Sepiring Mie Terbang Pagi Ini


Sebab hidup ini sebuah perjalanan, tiba di rumahpun perjalanan masih berlanjut. Salah satunya, perjalanan di dapur.


Yupz sepulang dari Batam semalam, membuahkan banyak tugas tambahan. Pernak-pernik rangkaian laporan dan tindak lanjut. Selain itu, tugas di rumah pastinya. Menemukan rumah kembali adalah tanda bahwa journey di rumah, sebagaimana biasa itu, berlanjut.

Membuka pintu. Buka kamar. Buka dapur. Buka kulkas dsb. Makan malam dengan segelas susu dan 3 potong roti bekal perjalanan. 

Pagi ini, ah masa iya sarapan roti lagi. Buka lemari dan menemukan persediaan mie telur burung dara masih ada. Ketika refrigerator diperiksa, masih ada seikat sawi hijau yang pinggirannya mulai menguning, seikat kacang panjang yang mulai terkulai layu, cabai, tomat, ikan, lalu telur di rak paling atas. Muncul seketika, mie goreng terbang ala cafe itu (jangan sebut nama, ehm).

Tentu saja tak sama resepnya, namanya juga improvisasi suka-suka. Osrek-osrek sekitar 20 menit, jadilah mie goreng terbang ala elle pagi ini.


Mau agak kering tinggal dikecilkan api dan agak lama dibolak balik di wajan. Mau basah, ya gak usah lama. Jadilah sepiring dimakan buat sarapan pagi ini. Sepiring lagi, biarkan dulu di wajan buat nanti. 

Sepiring mie terbang pagi ini. Sarapan yuk. Salam.


Comments