Sepenggal Kisah Rammang Rammang




Ya kisah ekspedisi, apalagi. Sebuah kesempatan yang tak disangka-sangka bisa melakukan ekspedisi ke Rammang Rammang.
Sebab pantang menolak rezeki, maka seusai sebuah rakernas yang diadakan di Kota Makassar dimana panitia mengatur wisata ke Ramang Rammang setelah penutupan acara, kamipun melesat ke Maros untuk menikmati sepotong surga mangrove diantara Kartz (bukit kapur) bernama Rammang Rammang. Panitia membawa kami kesana, untuk menyeimbangkan otak kiri dan kanan, katanya.

Konon Rammang Rammang berasal dari kata Rammang yang artinya kabut (bahasa Makassar, kabut). Mungkin kabut ini  yang menyebabkan suasana disana jadi remang, akhirnya disebut Rammang Rammang. Hanya berjarak sekitar 40 km atau sekitar 40-50 menit perjalanan darat dari pusat Kota Makassar Rammang Rammangpun digapai. Letaknya di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Jalan yang cukup mulus dan hanya diselingi sedikit macet karena perbaikan jalan. 

Sesampai disana, ada darmaga tempat perahu-perahu kayu dengan mesin speedboat tertambat. Ada penyewaan topi dari anyaman pandan. Ada pos tempat tiket yang saya tak tau berapa harganya. Konon perahu untuk 4-5 orang dikenakan tarif jelajah 200 ribu. 

Cukup satu kata, keren. Masih alami. Meskipun guide sangat kurang, tak membuat orang-orang butuh asupan peningkatan adrenalin seperti kami menjadi surut. 

Kapan lagi menyeimbangkan hidup dari rutinitas memandangi berkas dan data kalau bukan kegiatan seperti ini. Banyak sekali yang saya rekam, he, baru sempat mengolah video ini. Chekidot ya.



Butuh penyegaran, butuh keseimbangan otak kiri dan kanan, suka petualangan alam, ayo ke Rammang Rammang kawan. Salam

Comments

  1. wah hoki biso ke rammang, umek.. pengen jugo diajak ke situ :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya rezeki ded. Kalo deddy, tenang aja selama sudah jadi blogger top panggilan akan datang dari jalur event blogger 😊

      Delete
  2. Kirain td artinya "kupu-kupu" trus keinget kalau kupu2 kan rama2 hehe.
    Wah jd di sana masih ada kabut tebal gtu kah mbak?
    Soalnya di daerah dataran tinggi di Jawa kabut msh ada tapi gk setebal masa kecilku dulu kyknya...

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.