Angin Datang Bawa Cinta Centhini



Seorang lelaki duduk menelikung sendiri di sebuah kamar. Datang angin dari balik tingkap di ketinggian tembok kamar itu. Tiba-tiba sapuan angin melembutkan jiwa, setelah ia melembutkan otot rahang si lelaki yang sedang resah sendiri. Malam itu sunyi sepi.

Entah dari pintu, jendela atau bahkan tingkap tadi seorang perempuan yang dikenali lelaki itu sebagai Centini tiba-tiba masuk ke kamar itu. Centhini, ya Centhini. Ia datang menemani si lelaki nan sendiri di sunyi sepi kamar itu. Centini tersenyum lembut, nyaris seperti tidak tersenyum. Centhini mendekat taburkan aroma cinta kekasih. Centhini mengusap wajah si lelaki sambil memandangnya dengan pandangan penuh, dalam dan teduh.

Lelaki itu terkesima, ia bersuka cita, ia terlihat begitu berbahagia, ia mabuk Centhini. Beberapa puluh detik setelah ia larut dalam suasana bahagia bersama Centini, iapun tersadar bahwa tidak ada perempuan bernama Centhini bersamanya. Sedari tadi ia cuma sendiri di kamar itu. Di tangannya sebuah sobekan kertas (dari buku lama) berjudul "Kekasih, (Dari Serat Centhini)" terpegang erat.

Sayup-sayup ingatan si lelaki kembali mengapung pada beberapa penggalan kata yang dibacanya dari sobekan kertas itu,

Kekasihku
Tahukah siapa dirimu yang sesungguhnya
Kenalilah dirimu maka engkau akan mengenal Tuhanmu
Jangan engkau resah atas ujian hidupmu
karejna ia yan tidak mengenal ujian di dunia nyata ini
tidak akan mmengenal ke AkbaranNya
Maka bacalah rahasiaNya di dalam dirimu sendiri
sebab kamulah wujudNya yang cemerlang
dalam dirimulah bersembunyi kisahNya
Palingkanlah wajahmu ke dunia yang tampak
karena Dunia ini adalah wajahNya

Kekasihku
Di jalan ada perjumpaan dan sua kembali
Tetapi kita berjalan sendiri-sendiri
Kubawa ragaku menempuh kemegahan Suluk
dan kamulah tembang raras Suluk itu
Kau mengira aku pergi, padahal aku mengembara dalam dirimu
Melalui dirimu dan cintamu
kumengenal diriku, kumengenal Tuhan
Kini kusiap memalingkan wajah ke dunia yang tampak

Kekasihku
Hening adalah guru yang menarik diri beserta kitabnya
karena, meski dia yang memulai tembangnya
engkau sendirilah yang harus menyelesaikannya
Tanpa guru tanpa kitab
Inilah perjalanan menuju hakikat
"manusia tidur dan ketika mati, Ia malah bangun"
dan belahan jiwa menyambutnya
menuju perjalanan baru
menuju titah Sang Maha Semesta
Sang Maha Katresnan..........


Begitulah Centini dalam benak lelaki itu. Dalam jiwanya Centhini mengajarkan kelembutan, kebijaksanaan juga keagungan jiwa, bukan kejalangan seperti kata sebagian orang. Kata-kata dari serat Centhini itu begitu menohoknya. Dan....lelaki itupun menangis dalam gelap.


Palembang, 6 Agustus 2009 (Untuk suamiku tercinta).

Comments

  1. Assalamualaikum, bunda. Test dulu he he..

    ReplyDelete
  2. postingan mba mah selalu bikin kening berkerut terlebih dulu.. baru mulai memahami..


    untung ada kopi yang nemenin begadang.. jadinya bisa penghayatan dalem..
    takut salah ni mba.. untuk lebih dekat dengan Tuhan bukan??

    maaf kalo salah ya mba.....

    ReplyDelete
  3. ...ingatan si lelaki kembali mengapung pada beberapa penggalan kata yang dibacanya dari sobekan kertas itu,..wah, diksi yg mantap, bunda.
    Kapan2 serat Cinta Centhini boleh pinjem nih,bunda?

    ReplyDelete
  4. Saya sebenarnya sedang bersedih setelah beberapa jam lalu saya mendengar kabar: WS Rendra wafat!

    ReplyDelete
  5. penulis:Elizabeth D.Inandiak
    memang menyentuh cerita yg digambarka disitu...

    @ivan kavalera:saya juga mas,...
    ma'af bunda sempat absen beberara hari lalu

    ReplyDelete
  6. hmmm..ya, ya,,..Serat Centhini, sebuah karya sastra tanah Jawa yg kembali ditulisakan dlm sebuah buku.
    berkisah ttg putra mahkota dan istrinya yang melewatkan 40 malam dlm kamar pengantin tanpa besetubuh, hanya mengajarkan pada istrinya itu melalui syair2 jawa yg sangat indah.


    ps; setahu saya serat centhini ada dua, terdiri dr serat centhini jawa yg terdiri dr 12 jilid dan serat centhini pegon (yg sanagat sulit di terjemhkan krn berbahasa jawa kawi dgn huruf arab pegon)

    oya, ikut berduka jg dgn wafatnya WS Rendra.

    ReplyDelete
  7. @Ivan, saat postingan ini sedang saya tulis, berita duka tentang WS.Rendra muncul. Sayapun bersedih van.
    @Ega, Siip. Hey, apa kabar Ga ?
    @Ahmad F, begitulah Ahmad. Ya saya tau pekerjaan sedang meyibukkanmu sobat.

    ReplyDelete
  8. Banyak orang berkelana mencari Tuhan, padahal selama ini Tuhan ada di hatinya.

    ReplyDelete
  9. @Tisti, iya mbak. Bahkan sudah ada pula yang menggali dan menuliskannya kembali, Elizabeth D.Inandiak (penyair asal Lyon , Perancis) dalam "Centhini, Kekasih Yang Tersembunyi"
    @Yanuar, begitulah pengajaran budaya leluhur kita.
    @Fanda, siip, betul mbak Fanda.

    ReplyDelete
  10. Met pagi bunda...! Aihh..pagi-pagi aku dah dapat sarapan kata-kata yang begitu indah.sayang ngga ada kopinya..he..he

    ReplyDelete
  11. Kenalilah dirimu, maka engkau akan mengenal tuhanmu.
    Serat sentini,.. karya sastra yang sarat akan pesan-pesan moral dan pembelajaran tentang hakekat kehidupan. Aku pernah lihat bukunya...
    Nice poting mbak.

    ReplyDelete
  12. Ufff, postingan ini menohok hatiku...mengingatkanku untuk kembali mundur mengevaluasi hatiku, sudahkah aku mencintainya dengan 'benar' ?
    thx mbak...

    ReplyDelete
  13. hmm..romantis sekali...
    inilah ungkapan rasa cinta yang datang dari dalam

    ReplyDelete
  14. hmm..mikir dulu apa artinya ya.....

    ReplyDelete
  15. hehe...aq masih blum tanggap artinya apaan, keknya perlu baca lagi

    ReplyDelete
  16. Sangat terkejut dan kehilangan ... kok seniman-seniman kita berturut-turut 'salin sandhangan' ya

    ReplyDelete
  17. seandainya centhini itu benar2 berwujud wanita sungguhan. apa yang dilakukan lelaki itu ya???

    ReplyDelete
  18. merenung menyendiri disudut kamar sambil menahan isak tangis.

    ReplyDelete
  19. Wah bahasanya selalu menyentuh yaa...
    saya nggak bisa komen, mau komen apa yaa
    menyentuh, romantis dan penuh dengan makna ajaran hidup

    ReplyDelete
  20. Serat centhini ....jadi pengen membaca utuh naskahnya.
    Nice sharing...

    ReplyDelete
  21. wah anginya buat bulu kudukku merinding..

    gmna mbak kabarnya
    sori mbak ngga pernah mampir coz jarang ngenet nih sibuk ma skul...
    he...3x

    ReplyDelete
  22. setuju mbak, kenalilah makhluq tentu mengenal kholiq...

    ReplyDelete
  23. Centhini... meskipun terkenal, aku belum pernah membacanya... Tapi membaca potongannya, jadi tertarik utk membacanya secara lengkap..
    Mbak Elly jago banget nulis yg spt ini ya..? Salut !

    ReplyDelete
  24. ya udah ntar tak salamin....heheheheeh

    ReplyDelete
  25. haduh... aku kok gak ngeh ya......

    ReplyDelete
  26. Mbak..kalo aku baca cerita Centini ini kadang suka mikir dulu baru mencerna
    maklum, dengan otak yang pas2an begini
    buat aku itu suatu karya yang aku harus berpikir keras buat interprestasinya

    ReplyDelete
  27. keren, ih
    btw, saya orang Jawa tapi gak ngerti sama skali ttg Centhini ini
    aduh, parah ya saya, termakan dgn budaya barat
    jangan ditiru
    jadi pengen baca centhini
    gimana ya carinya?

    ReplyDelete
  28. @all, terimakasih komentarnya. Have a nice weekend.

    ReplyDelete
  29. have a nice weekend too... :)

    ReplyDelete
  30. kekasihnya jauh daripada dia ye kak elly

    ReplyDelete
  31. membuat saya berkerut, tapi saya sedikit mengerti mba :)

    ReplyDelete
  32. wah keren yah puisinya... coba bandingkan dengan puisi saya... heheheh... salam kenal nee...

    ____________________________________________________
    we are not only blogreading but we share about it..

    Rumah Idaman VS Rumah Impian

    met malem dan meet bobok
    salam cinta dan damai..
    hepy weekend !!!

    ReplyDelete
  33. SALAM CINTA DAMAI DAN KASIH SAYANG ‘TUK SAHABATKU TERSAYANG

    I LOVE YOU FUUUULLLLLLLLLLLL

    ReplyDelete
  34. Waaaaaaaakaaakakakak

    bagus coba meditasi dalam serat chentini

    Salam Sayang

    ReplyDelete
  35. @all, terimakasih komentarnya. Selamat berhari minggu. Salam sayang saya buat semua (he, niru KangBoed neh).

    ReplyDelete
  36. Mbak, beberapa hari ini saya sedang memikirkan hendak posting tentang genderitas bloger. Pelaku utamanya adalah mbak Elly, Mbak Tisti, Mbak Reni dan untuk singlenya adalah mbak fanda (maksudnya mah biar majang award githu hehehe).

    Terus, di tambah para bloger lelaki. Seru nih mbak. Baru kali ini saya dapet tulisan mbak yang kena langsung dengan apa yang ku cari (maksudnya, membawa2 nama suami mbak) soalnya selama ini jarang, kecuali imbasan2 sedikit. Nanti ajalah, to be kontinue... :)

    ReplyDelete
  37. @Anazkia, kelihatannya seru juga. Tulisan Cinta Centhini ini memang persembahan hati buat misua saya. Dengan segala kekurangan dan kelebihan beliau, tentu saya cinta suami saya sepenuh jiwa saya. Seperti kata mbah Surip, I love him full, hehe.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.