Kisah Dibalik Secangkir Kopi Pagi Ini

Sebuah pesan singkat wa tiba di pagi yang gemah ripah loh jinawi dengan secangkir kopi dan sepiring nasi goreng ini,
"Soel udah bangun...?"


Cuma dia yang memanggilnya saya Soel. He, setia banget dia sama saya. Entah telah berapa dekade inih (iyolah, umur gw dah berapa). Jika dia wa begitu (zaman jebot dulu sms), kalau gak soal politik, pilkada dengan aneka issue dan rumournya, soal seni, pasti soal jenuh dan stagnan yang kami sebut "mati rasa".

Rupanya dugaan saya gak meleset. Banyak banget wa lanjutannya (sensor yah, gak usah ditampilin disini). Entah mau diberi masukkan apa orang ini. Saya sih yakin bahwa dia sebetulnya tau apa yang harus dilakukan. Hanya, dia butuh bercerita, menumpahkan uneg-unegnya supaya plong.

Setelah hening cukup lama, sambil saya menyesap kopi dan update ini itu di IG dan FB (hihi), akhirnya saya kasih juga dia saran. Saran asal jeblak sih,

"Artinya lu udah butuh liburan lagi tan,,"
"Lu ambil liburanlah, kemana getoh. Cari tempat yang gak dapet sinyal hp.."
"Barang seminggu kek, merenunglah disana..."
"Baca hatimu, jiwamu, baca secangkir kopimu, baca alam, baca Tuhan.. pasti ilang jenuhnya",

Entah dia mau terima saran saya atau gak, ah gak masalah. Seperti yang saya bilang tadi, dia cuma butuh tempat bercerita supaya plong. Saya tau banget dia. Paling dia gak baca lagi wa terakhir saya sebab sudah molor tidur dan baru baca setelah bangun tidur. Mungkin sore nanti, wew.

Yah, kadangkala orang butuh menyepi sejenak. Menjauh, memberi jarak pada sesuatu yang kita hadapi setiap hari, entah rutinitas kerja, entah lingkungan dan keriwehan lokalitas kita. Kita butuh menjauh sejenak lalu datang lagi setelah segar.

Buat saya pribadi, menjauh sejenak dari rutinitas yah nulis di blog. Kalau saya sering liburan, lha gimana pekerjaan saya, gimana saya bisa makan (neh, panjang curcol bibik ini 😑). Realnya, saya tak sempat pergi ke tempat jauh untuk menjauh. Cukup dengan secangkir kopi. Yup, seringkali, secangkir kopi adalah teman kontemplasi yang asyik saat menjauh tadi.

Begitulah kawan. Secangkir Kopi selalu punya kisahnya sendiri. Pengen menampilkan foto secangkir kopi  yang saya anggap keren sebagai ilustrasi cerita ini, banyak sih. Hasil jeperetan saya banyak contohnya ini
Tetapi, secangkir kopi  yang sejatinya berada di balik kisah ini ya yang di bawah ini
Salam kopi. Met weekend buat semua.

Comments

  1. Cakmano kalu kami yg dak ngopi nih mek

    ReplyDelete
  2. Dibalik secangkir teh, segelas susu, jus mangga, sebongkah roti, sepiring ubi, apapun, pasti ada kisahnya juga fer, hehe.

    ReplyDelete
  3. Salam hangat dari sesama penggemar berat kopi (ketika otak perlu inspirasi). Apa kabar bunda?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hei Ivan, apa kabar ?

      Salam kopi hangat juga 😊

      Delete
  4. Kopi torabika dari Tanah Toraja juga patut dicoba, bunda Elly.

    ReplyDelete
  5. Tetep ya Bundaaa.. Kopinya gak ketiggalan dari duluuu.. Kadang, hening bisa membuat kita berpikir tentang hidup tanpa internet tanpa ini dan itu, tapi susah sekali dapet moment ini, iya bener :D.

    Makasih Bunda udah kunjungin jombloku.. ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallo Inuel. Iya sama-sama, udah lama gak bw soalnya sesekali bw juga saya 😚

      Delete
  6. Nah, bener banget, kadang-kadang supaya kembali segar, ada bagusnya menjauh dulu, cooling down. Minum kopi sambil kontemplasi, atau sejenak bermeditasi lalu minum teh hijau menyehatkan jiwa ya mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Ge. Cooling down kadang perlu memang. Apalagi sambil ngopi, sambil memandang matahari terbit dan tenggelam di tempat sunyi, he 😊

      Delete
    2. Iya Ge. Cooling down kadang perlu memang. Apalagi sambil ngopi, sambil memandang matahari terbit dan tenggelam di tempat sunyi, he 😊

      Delete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.