Puisiku Hilang Semalam
Aku menghirup aroma secangkir kopi hingga jadi puisi. Di kamarnya, dia sedang meraut tetes air mata menjadi kisah liris. Di tempatmu, entah dimana, kau sedang terkulai oleh malam yang menelikungmu.
Maka percayakah kau, puisiku adalah kisahnya pada malammu yang terkulai ? Ya, mungkin saja. Sebab di langit pikiran dan perasaan kita sering berkumpul dan saling bersendagurau.
Maka percayakah kau, puisiku adalah kisahnya pada malammu yang terkulai ? Ya, mungkin saja. Sebab di langit pikiran dan perasaan kita sering berkumpul dan saling bersendagurau.
Ketika pagi tiba, kusadari puisiku tak ada. Kukira ia telah kugantungkan dalam lemari. Kucari lagi, tetap tak ada. Rupanya ia pergi dibawa angin semalam sebelum sempat kusimpan dalam sakuku. Sudahlah, kutuliskan saja sisa-sisa aromanya. Semoga ia tak kehilangan kisah lirisnya. Dan kau, hei, bangunlah kawan. Salam.
yah sayang banget nh mbak, aroma kopi nya belum bisa ikut ngerasain. Hehe.
ReplyDeleteAyo pada bangun.
selamat siang *sambilkriyipkriyip
ReplyDeleteTak kusadari aku juga sering kehilangan puisi, itulah kalau tidak segera di real kan! Salam!
ReplyDeleteok juga,,,
ReplyDeleteterus bagaimana kelanjutan nya?
jgn lupa backlink balik ya