
Tidak sengaja tadi, barusan saja, saya menyaksikan tayangan "Showbuzz" di salah satu stasiun tv. Salah satunya tentang sebuah film garapan Dedy Mizward "Alangkah Lucunya Negeri Ini". Judul yang serta-merta mengingatkan saya dengan segenap perasaan saya. Perasaan saya yang terdalam dan terkerdil. Betapa Lucunya Negeri My oh My.
Lihat saja, segala hal lucu tampil ke permukaan. Meski kasus menyedihkan sekalipun terasa lucu. Kita mulai dengan kasus berakhiran "i", kasus Antasari dan kasus century. Setelahnya kasus berakhiran "us", Kasus Gayus, Markus. Lalu kasus berakhiran "a", kasus Koja, kasus artis hot maju di pilkada, hehehe, bukan main. Semuanya berebut tampil. Belum selesai satu kasus, kasus yang lain muncul.
Teman saya bilang, santai saja. Toh kita sedang belajar. Belajar demokrasi. Belajar menjadi sebuah negeri yang bangkit. Untuk bangkit, bukankah harus ditebus dengan perjuangan. Semua kejadian dan kasus yang menimpa Negeri My oh My ini, itulah nilai pengorbanan akan perjuangan kita, katanya. He, pengorbanan yang mahal. Saya sempat tidak setuju dengan teori asal teman saya itu. Tapi, setelah saya renungkan lagi, ada benarnya juga. Bagaimana menyikapi semua kasus yang terjadi, itulah pengorbanan kita semua. Supaya pengorbanan itu tidak menimbulkan rasa sakit, ya anggap saja ini pengorbanan yang lucu.
Pelajaran yang sangat mahal harganya. Bila kejadian demi kejadian, kasus demi kasus terus saja tampil tanpa ada penyelesian yang jelas, bukankah artinya kita tidak belajar apa-apa dari kejadian yang kita alami di Negeri My oh My ini......? Harus dianggap "lucu" saja terus supaya tidak kuciwa...? Kita lupakan saja sembari ngupi atau main gitar atau belanja di mall, lalu pulang ke rumah dengan perasaan segar...? Entahlah. Coba saja kita lihat gambar di atas. Mungkin menggambarkan bahwa kelucuan Ngeri My oh My ini bisa membuat seorang gadis menelungkupkan wajahnya. Karena kecewakah..., atau karena malu....? Sekali lagi, entahlah.
Jawabannya berpulang pada diri kita masing-masing. Masing-masing kita punya cara menyikapi hal ini. Paling tidak, mari mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulai dari sekarang. Untuk membantu Negeri My Oh My bangkit, ayo setiap kita bangkit dan benahi diri dengan cara kita masing-masing. Tentu saja para petinggi Negeri My Oh My ini harus lebih dulu bangkit dan sadar. Bagaimana menurut anda.......?
Lihat saja, segala hal lucu tampil ke permukaan. Meski kasus menyedihkan sekalipun terasa lucu. Kita mulai dengan kasus berakhiran "i", kasus Antasari dan kasus century. Setelahnya kasus berakhiran "us", Kasus Gayus, Markus. Lalu kasus berakhiran "a", kasus Koja, kasus artis hot maju di pilkada, hehehe, bukan main. Semuanya berebut tampil. Belum selesai satu kasus, kasus yang lain muncul.
Teman saya bilang, santai saja. Toh kita sedang belajar. Belajar demokrasi. Belajar menjadi sebuah negeri yang bangkit. Untuk bangkit, bukankah harus ditebus dengan perjuangan. Semua kejadian dan kasus yang menimpa Negeri My oh My ini, itulah nilai pengorbanan akan perjuangan kita, katanya. He, pengorbanan yang mahal. Saya sempat tidak setuju dengan teori asal teman saya itu. Tapi, setelah saya renungkan lagi, ada benarnya juga. Bagaimana menyikapi semua kasus yang terjadi, itulah pengorbanan kita semua. Supaya pengorbanan itu tidak menimbulkan rasa sakit, ya anggap saja ini pengorbanan yang lucu.
Pelajaran yang sangat mahal harganya. Bila kejadian demi kejadian, kasus demi kasus terus saja tampil tanpa ada penyelesian yang jelas, bukankah artinya kita tidak belajar apa-apa dari kejadian yang kita alami di Negeri My oh My ini......? Harus dianggap "lucu" saja terus supaya tidak kuciwa...? Kita lupakan saja sembari ngupi atau main gitar atau belanja di mall, lalu pulang ke rumah dengan perasaan segar...? Entahlah. Coba saja kita lihat gambar di atas. Mungkin menggambarkan bahwa kelucuan Ngeri My oh My ini bisa membuat seorang gadis menelungkupkan wajahnya. Karena kecewakah..., atau karena malu....? Sekali lagi, entahlah.
Jawabannya berpulang pada diri kita masing-masing. Masing-masing kita punya cara menyikapi hal ini. Paling tidak, mari mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulai dari sekarang. Untuk membantu Negeri My Oh My bangkit, ayo setiap kita bangkit dan benahi diri dengan cara kita masing-masing. Tentu saja para petinggi Negeri My Oh My ini harus lebih dulu bangkit dan sadar. Bagaimana menurut anda.......?
Kita sedang mencari indonesia. Belajar berdemokrasi, yang seringkali terlihat kekanak-kanakan.
ReplyDeleteSemestinya para petinggi bisa menjadi guru yang mengajarkan hal itu.
Selamat pagi, selamat berhari minggu.....
ReplyDelete@Yans, yep benar sekali sobat. Selamat berhari minggu juga.
ReplyDeletemet siang,,
ReplyDeletenegeriku sayang,negeriku malang..
yups, kita harus banyak belajar dari kesalhan
semestinya..
yg terpenting betulkan diri masing2 dulu..mendo'akan para petinggi mampu menyelesaikan smua permasalahan..
ReplyDeletemeluangkan waktu di sela kesibukan..met weekend mbak..
Hohohohoh... berkunjung lagi setelah beberapa waktu absen....hehehehehe....
ReplyDeleteKayaknya seru neh film...pengen nonton....
semoga ke depannya negeri my oh my nggak lucu lagi... :-)
ReplyDeletesetuju neh, kalo semuanya mulai dari diri sendiri tentu akan maju negara ini, tapi diri sendirinya tentunya menyeluruh ea... hehehe
ReplyDeleteselamat siang....ijin bertamu...
ReplyDelete*intinya harus dimulai dari diri sendiri...
ya nga' mba...
yang jelas, aku belajar dari tulisan ini :).
ReplyDeleteindonesia masih menjadi teka teki haha
Di negeri My oh My... sama seperti di negeriku.. banyak terjadi hal2 yang terasa janggal, aneh dan lucu...
ReplyDeleteAh, lucu memang negeri ini ya...
ReplyDeletesangat lucu malah..
Tapui benar kata si Teman BUnda, barangkali kita memang sedang berkorban, demi kebaikan ke depan. Semoga. Amin...
orang-orang mulai yakin negeri ini sudah 'rusak dalam' segala hal kehidupan.
ReplyDeletetentu butuh pengorbanan yang besar untuk mengembalikan keadaan negeri ini menjadi aman , damai dan sentosa.
mudah2han yang muda2 kita mereka bisa!
@all (Hdsence, Elpa, Vamos Angie, Buwel, A-chen, Wilyo Aisyah, Inuel, Catatan Kecilku, Bahauddin Amyasi, semua) terimakasih komentarnya. Ya mari kita tepiskan kelucuan-kelucuan Negeri My Oh My ini dengan bangkit, menyikapinya secara positif sesuai kemampuan kita dan dengan cara kita masing-masing.
ReplyDelete@Tri, kita selisih di jalan ya. Siiip deh.
ReplyDeleteyup tadi slam juga liat tuh di showbuzz..
ReplyDeletekayanya bagus'jadi penen nonton
Selamat sore menjelang senja.. :)
ReplyDeleteKatanya demokrasi apalagi yang bebas sebebas-bebasnya itu sama seperti membuka kotak Pandora, hehehe... setelah hancur2an masih tetap ada satu hal yang baik, namanya: harapan.
Semoga ah semoga, harapan itu pun tidak mati tergencet ya?
republik pengalihan isu, kata temanku..
ReplyDeletesemua tergantung pemimpinnya mbak :)
ReplyDeletemungkin bener yah, hidup kayak panggung sandiwara, hehehe... :p
ReplyDeleteRonda Malam...
ReplyDeleteMenjaga Negeri ini neg..
menanti perubahan.. dan berusaha menjadi bagian dari perubahan itu.. ke arah yang lebih baik pastinya.. tetep cinta negriku...:)
ReplyDeleteapa kabar bu elly...saya lama ndak berkunjuhng karena lagi sibuk di dunia nyata, mohon maaf nya yah
ReplyDeleteMy oh my indonesia.......why me?ahahaha
ReplyDeleteMalam Mbak ES... :-))
ReplyDeleteberkunjung... :-))
ReplyDeletefilm2 bergenre sosial yang berangkat dari sebuah keprihatinan memang patut diangkat ke permukaan mbak, saya selalu suka film kayak gini, apa adanya, ga melebih2kan...daripada nonton film horor yang justru banyak dibumbui oleh unsur2 pornografi, iihh..
ReplyDeletememang benner mbak... tergantung dari bagaimana kita menyikapinya..
ReplyDeleteSelamat sore.. ada award buat Mbak Elly, moga sudi menerimanya.
memang lucu hidup di tengah negeri dimana tontonan jdi tuntunan, dan tuntunan menjadi tontonan..negeri dagelan...hm...asal jangan kita terbawa arus zaman ..kitalah yang seharusnya menciptakan sejarah itu....salam semangat aja mba..
ReplyDeleteoh.., ini firl yang direview tv one kemarin yah..., produksi deddy mizwar..
ReplyDeletefilm yang sangat inspiratif dan mudah-mudahan dapat menyadarkan petinggi-petinggi negri bahwa indonesia butuh perubahan.
@all (Slamdunk, G, Ivan, Aulawi, Yolliz, Girant_31, Ika, Aditya, Arbiter, Achen, Buwel, Zahra, Stiawan, Deden, Shidiq, semua) terimakasih komentarnya. Ya, semoga kelucuan-kelucuan tsb tidak sekedar kebablasan yang tiada akhir, seperti kotak pandora yang terbuka ya G. Selamat malam sobat semua.
ReplyDelete