Catatan Langit Tentang Jika dan Maka


Jika awan menutup matahari, maka mendung tiba
jika awan mendungkan langit, maka hujanpun tiba
Jika awan tibakan hujan, maka resah atau suka cita tiba
Jika itu resah atau sukacita tiba, maka salahkah awan ....!?

Jika resah atau sukacita tiba, maka segala kisah bisa tercipta
Jika kisah dengan segala asa tercipta, maka ramai jagad
Jika ramai jagad menghentakkamu, maka nikmatilah
Jika menikmatinya berbeda, maka jangan salahkan sesiapa

Carilah indahnya selagi rinainya bisa kau pandang.

Note : Sebuah catatan Langit pada gelisah dan sukacita yang tiba di musim penghujan ini.

Gambar diambil dari sini

Comments

  1. kita memang harus mensyukuri apa yang ada, agar indah selalu terasa :)

    ReplyDelete
  2. Carilah indahnya selagi rinainya bisa kau pandang.


    "luv this, mbak..."

    ReplyDelete
  3. Mbak, bingung mo komentarnya...
    Idem ma yang diatas mbak, "Carilah indahnya, selagi rinainya bisa kau pandang"

    ReplyDelete
  4. Nice poem ...
    Mari nikmati dan syukuri segala yang ada...
    Apapun itu .

    Jadi ingat ini ...

    Tanah terhampar

    Hujan menyiram

    Batang menjulang

    Dedaun merimbun

    Mentari merekah

    Angin mengelus

    Dedaun gugur

    Tanah memeluk

    ReplyDelete
  5. Apapun yang terjadi kalau pak Munir bilang selalu " Berpikir Positif "...

    ReplyDelete
  6. Jika sejuk maka takluk, jiwa pun tertunduk.

    ReplyDelete
  7. sebuah catatan yang indah mbak... bagaimanapun segala sesuatu mengandung dua kutub yang saling bertentangan... tinggal bagaimana kita memaknainya...

    ReplyDelete
  8. "Carilah indahnya selagi rinainya bisa kau pandang"...pemaknaan-langit, hujan, asa, dan apapun-yg mantap!

    ReplyDelete
  9. hujan adalah berkah bagi kehidupan tak peduli akan terjadi banjir ataupun bencana. sebab bukan hujan yang menyebabkan bencana, namun kesalahn kita manusia hingga berkahnya hujan berubah jadi bencana.

    ReplyDelete
  10. @all (Aulawi, Seiri, Anazkia, Kabasaran, Noor, AG Tjahyadi, Insanitis, Fi, semua) terimakasih atas komentarnya. Dan langitpun tersenyum membaca komentar mantap ini. Mari temukan indahnya selagi rinainya masih bisa kita pandang. Selamat siang, selamat beraktivitas.

    ReplyDelete
  11. @Ivan, mantap. He, yang sedang sibuk futu. Ayo pandangi rinainya dengan sedikit sisa masa lajangmu, hihi.

    ReplyDelete
  12. Waow, keren Bund, puisi yang indah :), ajarin aku :D

    ReplyDelete
  13. Apakah setiap jika harus ada maka mbak, haduh.. kok malah nanya yak... heheheh

    ReplyDelete
  14. @Buwel, justru itu, kenapa kita harus tanya "Apa, kenapa"...? Bukankah itu menanyakan sebab (causalitas, jika maka juga, hehehe.

    ReplyDelete
  15. Salam sobat, datang mempererat silaturahmi... maaf baru mampir lagi... kesehatan memburuk baru membaik... Semoga selalu dalam kebahagiaan...

    Ninneta

    ReplyDelete
  16. wah, apakah itu gelisah dan sukacita? beritakah?

    ReplyDelete
  17. Sesudah hujan, terasa betul indahnya hari.

    ReplyDelete
  18. Jika awan enggan dihalau oleh angin, maka hujan akan senantiasa mencurahkan butirannya.
    makanya saya mampir berteduh sore ini sambil menikmati kopi panas, dengan senantiasa berharap akan bisikan sang angin selatan tentang kecerahan esok hari.

    ReplyDelete
  19. yang pasti, bagiku hujan adalah anugrah..
    aku suka hujan :)

    ReplyDelete
  20. saya suka puisi ini ...
    (mampir di sela kesibukan)

    ReplyDelete
  21. Ya mbak, aku akan coba memandang indahnya dari rinai hujan...

    ReplyDelete
  22. Cari indahnya selagi rinainya bisa kau pandang. Perkataan yang membuat hati saya jadi sejuk.. Thanks atas pencerahan ini mbak

    ReplyDelete
  23. ...Jika hujan turun maka basahlah,jika basah maka tumbuhlah..Jika tumbuh maka mekarlah,jika mekar maka indahlah,jika indah maka kagumlah,jika kagum siapa sejatinya yg harus dikagumi?...Nice post mba

    ReplyDelete
  24. semua benda idup perlukan air...termasuk si jahat ;-)

    ReplyDelete
  25. @all (Nienneta, Sang Cerpenis, Hendriawanz, Stiawan Dirgantara, Syifa, Annie, Reni, Laks.Embun, Deden. Paksu, semua) terimakasih komentarnya. Yah...memandang kita mempertanyakan jika dan maka, apapun, langit tetap tersenyum.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.