Palembang Walk Heritage

Lupa tanggalnya, hm, 18 Febuari 2017 kalau gak salah. Saya ikutan acara Palembang Walk Heritage yang diselenggarakan beberapa blogger pemerhati sejarah dan budaya Palembang, dengan narasumber tokoh budaya Yudie Syarofi, bekerjasama dengan Disbudpar Kota Palembang.


Tepat pukul 2 siang seluruh peserta diminta berkumpul di Gedung Jacobson Van Der Berg di Sekanak, Palembang. Aih, pukul 2 siang itu adalah kulminasi titik terpanas sepanjang hari. Untunglah cuaca Palembang tiba-tiba mendung, ups mempan juga mantera saya, he, pawang kali. Sambil menunggu panitia siap, akhirnya satu per satu teman saya dari Komunitas Kompasianer Palembang datang. 

Acaranya seru, meski panitia kelihatannya belum mempersiapkan acara dengan baik. Barangkali karena event ini baru pertama, semacam test ombak. Tetapi tidak menyurutkan semangat para peserta yang jumlahnya 100 lebih. Bahkan ada peserta dari Jakarta, keren.


Sebab sejarah adalah persitiwa yang tidak saja patut dikenang, juga diambil hikmah dan jadi semacam rekam jejak untuk generasi yang akan datang. Kalau saya sih, dari dulu suka pada sesuatu yang oldies, autentic, dan memiliki nilai sejarah. Memandang gedung tua Jacobson Van Den Berg, terbayanglah di benak saya bagaimana situasinya ketika itu. Bagaimana warga Palembang bersimbah keringat, entah cek leman, mang Sanusi, pesirah dan petinggi kota tersibuki membangun gedung itu di masa kolonial Belanda pertama kali datang ke Palembang tanggal 21 Juli 1821.


Walk heritage menyusuri gedung gedung tua Kota Palembang ini seperti napak tilas kembali. Tentu diselingi ngobrol, sesekali narsis foto, ehm. Lumayan, dapat voucher saat kuis. Hampir semua kami dari Kompal memborong voucher gratis teh aba dan cafe black canyon.

Jujur, sebelum ada acara ini, saya memang sering melintasi kawasan kerihin (bingen) di sekitar pasar Sekanak ini. Betapa banyak foto IG bahkan ada juga youtube yg saya buat. Chekidot ya


Begitulah kawan. Terakhir, lapar menuntun kami ke pempek Mangdin dan Pempek Evi di Kawasan Pasar Sekanak. Gak selesai disitu, kami ke cafe Teh Aba menemani Deddy Huang dan Mira membelanjakan voucher Teh Aba hasil Walk Heritage tadi, asyikk. Salam.













Comments