Terbanglah Rasa
Terbanglah rasaku. Mengapung di awan biru. Menggulung di lamun ombak yang juga biru. Terbang diantara para capung dan burung. Begitulah desahan seseorang yang terbaring memandang langit yang menggantung dan seperti menunggu.
Ia tergugu. Ketika itulah sebait doa terlepaskan "Terjadilah kepadaku apa yang menjadi rencanaMu....". Suaranya lirih, bisikan yang nyaris tak terdengar. Suasanapun hening seketika. Apakah pertanda langit memberikan restunya...? Entahlah
Dia terbaring lagi. Terbaring sambil melepaskan rasa, katanya. Rasa lelah. Rasa jengah. Dan rasa ber"asa". Ya asa, harapan. Semuanya dilepaskan. Dilepaskannya dengan segenap rasa pasrah dan segenap kelegaan. Kelegaan yang menghangatkan jiwa, katanya.
Maka, seperti biasa, tentu saja saya tak ingin mengganggunya. Saya biarkan ia menerbangkan rasanya dengan lega. Semoga kelegaan itu berarti sebuah kepasarahan. Juga keyakinan atas rencana baikNya. Bukankah apa yang terjadi pada siapa saja adalah hal yang terbaik untuknya menurut Dia Sang Maha. Semoga. Inilah harapan saya sang Bunga Ilalang padanya (dia yang sedang terbaring ini). Harapan yang sangat biasa saja kawan.
Ia tergugu. Ketika itulah sebait doa terlepaskan "Terjadilah kepadaku apa yang menjadi rencanaMu....". Suaranya lirih, bisikan yang nyaris tak terdengar. Suasanapun hening seketika. Apakah pertanda langit memberikan restunya...? Entahlah
Dia terbaring lagi. Terbaring sambil melepaskan rasa, katanya. Rasa lelah. Rasa jengah. Dan rasa ber"asa". Ya asa, harapan. Semuanya dilepaskan. Dilepaskannya dengan segenap rasa pasrah dan segenap kelegaan. Kelegaan yang menghangatkan jiwa, katanya.
Maka, seperti biasa, tentu saja saya tak ingin mengganggunya. Saya biarkan ia menerbangkan rasanya dengan lega. Semoga kelegaan itu berarti sebuah kepasarahan. Juga keyakinan atas rencana baikNya. Bukankah apa yang terjadi pada siapa saja adalah hal yang terbaik untuknya menurut Dia Sang Maha. Semoga. Inilah harapan saya sang Bunga Ilalang padanya (dia yang sedang terbaring ini). Harapan yang sangat biasa saja kawan.
harapan yg biasa tapi begitu nyata,...
ReplyDeleteselamat malam mba ^^
mungkin dia kelelahan lalu ingin mengistirahatkan penatnya,jiwanya,rasanya....
pertamaxxx di rumah favorite ku ??
ReplyDeletehemmm,... senangnya....
Aku berharap dapat melakukan hal yang sama, melepas semua kepenatan berganti kepasrahan dan kelegaan. malam mba
ReplyDeletedan aku, tak perlu mempertanyakan, siapakah, dia? :)
ReplyDeletehohoho...semangat!!!
ReplyDeletesalam,
tfd
Lepaskankah..
ReplyDeletebersyukur atas segala apa yang kita adapat hari ini,,
ReplyDelete@SeNja, ya sepertinya begitu sobat. Hm, bisa aja
ReplyDelete@Linda Tan, semoga sobat
@Anazkia, hehe
@Tour,Food and Health, semangat
@Ivan, tentu saja van. Sembari ngupi
@Trimatra, ya sobat selalu penuh syukur.
Harapan yang biasa saja itulah yang mampu memuwujudkan kita menjadi harapan besar
ReplyDeleteRasa apa yg ingin aku terbangkan hari ini ya..?
ReplyDeleteRasa ber-asa...
ReplyDeleteindah banget diksinya,Bunda!
ya, harapanlah yang membuat kita tegak berdiri menyongsong masa depan...
terbanglah.. kalau sudah lelah istirahatlah
ReplyDeleteselamat melepaskan rasa
ReplyDeletesemua berjiwa pasti memerlukannya
:)
selamat sore bu
apa khabar?
@all (Itik Bli, Catatan Kecilku, Bahauddin Amyasi, Nietha, Lyna, semua) terimkasih komentarnya. Menerbangkan rasa, bila dilakukan dengan kepasrahan setelah berusaha, paling enak lho. Itu hal paling logis yang bisa dilakukan untuk menghindari hidup tegang dan stress, katanya. Coba saja.
ReplyDeletemet sore sahabat,,,
ReplyDeleterasa memiliki asa, dan asa adalah harapan,
suka..
maka biarkanlah rasa itu terbang sesukanya, hingga ditemui sebuah asa,,,
o yaaa, makasih buat awardna bu, disimpen dulu ya,,
BTW, boleh tukeran link ga,,,
langit dah pasang,, kalo berkenan simpan langitsenja juga..thxs
@Hdsence, ok mari sobat
ReplyDelete@Ayas, ini tentang pasrah padaNya setelah berusaha Yas. Beda tingkatannya dengan ikhlas,hehe.
terbangnya jangan jauh2 ya. hehee
ReplyDelete