Alor Street, The Night When I'am Coming


Wow, susah menapikan Alor Street yang heboh ini. Mumpung ke KL, pastilah saya jadwalkan kesana. Dan... sebagaimana diketahui, kawasan ini memang jreng dikunjungi saat malam tiba.



Maka pada malam sebelum kepulangan saya esok paginya ke Kota saya Palembang, sayapun kesana. Bermodalkan jalan kaki sedikit dari hotel menuju stasiun LRT Pasar Seni, gak jauh dari hotel Geo saya menunggu bus Go KL warna pink itu. Tak lama buspun tiba.

Naik bus GO KL gratis itu tentu saja asyik banget. Bukan saja karna dia gratis, karena saya bjsa ngobrol sama pas sopir yang baik hati. Duduk paling depan saya. Saya tanya-tanya soal jam trayek bus, sampe dimana saya harus turun untuk ke Alor Street. Dimana saya harus menunggu lagi untuk pulang. Gampanglah, kami (sopir bus go KL) cakap Melayu.


Gak sampe 10 menit dalam bus, saya diturunkan di sebuah jalan menuju Hotel Izumi di kawasan Bukit Bintang, lupa jalan apa. Jalan lagi dan tanya-tanya lagi, ketemu juga saya dengan Kawasan Alor Street itu.

Pada malam saya tiba di Alor Street itu, lampu terlihat gemerlap meski gak ada gerbang bertuliskan nama kawasan seperti Petaling Street. Suasana terlihat meriah booo. Disini orang-orang ngumpul untuk makan malam. Betul-betul arena Food street yang seronok.

Di sepanjang jalan, sisi kiri dan kanan meja-meja disiapkan di depan resto masing-masing sehingga orang makan di meja luar dengan santai. Para sales RM menjajakan menu resto mereka kepada siapa saja yang melintas. Saya inget sales Pisang Goreng di kawasan Rusun Palembang yang menjajakan pisang goreng gerobak mereka kepada mobil-mobil yang lewat (kami menyebutnya SPG Pisgor๐Ÿ˜).






Tak hanya orang yang lalu lalang, mobilpun masuk ke Alor Street dengan pelan-pelan. Ada pemusik jalanan yang membuat stage dadakan di depan beberapa meja luar resto. Dan ah ada kembang api diletupkan di langit alor street beberapa kali sehingga suasana makin meriah.



Kebanyakan makanan yang disajikan adalah makanan non halal (Chinesse Food), tapi ada juga beberapa resto muslim. Saya makan sup tomyam di salah satu resto makanan muslim. Sedang saya makan itu, terdengar suara ibu-ibu dalam bahasa sunda yang kental. Aih kumaha iye, jauh ke Alor Street ketemu juga sama ibu-ibu dari Bandung ๐Ÿ˜Š



Begitulah. Alor street when I'am coming. Meriah dan gemerlap bak gadis bergincu ๐Ÿ˜‹





Comments