Jeda Tengah Hari Tadi
Sepi saja baginya. Padahal suara hiruk-pikuk nyata terdengar. Kosong saja pemandangan baginya. Padahal suasana ramai di sekitarnya. Perempuan lelah menatap hari yang sudah setengah. Tengah hari tiba padanya kawan.
Ya tengah hari tadi saat ia berjeda sejenak. Jeda pada sajak bisu jiwa. Jeda akan segala gelak dan gejolak dunia. Wahai, kau......tak kan bisa tepiskan segala gejolak dunia. Tapi, bahwa "Dia" kau butuhkan untuk kau mengadu dan bergesah, siapa yang sanggup menapikannya...? Tak kan ada. Karenanya, saya hormati masa jedamu kawan, kapan saja kau ingin. Begitulah bisik sang Bunga Ilalang saat menatap seorang perempuan lelah tengah hari tadi.
Maka jangan paksa saya untuk menjelaskan apa, mengapa dan bagaimana. Tak semua hal harus jelas dan lugas seperti minum segelas air atau menyantap semangkuk bakso kawan. Pahami saja bahwa bila seseorang tiba pada lelahnya, maka ia berhak berjeda sejenak. Jeda untuk mencari lagi keseimbangan jiwa dan raga. Ya.....pahami saja, kalau mau. Kalau tidak, ya tidak usah hiraukan. Begitulah bisik sang bunga Ilalang lagi. He, rupanya dia masih saja begitu. Tiba-tiba, flash....., ia menghilang. Ia ditelan hari. Angin Selatan menerbangkannya.
Ya tengah hari tadi saat ia berjeda sejenak. Jeda pada sajak bisu jiwa. Jeda akan segala gelak dan gejolak dunia. Wahai, kau......tak kan bisa tepiskan segala gejolak dunia. Tapi, bahwa "Dia" kau butuhkan untuk kau mengadu dan bergesah, siapa yang sanggup menapikannya...? Tak kan ada. Karenanya, saya hormati masa jedamu kawan, kapan saja kau ingin. Begitulah bisik sang Bunga Ilalang saat menatap seorang perempuan lelah tengah hari tadi.
Maka jangan paksa saya untuk menjelaskan apa, mengapa dan bagaimana. Tak semua hal harus jelas dan lugas seperti minum segelas air atau menyantap semangkuk bakso kawan. Pahami saja bahwa bila seseorang tiba pada lelahnya, maka ia berhak berjeda sejenak. Jeda untuk mencari lagi keseimbangan jiwa dan raga. Ya.....pahami saja, kalau mau. Kalau tidak, ya tidak usah hiraukan. Begitulah bisik sang bunga Ilalang lagi. He, rupanya dia masih saja begitu. Tiba-tiba, flash....., ia menghilang. Ia ditelan hari. Angin Selatan menerbangkannya.
ketiduran ya bunda hihihi.. iya pa ngga ya :D
ReplyDeletesetuju mba,...
ReplyDeletesaat lelah,kita membutuhkan jeda...sejenak,mengistirahatkan hati.
kadang kita ingin dibiarkan sendiri..atau sekedar di pahami dan dimengerti...
nice poem mba,selalu....
lelah ya mba..penyampaian yang indah..
ReplyDeleteistirahatlah..semoga fresh ketika bangun :)
ReplyDeletemet istirahat mbak... saya mampir setelah reda dari jeda panjang...
ReplyDeletekalau m0u tidur baca doa dulu
ReplyDeleteYa, bunda. Berjeda sejenak bisa membuat kita mengambil nafas banyak kan?
ReplyDeleteIstirahat sangat diperlukan! Jaga kesehatan!
ReplyDeleteIstirahat, semoga menjadi jeda untuk berehat...
ReplyDeleteTidak mbak..., aku tak berani memaksa mbak Elly utk menjelaskan padaku kok.. ^_^
ReplyDeletejeda sejenak mengumpulkan energi untuk menegrjakan satu pekerjaan besar, i like that!
ReplyDeletedalam jeda pun masih bisa berkarya :)
ReplyDeleteberhenti sejenak; sebuah refleksi atas totalitas diri...
ReplyDeletesetuju banget, Bunda...
Setiap kesini selalu tersajikan menu lezat berkualitas yg tidak bisa begitu saja saya lewatkan Ibu. Terima kasih..
ReplyDeleteRehat sejenak Bu, agar jeda tidak membuat tinta ilalang mengering terhembus angin.
istirahat yang paling murah ya tidur..
ReplyDeleteasal jangan mimpi buruk di siang bolong aja
hehehehe
@all, terimakasih komentarnya. Ya, begitulah jeda saat Ishoma kemarin siang. Selamat sore semua.
ReplyDelete