Pagi Yang Semarak Dengan Kamboja Jepang dan Kumis Kucing



Pagi tadi, setelah sibuk berkutat dengan sebakul cucian dan segala tetek-bengek urusan sarapan pagi, saya melangkahkan kaki ke halaman depan rumah. Yah, apalagi kalau tidak menengok taman mungil saya. Rasanya, fresh.....sekali, swear deh. Betapa flora sederhana ini saja telah mampu menyemarakkan pagi. Ya, pagi yang semarak dengan Kamboja Jepang (Adenium) dan si Kumis Kucing.

Perhatikan kedua flora di atas. Tanaman yang pertama, Kumis kucing, sederhana sekali, tidak begitu semarak. Tapi ia begitu percaya diri, dan agak cuek ya, hehe. Saya suka kesederhanaan dan kecuekannya. Tanaman kedua, Kamboja Jepang, hm...begitu semarak. Warnanya indah merona, cerah menyegarkan pokoknya. Saya suka juga kesemarakkan dan keindahan yang diberikan si kamboja Jepang. Ia indah, tapi tidak terlihat sombong seperti tanaman Legendaris Narsiscus yang cuma berani tumbuh di dekat kolam, memandang keindahnnya dirinya sendiri di air kolam. Ia juga tidak banyak menuntut, cukup diletakkan di tempat cerah bersinar matahari dan sedikit disiram, maka iapun akan memberi kesemarakan dan keindahannya. Sederhana bukan.

Begitulah kesemarakan nan sederhana yang saya lihat pagi ini di taman mungil saya. Saya sempat merenung sedikit tadi. Pada setiap penciptaan mahluk tentu ada hikmah didalamnya. Setiap mahluk memiliki tugas dan fungsi di dunia ini. Ya....saya kira semua mahluk mempunyai visi dan misinya sendiri meski tak kita sadari. Tidak ketinggalan kedua flora sederhana tadi. Visi keduanya, mungkin memberi kesemarakkan dan manfaatan bagi alam ini. Bagi si Kamboja Jepang visinya dicapai dengan cara (misi) memberi keindahannya kepada manusia. Sedangkan bagi si Kumis Kucing misinya adalah memberi manfaat sebagai obat untuk manusia .

Demikianlah pagi saya yang semarak dengan Kamboja Jepang dan Kumis Kucing ini. Silahkan direnungkan kalau anda mau. Selamat pagi semua. He, saya mau melanjutkan weekend saya dulu dengan keluarga. Have a nice weekend (too) to all of you.

Comments

  1. o..itu namanya kamboja jepang ya, mbak. saya pernah lihat tanaman itu di rumah alm. nenek saya. wkt kecil suka banget tuh main masak2an pake kembang kamboja jepang sbg sayurnya. dipetik terus buat dijadikan sayuran gitu.

    warnanya memang semarak dan cepat berkembang ya.

    kalo daun kumis kucing baru tahu nih bentuknya spt ini. memang sederhana tapi indah ya bentuknya. Tapi, kenapa namanya kumis kucing ya? apakah terlihat spt kumisnya kucing?

    ReplyDelete
  2. Keindahan seringkali hadir dari kesederhanaan...

    ReplyDelete
  3. Adenium,..... aku paling suka, dirumah saya punya satu pot dengan empat macam warna.

    Kumis kucing,... emang benner sih mirip.

    keindahan dan manfaat yang tercipta dari keduanya.

    met weekend mbak.

    ReplyDelete
  4. Wah...enak banget sepertinya..keluar rumah lihat bunga2 bermekaran.., sayang..kamboja Jepang yang ada di rumah dah mati..hicks..hicks..

    ReplyDelete
  5. musim panas begini memang membuat kembang kamboja semakin semarak...

    ReplyDelete
  6. yang kumis kuching tuh sama nggak ya sama punya-nya si kucing dududz ???
    hehehehe

    ReplyDelete
  7. Semarak, indah, manfaat...whaw.. *aku jadi ikut terkagum-kagum*

    ReplyDelete
  8. Saya juga suka bunga kamboja jepang kebtlan di rmh jg ada, tp yg sy kagumi adalah mbak soul krn selalu memberi inspirasi pd pembaca blognya. Selamat hr ry idul fitri mohon maaf lahir dan batin.

    ReplyDelete
  9. kumis kucing bisa juga dgunakan sebagai obat..sangat bermanfaat bgt.*merenung*

    ReplyDelete
  10. Sapa mlm aj. . . .
    minal aizin wal faizin yo mb nyusul, mhon mf lhr btin..kali ni aq yg nyusul yo mb,hehehe

    ReplyDelete
  11. Sapa mlm aj. . . .
    minal aizin wal faizin yo mb nyusul, mhon mf lhr btin..kali ni aq yg nyusul yo mb,hehehe

    ReplyDelete
  12. Assalamualaikum mba ...kangen nih ,hehe. baru pulang dari mudik ..lumayan capek ,acara padat sekali..jadi baru bisa mampir..

    ReplyDelete
  13. menyempatkan diri untuk mampir
    ditengah2 terik matahari mbak elly :)

    ReplyDelete
  14. Hehehe... bingung mau ngomong apa, terpesona dengan bunga kambojanya

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.