Lamunan Lelaki Di Atas Bukit
Senja hari di suatu noktah bumi. Seorang laki-laki sedang berdiri, sepi, sendiri. Rambutnya yang telah panjang sebahu meriap-riap diterbangkan angin. Kulit sawo matangnya mengkilat, terpanggang matahari. Sorot matanya tajam bak elang akan menukik mangsa. Terkadang, dalam beberapa kejab, sorot mata tajam itu terlihat hampa. Ia terlihat begitu lelah. Pada helaan nafasnya, ada jeda tak bernas. Ia berdiri di atas ketinggian sunyi senyap, pada suatu tempat yang ia sebut "Pesaranganku". Ia lelaki di atas bukit.
Tepat pada posisinya berdiri di atas bukit, disamping rumah yang lebih pantas disebut pondok, ia memandang ke bawah. Pandangan itu tertumbuk pada kota di bawah bukit. Segala yang ia lihat cuma seperti kotak-kotak mengelompok pada sekat-sekat. Itulah kota yang telah ia tinggalkan. Ya, kota yang telah membuatnya kecewa sehingga ia memutuskan untuk naik ke bukit itu. Kota yang dimatanya masih cuma berupa kotak-kotak hampa dan kehilangan makna. Lelaki itu kembali menunduk. Tertunduk kembali memandang kota kotaknyanya. Pandangan yang belum berubah di benaknya sejak ia meninggalkan kota itu tiga tahun yang lalu.
Angin sore kembali bertiup, meriakkan lagi rambutnya ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba, sesuatu benda bergerak lurus mengarah padanya. Semakin lama semakin besar hingga ia tersadar bahwa benda itu betul-betul menuju dirinya. Begitu ia membuka matanya lagi, seorang perempuan muda sudah berdiri di hadapannya dengan tersenyum. Ia tersekat. Kerongkongannya kering laksana sumur tua tak berair. Lidahnya kelu.
"Pulanglah ke tempatmu bang, jangan jadi pengecut...." perempuan itu membuka percakapan
"Kenapa aku harus pulang, supaya aku tambah merana", jawab lelaki itu acuh.
"Ya, supaya abang jadi realistis. Tidak semua hal bisa seseuai dengan harapan kita. Begitulah hidup. Setiap masalah dihadapi dengan lapang, dada, bukan dengan lari begini", si perempuan menjawab lagi.
"Apa pedulimu...?"
"Aku perduli bang, aku menyesal, aku mohon.........."
"Pulanglah sebelum adzan tiba. Tidak ada tempat untukmu disini" jawab si lelaki lagi. Tatapannya tetap tak bergeming. Hening setelah itu. Angin sore berhembus lagi meriapkan rambut dan menampar-nampar wajah dua anak manusia di bukit itu.
Perempuan yang mendatangi lelaki itupun akhirnya bergeming. Setelah mengatakan lagi sesuatu, sepertinya permintaan maaf, pernyataan penyesalan, perempuan itu menuruni bukit. Kini lelaki itu kembali menemukan dirinya sendiri di bukit itu. Di sudut bibir lelaki itu, tiba-tiba terukir senyuman menyeringai. Senyuman kepuasan karena telah mengusir perempuan yang datang menghiba padanya. Dunia ini terkadang harus kejam, lirih lelaki itu tertahan.
Laki-laki itu masih tersenyum. Senyuman yang sebenarnya sangat ganjil. Ya itulah angan semu seseorang yang sudah terlalu lama menyepikan diri. Sejak tiga tahun yang lalu lelaki itu mengkhayalkan suatu hari kekasih yang meninggalkannya demi menikah dengan lelaki lain akan datang meminta maaf padanya, memohon ia kembali. Kenyataannya, tidak ada perempuan yang mendatanginya di bukit itu sore ini. Itu cuma lamunan, khayalan. Ya harapan kosong lelaki di atas bukit itu. Sejak tadi ia cuma berdiri seorang diri sambil memandang kotanya di bawah bukit itu. Demikian kisah yang diterbangkan angin, saat seorang lelaki berdiri di atas bukit pada suatu senja berangin dan sunyi sepi. Kalau saja setiap manusia bisa lapang dada, introspeksi diri, sambil meyakini bahwa setiap sesuatu memiliki hikmah. Hehe, tentu tidak ada kisah basi ini.
Aku mencari apakah ia Bejo...???
ReplyDeletesepenggal cerita yang sungguh menghebohkan jiwaku, betapa tidak!!! kisah yg digmbarkan sangat mirip dengan kisah aku.ya begitulah kebiasaanku selalu merenung jika kisah itu menyelubungi byanganku tentangnnya.. kini dia telh pergi ,jauh tak kutemui. jika saja dia bukan cinta pertamaku mungkin aku sudah buang cerita itu sebelum malam menghadirkan mimpi-mimpiku .
ReplyDeleteselamat malam bunda...
Mbak, kisah nyatakah ini...??? saya merasa ada aroma dalam kehidupan mba :D
ReplyDeleteRiak-riak kehidupan penuh onak dan duri... datang dan pergi silih berganti...
ReplyDeletebener mba... selalu ada hikmah dibalik semua kisah dalam kehidupan ini.
ReplyDeleteIkhlas dalam menjalani kehidupan, adalah kunci kebahagiaan.
arghhh...aku g kuat bca ini mbak :(
ReplyDeletepura pura aku gak baca ah,hiks...hiks...
lari dari sebuah masalah bukanlah sikap tegar dari seorang laki-laki,......
ReplyDeletetapi terkadang seorang laki-laki hanya mampu mengucapkannya saja, manakala ia sendiri yang terjerat masalah itu mungkin akan jauh lebih fatal lagi.
Semoga bukan saya yah mbak...
@Anazkia, hehe, jelas dia bukan bejo. Cuma kisah yang diterbangkan angin
ReplyDelete@Ahmad F, oh ya. Yep merenung itu memperkaya jiwa, asal diiringi dengan ikhlas dan tawakal. Saya jg sk merenung,merenung tdk berarti lari dr keramaian dunia, jd bs balans. Ahmad, perjalanan msh panjang, msh sngt muda, buka diri sepenuhnya, akan ada gadis yang terbaik untukmu. Cuma saran ya.
@Penny, siip mbak
@JengSri, ha si jeng udah selesai day-offnya.
@Dunia Polar, haha, dicky, pdhl mmg gak bc kan
@Setiawan, ya kdg hal spt ini msh tjd. Hidup ini penuh kisah.
Allah membentangkan ilmunya seluas2nya,tinggal bagaimana kita mengendapkan hikmah dari setiap pembelajaran yg diberikan-Nya.
ReplyDeleteEhm..jadi mikir nih mbak,ini kisah siapa yach?
Kisah lelaki yang kuat mempertahankan prinsif, mestinya bersambung Mba...
ReplyDeletetapi...tak semua manusia bisa berlapang dada ya.
ReplyDeletehmmm...
ReplyDeletehallo, salam kenal...
kecewa boleh aja, tapi jangan berlarut-larut. Aku lebih setuju dengan perkataan perempuan muda itu meskipun cuma khayalan si lelaki.
ReplyDelete"Pulanglah ke tempatmu bang, jangan jadi pengecut...." perempuan itu membuka percakapan.
"Ya, supaya abang jadi realistis. Tidak semua hal bisa seseuai dengan harapan kita. Begitulah hidup. Setiap masalah dihadapi dengan lapang, dada, bukan dengan lari begini", si perempuan menjawab lagi.
dia cuma lari, bukan mengejar cara mendapatkan solusi. dia cuma lari mungkin tak tahu bagaimana menyelesaikan gempita hatinya.
ReplyDeletedia cuma lari, karena dia tak pernah tahu bahwa Tuhan punya banyak cara untuk menyelesaikan lamunannya. Sore ini...
Saranku, wahai lelaki.Hentikan lamunanmu sore ini, datang dan sapalah Tuhanmu. dan DiA akan menjawabmu, dengan jitu...
Ketika masalah menghadang kita di jalan, tanamkan dalam pikiran untuk mencari jalan terbaik. Hadapilah, bukannya menghindar. Mudah diucapkan, tapi sulit dilakukan. Tapi...memang hidup tak pernah mudah kan?
ReplyDeletekisahnya tidah basi , malah masih fres untuk di putar ulang...
ReplyDeletebanyak sekali masyarakat kota yang menghadapi problema seperti itu dan malahan berakhir dengan lebih tragis...bunuh diri.
tak semua yang kita ingini itu akan jadi kenyataan......., nikmati saja apa yang ada.
Si lelaki ternyata hanya asyik bermain dengan angan, tanpa mampu melihat realita yang ada.
ReplyDeleteSeandaianya dia punya cukup keberanian, dia akan mampu melihat hikmah atas kisah pilu yang menimpanya.
bener euy... semuanya musti ada hikmahnya...
ReplyDeletecowo gondrong nih... saya sukeee sekaleeey hihi asal bukan banci...
pembaca kecewa
ReplyDeletewooo cuman nglamun
Allah SWT selalu berikan yg terbaik buat kita....
ReplyDeletetapi manusia terkadang terlalu yakin akan pendangannya..sehingga seringkali berburuk sangka padaNYA jika gagal dalam mencapai keinginannya...
padahal jika menyadari bahwa ada hikmah dibalik semua itu....maka tentunya akan lebih nikmat hidupnya..
@all, terimakasih komentarnya. Selamat wiken.
ReplyDeleteSetuju mbak..asal mau berlapang dada dan instropeksi diri..semua masalah pasti ada jalan keluarnya..
ReplyDeletewah sepertinya, si lelaki ditinggal nikah sama si perempuan deh,,,
ReplyDeletejangan sampe deh, saya seperti itu :D
met wikend mba , aduh saya ketinggalan banyak nih ...
Dia menunggu kedatanganmu Elly. berbaik hati sedikit, kesanalah :D
ReplyDeleteikut gabung dan kunjungan perdana. salam kenal.
ReplyDeletelelaki ini seperti aku...menjauhkan diri pada wanita yg menyukainya...tapi mendekati pada wanita yg membencinya
ReplyDelete@all, terimakasih komentarnya. Salam manis buat anda semua, selamat berhari minggu ya.
ReplyDeletepengecut...
ReplyDeletekenapa lari dari masalah,
kita tidak boleh berputus asa,
masih bannyak wanita yang memerlukan mu wahai lelaki diatas bukit..
hehehe...
ngomong-ngomong, ceritanya bagus mbak
@Antaresa, hehe, mantap ulasannya.
ReplyDeleteYups selalu berjiwa besar, menerima takdir yang maha besar
ReplyDelete