
Para pedagang, namanya juga orang jualan ya, memang harus jeli menangkap peluang pasar. Itu pula komentar dikemukakan para Jilbab Loro tadi ketika mereka ke pasar Tanah Abang dan bertemu dengan para pedagang disana yang meminta izin mereka untuk menggunakan nama mereka berdua, Mufidah-Uga. Kedua Ibu-ibu itu dengan antusias pula, menyambut positif gebrakan dagang para pedagang pasar Tanah Abang. Yah, ikon memang dibutuhkan untuk mendongkrak penjualan suatu produk. Jauh sebelumnya di pasaran produk jilbab/kerudung ini pernah beredar merek, kerudung Benazir, kerudung mbak Tutut, jilbab Zaskia, dan lain-lain. Inilah yang menjadi perhatian saya, bukan yang lain-lain.
Jilbab Loro, mudah-mudahan merek itu membawa hikmah bagi pedagang. Bila si Jilbab Loro ini juga bisa mendongkrak ketenaran kedua perempuan itu, dan sampai kepada tujuan mulia mereka untuk mendukung para suami, saya kira ini keinginan yang wajar saja. Jilbab Loro diidentikkan dengan kedua perempuan itu. Inilah simbiosis mutualisma antara para pedagang dengan kedua perempuan tadi. Apakah para pemilih nanti akan memilih karena hal ini, saya kira ini pikiran lain. Bagi saya yang rasional adalah melihat kapasitas capres-dan cawapres itu, bukan pasangan hidupnya, bagi saya lho. Kalau anda punya pendapat lain, silahkan saja. Cuma, saya kira kita memilih berdasarkan pertimbangan yang rasional, bukan karena pertimbangan di luar itu. Bila ini dijadikan strategi kampanye, lucu juga ya. Tapi sah-sah sajalah, atau sutralah, hehe. Kadang ada banyak hal yang membuat saya senyum-senyum sendiri di negeri tercinta ini. Inilah sedikit renungan saya, silahkan bila anda juga punya pendapat sendiri. Saya cuma mohon kita mengeluarkan pendapat tanpa menyinggung SARA. Selamat malam sahabat.
sekarang di malaysia dah banyak pakai jilbab begini
ReplyDeleteono2 wae ya mbak elly. abis jilbab loro, ntar jilba telu lagi,heheheh
ReplyDeleteHeheheheheh...jilbab loro semoga tak bikin hati lainnya loro ya mbak hehhehehe
ReplyDeleteHmmm... polotik yang pelik, semoga tidak mempolitikan jilbab dan bisa menjlbabkan politik. Eh, nyambung gak yah mbak...??? ko malah lebih pelik hehehe...
ReplyDeletekok pke nama mereka yah, tp smoga tidak menjadikan jilbab sbgai ajang politik aja dech
ReplyDeleteya itulah mbak untungnya menggunakan dua sisi mata uang... disamping kampanye, juga kenapa enggak sambil usaha...
ReplyDeletejadi selain raih simpatiuk juga raih untung, karena itu tadi branded capres dan cawapresnya.
heheheheh... kalu saya sering denger sih jilbab UII mbak... mempunyai ciri khas khusus lhooo... hihihihih... kapan kapan deh saya posting....
ReplyDeletekenceng bener updatenya mbak, sampai kelorong tanah abang juga jadi postingan.
ReplyDeleteyahh, mudah2han berkah buat para pedagang.
Jilbab elly ada nggak yah?
ReplyDeleteyah, kampanye terselubung dah mulai nih..ya..bu...kayaknya..
ReplyDeleteTiba-tiba jilbab bisa menyerang orang lain! Istri Capres lagi?!
ReplyDeleteMemang tidak relevan klo kampanye yg dipake adalah profil istri capres-cawapres. Kan yg kita pilih nanti Presidennya. Dalam arti jg bukan apa sukunya, apa agamanya, tp lbh pada apa kapabilitasnya. Moga2 rakyat Indonesia lebih dewasa lagi ya...
ReplyDeletemmm masih bingun, hubungannya LORO dengan bu Mufidah-Uge apah yah sist... ama jilbab2 itu, klo ibu2 pake jilbab iyah wajar sih, trus loro telu papat limo apaan yaaa hehehe *iseng ih*
ReplyDeletekreatif tuh namanya.
ReplyDelete@all, terimakasih komentarnya. Ya ini istilah media massa. Mau lebih jelas lg tinggal googling aja. Saya sendiri, lebih memandang ini sbg peluang bisnis di sisi para saudara kita pedagang di psr Tanah Abang. Mrk kreatif spt kata mbak Fanny. Soal lain2, tergantung persepsi masing2. Klpun ini dijadikan kampanye (terselubung spt kt mas boyke) ya....saya kira masyarakat kita (spt harapan mbak Fanda jg) sdh semakin dewasa, mudah2an lebih rasional jg.
ReplyDeletetapi kaluk dikaitkan ke kampanye pilihlah "loro" ntar nyasar ke kompetitiornya dong? hehe...
ReplyDeletebtw, jilbab palembang bagus-bagus kah? kirimi daku dong mbak! (halah!)
wah bener2 pandai melihat pasar
ReplyDeletetapi bener lho mba, kalau jilbab dipake buat kampanye, jadinya agak gimanaaaa gituh :)
Bener2 simbiosis mutualisme tuh..
ReplyDeletepedagangnya kreatif dan pandai memanfaatkan suasana mbak
ReplyDeletebagus juga jilbabnya Mbak Elly... pasti bakal meledak ntar lagi dipasaran tuh...
ReplyDeletePara pedagang memang jeli sekali melihat peluang ya, mbak..
ReplyDeleteKalo menurut saya sih mbak
ReplyDeletengga apa-apa kok seandainya mereka itu sambil kampanyepun
yang penting satu aja
berguna dan memberikan manfaat buat umat
saya ga cocok kalo pake jilbab loro :p
ReplyDeletelagian... ga ngaruh ah kayanya nama ibu berdua itu hehehe saya malah baru ngeh pas baca ibu bu :D
Terus terang aja, saya sempat ngira jilbab loro itu artinya jilbab sakit lho. Dalam bahasa ibu saya, loro artinya sakit..
ReplyDelete