Pengalaman Lepas Dari Krim Wajah Racikan Setelah Puluhan Tahun


Kadang manusia tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki, katanya. Rupanya, meski mengamini kalimat tersebut saya khilaf juga. Meski bangga dengan kulit sawo matang saya, eh saya ikut-ikutan kawan menggunakan krim dokter pencerah wajah. Aampunnnn dah.


Bermula dari ikut-kutan teman dan kolega yang wajahnya  kinclong pake bingits. Dia menggunakan krim racikan dokter, katanya. Krim wajah tersebut entah seperti apa kejadiannya, resepnya ditulis ulang dan bisa dia beli di apotik. Nah saya ikutan beli juga. 

Pengalaman saya dan teman-teman saya masih lumayan, karena krim itu racikan dokter, yang dokternya real ada di Palembang (meski saya jadi mikir juga, beneran gak sih krim itu racikan dokter X). Beberapa perempuan lain saya lihat membeli krim racikan yang dijual bebas, dipasarkan secara online, entah siapa dokternya. Demi wajah cerah kinclong kadang kami perempuan nekad membeli kirm racikan dan menggunakannya berpuluh-puluh tahun.

Sayapun begitu. Berpuluh tahun menggunakan krim racikan pencerah wajah yang resepnya sesungguhnya bukan untuk saya, kebetulan cocok saja. Meski sadar bahanya krim racikan, saya tetap menggunakannya.  Entah sudah berapa banyak residu bahan kimia mengendap di lapisan dalam kulit saya, hiy.  

Setiap kali saya berhenti menggunakan krim racikan, menggunakan produk kosmetik biasa, wajah saya berekasi keras. Langsung kusam, gosong yang lebih gosong dari kulit asli saya, kering, horny buat saya hingga akhirnya saya tidak pede lalu kembali menggunakan krim wajah racikan. Bew

Suatu saat, ketika kesadaran akhirnya datang, saya tercenung dan sadar betapa khilafnya saya. Wajah asli sawo matang saya toh baik-baik saja.  Memang tidak selembab dan sekenyal menggunakan krim dokter, tapi saya kira saya harus berani tampil alamiah dan apa adanya. Toh kerut di wajah memang sudah saatnya tampil. Tidak perlu juga selalu kenyal dan lembab seperti kulit bayi sebab usia memang membuat beberapa hormon kulit berkurang.

Berikut notes yang saya temukan di FB,

Fakta Mengerikan Krim Pemutih Wajah Berbahaya
Masih banyak wanita Indonesia yang terjerumus sebagai pemakai krim pemutih wajah berbahaya. Sebenarnya tidak ada namanya krim racikan, krim racikan dokter, krim racikan apoteker, krim dari negara X dan sebagainya. Itu hanya akal-akalan produsen dan penjual untuk membuat produknya laris. Krim-krim tersebut tidak memiliki izin dari badan kesehatan, misalnya BPOM dan terbukti mengandung bahan yang berbahaya bagi kesehatan. Krim pemutih wajah berbahaya ini mengandung bahan berbahaya yang dapat menyebabkan pusing, kulit rusak, janin meninggal, melahirkan bayi cacat atau bahkan meningkatkan risiko kanker.

Mari lihat gambar di bawah ini adalah foto krim Wajah kiloan yang diberi harga kurang dari Rp 9.000/kilogram. Jika sudah dikemas dalam jar-jar kecil dan ditempeli merek abal-abal yang TIDAK ADA IZIN BPOM,  harganya akan berkali-kali lipat.


Seorang dokter, terutama dokter kulit tidak sembarangan meracik krim untuk pasiennya. Seorang dokter akan terlebih dahulu memeriksa kondisi kulit pasiennya. Terkait alergi, riwayat kesehatan dan sebagainya. Setelahnya, baru dokter tersebut membuat resep. Setiap orang kondisi kulitnya berbeda, tidak ada krim racikan dokter yang sama untuk setiap orang.

Sumber : https://www.facebook.com/notes/phyllia-store/awas-ini-dia-foto-foto-cream-wajah-berbahaya-illegal-tanpa-izin-edar/1856585091291459/

Informasi serupa sering sekali saya dapat. Saya akhirnya berani berkata "Selamat Tinggal..!" Krim Pencerah Wajah Racikan. Itu terjadi hampir sebulan yang lalu. Saatnya wajah saya sehat, bebas dari residu bahan kimia pencerah wajah racikan.  Nih wajah asli saya sekarang. Suami saya bilang, mama masih manis kok, uhuy.




Tentu saja perawatan tetap perlu dong. Saya tetap merawat wajah. Hal yang membedakan, sekarang saya menggunakan produk yang jelas. Saya menggunakan produk yang aman dan sudah teruji, Nu Skin. Saya menggunakan Paket Tri-Phasic White Cream dari Nuskin. Paket pencerah wajah alamiah  yang sudah teruji secara klinis. Tidak memutihkan, wajah saya tetap hitam manis tapi cerah manisnya. 
Sumber : www.nuskin.com
Sumber: www.nuskin.com

Selain itu, saya juga mulai rajin menggunakan Galvanic Spa untuk mengangkat kulit kendur dan meminimalkan kerutan wajah. Kerutan saya tetap ada tapi menghalus dan kulit jadi lebih kencang dan manis.
Sumber: WAG Nuskin
Sumber: WAG Nusin 

Begitulah. Lepas dari ketergantungan krim pencerah wajah racikan, buat saya adalah sebuah lompatan besar. Kawan-kawan, jika kebetulan masih tergantung pada krim pencerah wajah racikan, ayo dong berani keluar dari ketergantungan itu. Setelahnya, ayo tetap rawat wajah sesuai keyakinan. Mau pake Nuskin bagus, menggunakan cara tradisional sekadar totok wajah atau spa dengan jari-jari, oke juga. Masih tetap mau pakai krim racikan, misal karena kebutuhannya, misal mau efek cepat asal  siap resiko. Saran saya, konsultasi dulu dengan dokter. Jangan beli krim racikan palsu yang dibuat sembarangan ya. 

Salam wajah cerah terawat alamiah. Katakan noway pada krim pencerah wajah racikan asalan. Saya sih Nuskin. Kabari saya kalau mau tanya-tanya soal Nuskin ya. 

Comments

  1. Alhamdulillah bu, Akhirnya bisa lepas dari krim dokter. Sepakat mari rawat kulit cantik dan sehat dengan NU Skin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banget mba. Sekarang sih saya ke Nuskin, yang jelas sehat dan aman.

      Delete
  2. Itu yang krim kiloan ngeri bener. Aku cuma berani sesekali pake skinker yang dijual di TV haha. Alias produknya emang diiklankan dengan harapan produk tsb sudah melewati serangkaian uji coba dan pemeriksaan dinas terkait.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Yan. Memang harus hati-hati pilih produk skinker yang aman dan teruji

      Delete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Ini sebabnya aku ga mau pakai skincare yg gimana2, umek. Cuma produk yg banyak tersedia di pasar, dan kalau sudah cocok di satu merek ogah ganti2 🤭

    ReplyDelete
  5. Kl pake krim abal2 blm pernah, pasti ke dokter dl. Cm masalahnya memang, kalo gak pake ya kusem lagi. Gak jd putih jg sih kl pake krim nya.
    Makasih infonya, umek.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.