Tak Seorangpun, Hanya Kau


Malam yang makin meninggi. Lampu yang telah dipadamkan. Di kegelapan seseorang menerawang. Cahaya bulan di tingkap angin sinari wajahnya seperti membawanya ke sebuah tempat maha luas. Jiwanya basah. Kedua sudut matanya basah, entah kenapa. Tapi itu bukan kesedihan. Itu sebuah kelegaan yang menyeruak. Sebuah rasa tiba-tiba muncul begitu saja diantara penat dan lelah di ujung malam,

"Tak seorangpun, hanya kau....." desisnya tertahan di tenggorokan.

Ya, adakah yang mampu menolak rasa itu bila ia tiba...? Tak ada. Sebab Ialah Sang Maha, sebuah kekuatan yang tak seorangpun bisa menampiknya.


Gambar diambil dari sini

Comments

  1. dihadapanNya kita bak debu dan asap yang melayang

    Tak ada artinya

    ReplyDelete
  2. tahajjud. indahnya..... :')

    sunnah yang jarang terjamah...

    ReplyDelete
  3. Wah.., indah banget mbak. Saat seseorang menyadari benar keberadaannya dan kebutuhannya, rasa syukur itulah muaranya.

    BTW, semoga aku tak salah menafsirkannya.
    Apa kabar mbak Elly..? Duh, kangen banget aku mampir kesini.

    ReplyDelete
  4. @all (Richa, Agenda Ibu RT, De Asmara, Catatan Kecilku, KesehaRian Ra-koen, semua) terimakasih komentarnya. Ya, begitulah bia Ia tiba di jiwa kita. Selamat Hari Ibu.

    ReplyDelete
  5. Duh maaf Bunda, saya terlalu lama semedi sampai terlewat mampir kesini...
    Selamat Hari Ibu...

    Salam hangat & sehat selalu...

    ReplyDelete
  6. Selamat Hari Ibu...maaf telat ngucapinnya :D

    ReplyDelete
  7. Sungguh aku meminta, memohon kepada Mu
    mohon untuk tak sekalipun meninggalkan aku
    Sungguh aku meminta, mememohoh kepada Mu
    mohon untuk tak sekalipun melupakan aku

    ReplyDelete
  8. rasa seperti apa itu mbak? btw selamat hari ibu :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.