Nongki dan Ngopi Cantik

Ketika saya ngopi diantara agenda rutin saya atau ngopi di akhir pekan seperti hari ini, tak saya sadari dunia di luar sana punya terminologi istilah yang mau tak mau terbaca saya, nongki dan ngopi cantik.

Entah kapan dunia di luar diri saya memunculkan istilah nongki dan ngopi cantik ini, ah malas mikirnya, kau cari tau saja sendiri he. Saya kira sejak dunia sosmed jadi mainstream kaum urban, terutama kaum saya, perempuan.

Semua hal diberi embel-embel "cantik", anggaplah itu anggapan atau harapan supaya tambah semangat melakukan aktivitas. Nongkrong rame-rame disebutnya Nongki-nongki cantik. Minum kopi disebutnya ngopi cantik. Maksi cantik. Semua serba cantik (Gara-gara mbakyu Syahrini yang cetar badai berkata cantik, cantikkkk😊).

Dunia yang mengecil dengan konsep sharing and connecting itu membuat apapun hal yang sebetulnya hal biasa, rutinitas itu harus dikemas dengan tambahan kata "cantik" sehingga dianggap layak untuk dishare ke publik. 

Apa istimewanya dengan ngopi ? Tiap pagi dan sore, kadang malam pula, saya ngopi. Apa saya ngopi dengan cara cantik? Atau sayanya yang cantik!? Bah, entahlah. Jika senin sampai jumat saya ngopi buru-buru, kadang belum mandi, kadang berdaster, tapi ya sudahlah (kuanggaplah) cantik, hahaha :). 

Jadi..., nongki dan ngopi cantik itu sekadar istilah kekinian latah saja. Mungkin supaya tambah semangat ngumpul bareng. Tambah semangat nongkrong rame-rame, ngopi rame-rame entah di resto atau cafe mana saja. Istilahnya mempererat tali silaturrahim sambil saling memberi semangat supaya yang cantik makin cantik, yang kurang cantik jadi meningkat cantiknya. Ya... sambil selfie dan welfie, cantik. Salam kopi, cantik.