Berapa Mei Yang kau Minta ?

"Berapa Mei yang kau minta ?" sebuah suara tiba-tiba muncul di telinganya. Tak jelas suara siapa dan suara apa. Sepenuhnya mengambang. Dan sepertinya diapun tak begitu bersemangat untuk menjawab. Dia terlihat asyik menatap gambar di hadapannya.

"Berapa Mei yang kau minta ?" suara itu muncul lagi. Sekali ini dia memberi perhatian pada suara itu. Kepalanya terangkat. Pandangannya beralih dari gambar yang tadi sedang ditatapnya. Dia memejamkan mata sambil memikirkan jawabannya.

"Mei apakah yang saya minta...?, dia balik bertanya. Tentu saja cuma pertanyaan gumaman pada dirinya sendiri.
"Saya tak pernah meminta Mei. Tak pernah menanti Mei. Hanya dia selalu datang menghampiri sebagaimana bulan-bulan lain", jawabnya sekenanya. Pertanyaan tadi aneh, baginya.. Dan, he, jawabannyapun sama anehnya. Dia terkekeh sendiri sambil menghirup kopi sore yang mulai dingin. Mungkin sang Mei memintanya untuk sedikit merenung.

Ya, mau tak mau diapun mulai merenungkan jawaban pertanyaan (berapa Mei yang kau minta?) tadi. Ya.., pertanyaan tak terduga yang tiba di hari ke-5 bulan Mei ini. Maafkanlah saya bila tak hirau padamu wahai Mei, desahnya sembari meletakkan cangkir kopinya. Sepanjang hidupnya tidak ada moment penting yang terjadi di bulan Mei. Dia lahir bulan November (Bejonya lahir bulan Februari). Menikah bulan November. Peristiwa lain...? Entahlah. Bila sampai detik ini dia tak menanti Mei, artinya memang tidak ada peristiwa berkesan terjadi di bulan Mei. Sekali lagi entahlah.

He, sudahlah. Mungkin suara itu hanya mengingatkan bahwa Mei, sebagaimana bulan-bulan lain, harus juga disambut dengan penuh sukacita. Bukankah waktu terus berjalan. Bukankah kita tidak tau berapa Mei lagi yang akan kita nikmati. Mungkin seperti itu. Mungkin juga ini pertanda bahwa akan ada banyak peristiwa indah terjadi di bulan Mei. Semoga. Anggap saja seperti itu, sederhana kan.

Jadi...., saya menerima berapapun Mei yang diberiNya untuk saya. Berapapun, semoga itu barokah buat saya. Barokah buat semua. Itulah jawabannya untuk pertanyaan (berapa Mei yang kau minta ?) tadi. Selamat datang Mei. Lebih baik terlambat daripada tidak (menyambutmu) kan. Selamat malam semua.

Comments

  1. waw... keren juga, pasti lagi ngobrol ama Om
    bunda selalu bisa deh bikin percakapan seperti ini, aminnnnn.. semoga barokah selalu ada untuk kita semua, :P

    ReplyDelete
  2. Dialog imajinatif yang hmmmmm....mendamparkanku pada kenangan Mei.

    ReplyDelete
  3. selamat pagi mba,...selamat datang mei meskipun juga terlambat ^^

    semoga,...mei,juni,july....dan bulan-bulan selanjutnya selalu menjadi berkah bagi kita semua,amien.

    ReplyDelete
  4. assalamualaikum..
    hai mbak, sy datang di bulan Mei nih..
    salam

    ReplyDelete
  5. @all (Nyunz, Ivan, SeNja, Neng Rara, semua) terimakasih komentarnya. Ya ada banyak peristiwa penting di bulan Mei. Cuma kalau peristiwa yang punya kenangan pribadi, mungkin tidak bagi tokoh di atas. Bagaimanapun, Mei, sebagaimana bulan-bulan lain selalu menghampiri dan selalu dilalui. Tidak akan ada Juni, dst bila tidak ada Mei, ya kan SeNja. Apapun itu, semoga barokah.

    ReplyDelete
  6. Meski tak diharapkan Mei selalu hadir menggenapi satu tahun mbak..

    ReplyDelete
  7. Mei = masa = waktu
    gunakanlah 'Mei' kali ini dengan sebaik-baiknya, karena bisa jadi ini 'Mei' yang terakhir.

    ReplyDelete
  8. Baca judulnya..semula saya menyangka bulan mei memang banyak hal yang berkesan untuk bunda, tapi ternyata tidak. Tapi saya berharap bulan mei ini bunda Elly banyak mendapatkan hal2 yang berkesan dan menyenangkan....

    ReplyDelete
  9. Tanpa diminta Mei akan tetap datang, semoga kita bisa menyambutnya dengan keceriaan...

    ReplyDelete
  10. @Itik Bali, betul Tik
    @Abi Sabila, terimaksih, nasehat yang mantap
    @Noor, Amin. Terimakasih. Anda juga ya
    @Setiawan, betul bang. Amin.

    ReplyDelete
  11. di blog buwel ada label 7 mei nya, dan dulu sellau berarti, sekarang luntur... :-(

    ReplyDelete
  12. duh, buwel.... sedih mulu... hahahaha

    ReplyDelete
  13. @Buwel sekaligus A-chen, lho kenapa luntur....?

    ReplyDelete
  14. kalo april, pas mbak jatuh cinta yah? hehehehe..

    ReplyDelete
  15. Mey be yes mey be no
    Wis pokoknya begitu
    Hitungan hari hitungan bulan hitungan tahun adalah sarana bagi kita untuk dapat menghisab diri kita

    Hari senin pertma bulan mei saya terlambat sampai kanttor padahal saya dari rumah jaaam 8 malam (kereta argo dwipangga jogja jkt terlambat biasaanya sampai gambir jam 5 pagi, ini saampai jatinegra jam 7.10)

    makasih sudah mampir, saya udah lama nggak bw krn ada kendala teknis

    ReplyDelete
  16. aku kembali di bulan mei mba..
    miss u so much..

    ReplyDelete
  17. met malem bunda, kayaknya tadi ada postingan baru :D.. tapi kok ngga ada ya ?

    ReplyDelete
  18. @all (Anazkia, Mas Sugeng, Ajie, Syifa, semua) terimakasih komentarnya. Hm, mei jadi tambah indah dan lengkap dengan kemunculan kembali mba Syifa. Anazkia, hahahaha, ups, no commments.

    ReplyDelete
  19. @Inyunz, salah pencet tadi. Mau pencet save, eh terpencet posting. Renncannaya mau dikirim ke Komunitas Blogger Palembang Bicara. Jadi, saya delete.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.