhan. Cicak kok melawan buaya...!?. Konon begitulah kalimat awal sehingga kisah Cicak dan Buaya itu merebak. Saya benar-benar tidak habis pikir, kok mereka jadi begitu. Sedang saya berpikir seperti itu, cicak yang bertengger di dinding itu tiba-tiba mengeluarkan suara ganjil. Seolah berkata,
"Masih bisa ngupi di tengah suasana carut-marut negerimu mbakyu..."
"Musibah beruntun, korban Lumpur lapindo masih belum tuntas, gempabumi beruntun, sekarang kasusku sama mas buaya, masih bisa ngupi .......?" tanya lagi si cicak seperti meledek.
Pertanyaan itu sedang saya pikirkan jawabannya. Tentu tadi sambil menghabiskan kopi, daripada kopi yang sudah saya buat mubazir kan. Bagaimana menurut anda, jawaban untuk pertanyaan si cicak tadi......?
Sambil saya memikirkan jawaban pertanyaan si cicak tadi, kesempatan ini saya gunakan juga untuk memajang award dari beberapa sahabat setia saya:


2. Tanda cinta Nelli Lingga Yunara (Senin, 14 September 2009). Maaf ya bu Nelli karena tidak dilabelli award maka tanda cinta ini nyaris terlupakan.

Award dan tanda cinta ini saya persembahkan kepada seluruh teman, siapa saja yang mampir dan berkomentar di postingan ini. Selamat beraktivitas. Selamat malam semua.
Kasus yang saya tonton tadi, bagi saya sangat jauh dari menarik, bahkan sangat menjengkelkan. Bagaimana mungkin sesama mahluk melata itu menjadi saling bermusuhan. Cicak kok melawan buaya...!?. Konon begitulah kalimat awal sehingga kisah Cicak dan Buaya itu merebak. Saya benar-benar tidak habis pikir, kok mereka jadi begitu. Sedang saya berpikir seperti itu, cicak yang bertengger di dinding itu tiba-tiba mengeluarkan suara ganjil. Seolah berkata,
"Masih bisa ngupi di tengah suasana carut-marut negerimu mbakyu..."
"Musibah beruntun, korban Lumpur lapindo masih belum tuntas, gempabumi beruntun, sekarang kasusku sama mas buaya, masih bisa ngupi .......?" tanya lagi si cicak seperti meledek.
Pertanyaan itu sedang saya pikirkan jawabannya. Tentu tadi sambil menghabiskan kopi, daripada kopi yang sudah saya buat mubazir kan. Bagaimana menurut anda, jawaban untuk pertanyaan si cicak tadi......?
Sambil saya memikirkan jawaban pertanyaan si cicak tadi, kesempatan ini saya gunakan juga untuk memajang award dari beberapa sahabat setia saya:
- Stiawan Dirgantara (Minggu, 26 Oktober 2009).


2. Tanda cinta Nelli Lingga Yunara (Senin, 14 September 2009). Maaf ya bu Nelli karena tidak dilabelli award maka tanda cinta ini nyaris terlupakan.

Award dan tanda cinta ini saya persembahkan kepada seluruh teman, siapa saja yang mampir dan berkomentar di postingan ini. Selamat beraktivitas. Selamat malam semua.