Malam yang makin meninggi. Lampu yang telah dipadamkan. Di kegelapan seseorang menerawang. Cahaya bulan di tingkap angin sinari wajahnya seperti membawanya ke sebuah tempat maha luas. Jiwanya basah. Kedua sudut matanya basah, entah kenapa. Tapi itu bukan kesedihan. Itu sebuah kelegaan yang menyeruak. Sebuah rasa tiba-tiba muncul begitu saja diantara penat dan lelah di ujung malam,
"Tak seorangpun, hanya kau....." desisnya tertahan di tenggorokan.
Ya, adakah yang mampu menolak rasa itu bila ia tiba...? Tak ada. Sebab Ialah Sang Maha, sebuah kekuatan yang tak seorangpun bisa menampiknya.
Gambar diambil dari sini
Ya, adakah yang mampu menolak rasa itu bila ia tiba...? Tak ada. Sebab Ialah Sang Maha, sebuah kekuatan yang tak seorangpun bisa menampiknya.
Gambar diambil dari sini
sooo truee
ReplyDeletedihadapanNya kita bak debu dan asap yang melayang
ReplyDeleteTak ada artinya
tahajjud. indahnya..... :')
ReplyDeletesunnah yang jarang terjamah...
Wah.., indah banget mbak. Saat seseorang menyadari benar keberadaannya dan kebutuhannya, rasa syukur itulah muaranya.
ReplyDeleteBTW, semoga aku tak salah menafsirkannya.
Apa kabar mbak Elly..? Duh, kangen banget aku mampir kesini.
selamat hari ibu :)
ReplyDelete@all (Richa, Agenda Ibu RT, De Asmara, Catatan Kecilku, KesehaRian Ra-koen, semua) terimakasih komentarnya. Ya, begitulah bia Ia tiba di jiwa kita. Selamat Hari Ibu.
ReplyDeleteDuh maaf Bunda, saya terlalu lama semedi sampai terlewat mampir kesini...
ReplyDeleteSelamat Hari Ibu...
Salam hangat & sehat selalu...
apakah ini mengenai kematian?
ReplyDeleteartikel yang bagus
ReplyDeleteSelamat Hari Ibu...maaf telat ngucapinnya :D
ReplyDeleteSungguh aku meminta, memohon kepada Mu
ReplyDeletemohon untuk tak sekalipun meninggalkan aku
Sungguh aku meminta, mememohoh kepada Mu
mohon untuk tak sekalipun melupakan aku
rasa seperti apa itu mbak? btw selamat hari ibu :)
ReplyDelete