Suatu Sore Tanpa Bra
Perempuan itu berbegas membuka pintu begitu ia tiba di di rumah. Hari ini terasa begitu panas, gerahhhhh. Ia menggumam perlahan, terdengar seperti ucapan....astaghfirullahaladzim. Ia melepas sepatu, meletakkan tas kerja, lalu masuk ke kamarnya. Stop cukup sampai disitu saja, kita tidak boleh ikut masuk ke kamarnya.
Di kamarnya, dengan beberapa gerakan perempuan itu melepas bajunya, melepas roknya. Semuanya, satu persatu dilepas. Terakhir melepas sesuatu yang memiliki kaitan di punggung, dan bertali di bahi, bra. Kini ia tanpa bra. Ah,....enak juga. Ia duduk dan berdiri berlama-lama dalam kamarnya tanpa bra itu. Untunglah ia cuma sendiri di rumahnya. Sang suami belum pulang kerja. Tak lama setelah itu ia meraih handuk, lalu masuk ke kamar mandi.
Setelah mandi selesai, perempuan itu tergoda untuk melakukan hal yang baru pertama kali ia lakukan. Sesuatu yang membuat nafasnya lega tadi, berpakaian tanpa bra. Sesekali tanpa bra, enak juga. Anda, kalau anda perempuan pasti merasakan apa yang perempuan itu rasakan bila hawa panas muncul sepanjang hari. Cobalah sesekali tanpa bra, kalau cuma anda dan suami yang ada di rumah tentunya. Begitulah gumam perempuan itu sembari menyetel televisi. Angin sore ia rasakan masuk dari jendela, lalu menembus pori-pori kulitnya. Perempuan itu tampak terlena menonton berita di tv. Lalu chanel pun dialihkan berganti-ganti.
Sedang menonton tv itu, perempuan tanpa bra itu tiba-tiba seperti mendengar suatu suara. yang entah darimana asalnya. Anggota tubuh kita adalah hak kita, tetapi akan diminta pertanggungjawabannya kelak di hari nanti. Entah kenapa, perempuan itu menjadi jengah sendiri. Ia segera beranjak ke kamar, untuk mengenakan benda yang mengait di bahunya tadi. Saya yakin ia hanya belum terbiasa saja, barangkali. Kenapa ia begitu kejam pada dirinya sendiri, gumam saya tak mengerti...? Bukankah tidak ada hal mendasar (laranganNya) yang dilanggar perempuan tadi ? Entahlah. Ya barangkali karena ia belum terbiasa tadi. Angin sore terus berhembus pelan tapi pasti. Seolah berkata, Posting ini jangan diambil hati.
Di kamarnya, dengan beberapa gerakan perempuan itu melepas bajunya, melepas roknya. Semuanya, satu persatu dilepas. Terakhir melepas sesuatu yang memiliki kaitan di punggung, dan bertali di bahi, bra. Kini ia tanpa bra. Ah,....enak juga. Ia duduk dan berdiri berlama-lama dalam kamarnya tanpa bra itu. Untunglah ia cuma sendiri di rumahnya. Sang suami belum pulang kerja. Tak lama setelah itu ia meraih handuk, lalu masuk ke kamar mandi.
Setelah mandi selesai, perempuan itu tergoda untuk melakukan hal yang baru pertama kali ia lakukan. Sesuatu yang membuat nafasnya lega tadi, berpakaian tanpa bra. Sesekali tanpa bra, enak juga. Anda, kalau anda perempuan pasti merasakan apa yang perempuan itu rasakan bila hawa panas muncul sepanjang hari. Cobalah sesekali tanpa bra, kalau cuma anda dan suami yang ada di rumah tentunya. Begitulah gumam perempuan itu sembari menyetel televisi. Angin sore ia rasakan masuk dari jendela, lalu menembus pori-pori kulitnya. Perempuan itu tampak terlena menonton berita di tv. Lalu chanel pun dialihkan berganti-ganti.
Sedang menonton tv itu, perempuan tanpa bra itu tiba-tiba seperti mendengar suatu suara. yang entah darimana asalnya. Anggota tubuh kita adalah hak kita, tetapi akan diminta pertanggungjawabannya kelak di hari nanti. Entah kenapa, perempuan itu menjadi jengah sendiri. Ia segera beranjak ke kamar, untuk mengenakan benda yang mengait di bahunya tadi. Saya yakin ia hanya belum terbiasa saja, barangkali. Kenapa ia begitu kejam pada dirinya sendiri, gumam saya tak mengerti...? Bukankah tidak ada hal mendasar (laranganNya) yang dilanggar perempuan tadi ? Entahlah. Ya barangkali karena ia belum terbiasa tadi. Angin sore terus berhembus pelan tapi pasti. Seolah berkata, Posting ini jangan diambil hati.
hem....aku ga mudeng kalo masalah cewek apalagi masalah gituan...hihihhihi
ReplyDeletembak aku baca ini rasanya kayak gimana gituuu,huehehehehe...
ReplyDeletebtw katanya klo perempuan tdr kbnykn g pke bra yah?? cz klo pke bs kna kangker, itu katanya sih
bentar mbak aku baca lagi ah,hihihii... ^,^v
ReplyDeleteMbak Elly...??? cukup berani dalam kelainan menulis. Salut saya, pandai mencuri judul untuk menarik minat pembaca. Salut mbak!
ReplyDeletehahaha...bisa aja mbak Elly. Pasti tadi sore kepanasan ya?
ReplyDeleteBtw sy jg kadang2 melakukan itu ditambah lingerie, tp dgn syarat di kamar, sendiri, pintu dikunci. Aman dehh...
hmmmm....gumamku dalam hati saja...
ReplyDeleteKomen apa ya ? Bingung deh.....
ReplyDelete*sambil nyengir berlalu dari depan mbak Elly*
saya memahami situasinya yg sedang kepanasan itu...
ReplyDeletememang terasa aman bila ia sesekali dilepaskan bebas. hehe.
tidak pakai bra tidak haram kan? soalnya...
ReplyDeleteaku ngga tahu gimana rasanya pake bra n ngga pake bra... maklum bukan cewek.. heehe.. becanda.. nice story
ReplyDeletevisit me back....
ReplyDeletetanpa branya asalkan masih ditutupi kain lain(daster atau kaos) ngga papa bu, namun bila benar-benar -maaf- telanjang ini yang akan menimbulkan lebih banyak mudhorotnya (malu sama malaikat)
ReplyDeletesaya selalu meminta istri melepaskan bra ketika hendak tidur.(tanpa otak ngeres..hehe) karena takut mempengaruhi kualitas ASI.
bra????
ReplyDeletesaya sering liat di jemuran tuh...
hahahahaha
nanti banyak mata-mata fitnah memerhatikan keindahannya
ReplyDeleteJudul yang berani tuch, bikin penasaran. Kali2 ada yg ngagetin.
ReplyDeletewah sori mbak g tau deh klu soal gtuan!
ReplyDelete:D
ReplyDeletehehehehhe
....
untung saya gak pake bra ...
tahu gak mba? kalo 'sumuk' kebanyakan cewek gitu semua kan?
ReplyDeleteHai cowo-cowo
ReplyDeletejaga matanya ya..
he..he
Jangankan di rumah mbak,..... dipantai banyak koq......
ReplyDeletembae, yang tv1 kemarin maaf ya, gak bisa aku posting, cuap-cuap pembela mano dan lawan tandingnya sungguh sensitif, ntar bisa kaya mba PRITA, atut
ReplyDeletekalau orang jawa bilang " no bra is ISIS...."
ReplyDeleteYaa benar pasti isis.... yaa...
ReplyDeletelelaki tidak bisa merasakan tapi bisa membayangkan panas dan gerah X ya..he..he..
ReplyDeletewah kalau nggak ada siapa-siapa masak berdosa?? kan tidak merugikan siapapun..kenapa mesti takut kelak di hari nanti?? kalau emang itu nyaman dan nggak menggangu siapapun, ya mending di jalanin saja. menurut aku sih.. hehe..
ReplyDelete@all, terimakasih komentarnya. No bra ya isis tentu. Boleh-boleh saja, asalkan di rumah sendiri, dengan suami sendiri, dan gak toples banget (masih pake baju). Jadi gak malu sama malaikat seperti kata mas Icang. Tapi menurut saya lho. Kisah di atas kan tentang perempuan itu.
ReplyDeleteAntara Budaya, Trend dan Kesehatan. Wah kalau ketiganya membaur menjadi satu sudut pandang yang menarik tuch Bu.
ReplyDeleteAda Apa Dengan Bra? Hehehe......
aku baru muncul neh Mbak...tp gak mudeng mau komen apa yaaa.... (sambil garuk2 pala).
ReplyDelete@Yans, siip yans, 3 hal tsb mmg dprtimbangkan. @Mas Yudie, hehe, bingung ya.
ReplyDeleteMau ikutan komen dikit mbak... benar2 ide dan pemilihan kata yang menarik. Aku suka tipe2 penulis seperti itu. So inspiring... thumbs up :D
ReplyDeleteHihihi... saya penganut tanpa bra (klo di rumah tentu saja, haha, klo di luar rumah bisa bikin gara2) dan mmg bagus untuk kesehatan kok..
ReplyDeletekalo di rumah sih gak papa. apalagi kalo di kamar tidur.
ReplyDeletemohon maaf sebelumnya, mungkin karena saya lelaki yg tdk begitu paham tentang prilaku perempuan berbusana. Namun sesekali, bahkan sering saya berpikir ketika menonton tv atau sekedar lewat dijalan, mall beberapa perempuan berbusana sepertinya busana yg digunakan langsung tanpa bra. Nah, karena saya tidak begitu paham hanya sekedar lihat, apa iya....busana tsb memang seperti itu..?
ReplyDeletetapi, itu tak penting..he..he..apalagi di Bali...santai aja...
hmmm saya tidak terlalu perduli dengan bra,yang penting isinya. ha ha hah ha dan saya pengen tau gimana caranya jadi orang beken seperti Ibu ?
ReplyDelete(judul tulisan ini telah menarik saya untuk membaca lebih lanjut)
ReplyDeletebagi perempuan mungkin biasa, tapi bagi lelaki bukanlah hal biasa..(maklum benar-benar kurang paham dengan masalah bra dan isinya :D)
@all, terimakasih komentarnya. Ya bra bagi perempuan, meski kadang mereka no bra, adalah pelengkap busana, memuhi fungsi estetika. Bagi laki-laki, hihi, tentu lebih penting isinya (Itulah anugrah untuk penerus generasi).
ReplyDeletehahaha, emang enak tanpa bra. tanpa beban dan sesak. lebih semriwing.... hihihi
ReplyDeletewaduh agak pusing bacanya mba hehe
ReplyDelete