Sore Yang Menitik

Bayangkan kau sedang berlari, ritmik. Menembus hujan rintik. Sore yang menitik. Di titik yang lain, mungkin  seseorang juga sedang berjalan, entah ritmik atau tak ritmik. Kukira itu aku, dik..

Ya kau dan aku sedang berjalan di sore yang menitik. Pada titik yang yang tak bertemu di satu titik. Tapi sore yang menitik dan rintik itu pernah jadi milik kita yang ritmik. Simpang tiga jalan dengan salah satu rumah di sudut menyembulkan bunga rosela yang memutik. Masihkah kau ingat, dik ?

Kukira tidak. Sebab rumah di sudut itu telah menganti rosela dengan eucaliptus. Dan kau lupa jalan memutar arah ke sudut itu, dik.

Pohon eucaliptus tergugu. Secarik kertas terbang dan hinggap di dahannya. Entah tulisan siapa.

Comments

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.