Pada malam bertabur bintang itu..........
Sulastri tak dapat memicingkan mata barang sedetikpun, Slamet sang suami belum juga pulang.
Pada malam bertabur bintang itu..........
Slamet tak dapat melepaskan diri dari intrograsi pak Polisi di polsek x karena wajahnya mirip seseorang.
Pada malam bertabur bintang itu..........
Seseorang bernama Sugandi yang wajahnya mirip Slamet sedang asyik menenggak botol minuman dengan gambar topi miring sambil memeluk Eva sang biduan OT cafe itu.
Pada malam bertabur bintang itu..........
Budiman anak si Eva biduan sedang menangis karena demam menghebat di pelukan sang nenek.
Pada malam bertabur bintang itu..........
Seseorang sedang memikirkan dirinya sendiri, lalu tertunduk lemah menangisi keegoisannya. Gerangan apakah yang lebih fatal dan tragis pada insan selain hal yang seperti ini ? Untunglah dia segera menyadarinya.
Sulastri tak dapat memicingkan mata barang sedetikpun, Slamet sang suami belum juga pulang.
Pada malam bertabur bintang itu..........
Slamet tak dapat melepaskan diri dari intrograsi pak Polisi di polsek x karena wajahnya mirip seseorang.
Pada malam bertabur bintang itu..........
Seseorang bernama Sugandi yang wajahnya mirip Slamet sedang asyik menenggak botol minuman dengan gambar topi miring sambil memeluk Eva sang biduan OT cafe itu.
Pada malam bertabur bintang itu..........
Budiman anak si Eva biduan sedang menangis karena demam menghebat di pelukan sang nenek.
Pada malam bertabur bintang itu..........
Seseorang sedang memikirkan dirinya sendiri, lalu tertunduk lemah menangisi keegoisannya. Gerangan apakah yang lebih fatal dan tragis pada insan selain hal yang seperti ini ? Untunglah dia segera menyadarinya.
heeeem.... ceritanya saling berhubungan ya...???? tapi klimaksnya kurang maknyuuuss....
ReplyDeletePada malam bertabur bintang
ReplyDeleteBersyukur bahwa seseorang masih bisa menangisi tentang ke egoisannya,berharap, dan bersikap tidak mengulanginya
hubung kait antara satu dengan lainnya yah mbak? :)
ReplyDeletePada malam bertabur bintang itu
ReplyDeleteberbahagialah bagi orang yang melewatinya dengan ibadah...
Cerita hidup yang penuh makna...egois dan kesahalahan dijika disadari merupakan perbuatan yang sebenarnya
ReplyDelete@Rangga, hehe, nyaris gak klimaknya (kl klimaks dianggap puncak rasanya). Mmg dibikin begitu lalu mentok di tertunduk lemah itu.
ReplyDelete@Itik Bali, siip itulah yg sering kita temukan.
@Anazkia, hehe, gmn yg baca menafsirkan sajalah mbak.
@black_id, siip dah. Sebelum ibadah, katanya ada yang menangis, ada yg tersenyum, ada yg merenung, dsb, hehe.
ReplyDelete@Dinoe, yep sobat.
Assalamu'alaikum, Senang sekali sy bisa berkenalan dgn ibu Elly, blog ibu Elly sangat bermanfaat... dan sy berterimakasih sekali karena sy sdh diberi jln u/ menemukan sumber artikel (http://www.nellilinggayunara.blogspot.com/) yg beberapa hr lalu sy pasang di blog sy. Mudah2an akan membawa manfaat kepada kita semua...amin, salam sukses dari kota malang
ReplyDeletePertama-tama gambar bintangnya bagus banget, sparkling di tengah background hitam blog ini...
ReplyDeletePada malam bertabur bintang seperti itu, bgmana bisa seorang anak manusia menangisi keegoisannya? Tataplah bintang2 itu, ingatlah siapa penaburnya, dan yakinlah bahwa Ia murah hati. Segera berpalinglah kepadaNya, ceritakanlah semuanya, maka si anak manusia akan segera melihat semburat mentari menyinari kalbunya kembali...
bermacam-macam kejadian pada malam hari, tapi beruntung banget ya mba, orang yang bisa intopeksi pas malam itu :)
ReplyDelete@Fanda, siip, mantap neh. Ya, itu cm metafora bbrp kisah tragis anak manusia, semua memiliki kemelut dan kisah hidupnya sendiri. Kdg itu jg saling kait-mengkait, kdg tidak. Pd jenis manusia di bait terakhir di atas, sy kira itu yg paling tragis. Jangan bilang jenis di bait terakhir tdk ada ya, banyak sekali. Itulah mrk yg asyik memikirkan diri sendiri, semntara di luar sana begitu bnyak manusia lain sdg berkutat memecahkan masalahnya pada saat insan lain sedang terlelap tidur di malam bertabur bintang itu. Si manusia terakhir pada cerita di malam bertabur bintang itu, menangisi keegoisanya yg kurang peduli pada saudara2nya yang lain. Ia menangis, tertunduk lesu, lalu mengadu dengan malu pada Tuhannya.
ReplyDeletewew...
ReplyDeleteindahnya yaaa bintanya
:)
Duuhh...maknanya dalam banget... harus selalu ingat orang2 tercinta kita yang dengan setia menunggu dirumah....
ReplyDeleteGitu bukan Mbak ?
Dimalam bertabur bintang,Allah menyediakan sepertiga malamnya untuk kita menangis,mengadu dan mengembalikan segalanya kepada-Nya..
ReplyDeleteDan beruntunglah orang-orang yg masih bisa berinstrospeksi diri..
Semoga kita termasuk salah satunya..Nice post bu..
sist...hehe musti baca ulang, maklum, lagi eror saiyahnya... mudah2an slamet gak dipenjara karena korban salah tangkep ya, soalnya malam itu indah banget...
ReplyDeletekisah kehidupan yg menyayat hati tapi itualh hidup.
ReplyDelete@all thanks atas komengnya
ReplyDelete@Jonk, he begitulah kira2
@Rusa Bawea, ya indah sekali, kontrast dgn cerita manusia yg pd malam indah itu tdk bs tidur.
@Yudie, siip.
@Ajeng, amin mbak.
@donaldduck, untungnya gak sampe dipenjara. Tp begitu nyampe rmh, kt mbak Sulastri, kondisi Slamet sdh babak belur, biasa. Salam dr mbak Lastri tuh ducky, hehe
@Sang Cerpenis, yep mbak itulah hidup.
di sepertiga malam ingin aku menangis diantara sujudku dibawah kesaksian gemerlap taburan bintang
ReplyDeleteuntung segera sadar....
ReplyDeletepada malam bertabur bintang itu aku nggak bisa kemana-mana, daerahku kena pemadaman bergilir.
ReplyDeletebusyet dah,....
Pada malam bertabur bintang
ReplyDeleteAku kangen dikau
Bintang jatuh diangkasa raya
Aku panjatkan doa
Bintang kemilau sinar berpendar
Hatiku gemalau
Ingat lukisan gurat rindu
I love you ..
@Kang Dwi, kang tangisanmu mengharukan.
ReplyDelete@Ernut, gitulah mbak.
@Setiawan, tp kan bintang bertambah gemerlap dan terang kl listrik mati, hehe
@Nelli L.Yunara, hai kmn aja sobat. Syukur deh sdh berkenalan jg sm Pak Supriyanto.
pada satu latar mampu memunculkan beribu pikiran yg tertuang dalam sederetan pelaku...
ReplyDeletebermajas yg diikuti usungan cerita dlam bingkai kehidupan yg berbeda satu sama lain tetapi terfokus pada 1 fikiran.
sukses ya bunda...
waduh kok jadi lingkaran setan gitu mbak!
ReplyDeletemembaca tentang ego di atas, jadi ingat utk terus belajar membuang setengah darinya yg besarnya menyamai semangka itu:)
ReplyDeleteehem...
ReplyDeletelam kenal ya???
disini jga terdapat berbagai macam ilmu...
mbae, lagi sering lihat bintang ya? malam hari terasa indah ya, yang terang itu seperti sedang senang, jadi ingin terus menatapnya, kesannya hanya mereka mahluk yang paling terang, aku ingin seperti itu mba, tapi apa bisa ya..
ReplyDelete@Ahmad F, ya kehidupan mrk mmg b'beda tp mrk bertemu di satu titik.
ReplyDelete@Eden, hehe. Jgn blg gt ah, terdengar spt mengulas kasus rentenir/tengkulak, hiks.
@Mi Hacienda, siip. Untung cm sebesar semangka
@Knowlwdge of Zhys, lam kenal jg
@Advintro, saya tau anganmu vin, paling terang hingga sinarnya bs dikenang org terus kan..? Sy doakan deh.
Gambarnya indah....semoga keegoisannya berubah indah...
ReplyDeletePada malam yang berbintang itu... hujan gerimis di mata EVA pun mulai menjadi deras bak air sungai mengalir.....
ReplyDeleteBentar aku ambil ember dulu....
seperti malam bertabur bintang, segala macam hal bertaburan menghiasi kehidupan ini...
ReplyDeleteBanyak kejadian pada malam yang bertabur bintang itu. Manusia telah memilih jalannya sendiri-sendiri... dengan konsekuensi masing-2.
ReplyDeleteBersyujurlah bagi yang telah melewati malam bertabur bintang dengan sesuatu yang bermakna bagi dirinya dan orang lain.