Kelas Akber Palembang Sejarah Sriwijaya, Betapa kita Adalah Zombie Buta Sejarah
Saya berpacu dengan waktu, hanya
punya waktu dalam hitungan menit untuk merapikan tulisan saya. Setelah tadi selesai mengikuti Kelas Akademi Berbagi Palembang yang baru usai pukul 17.45 lebih, lalu meghadapi macetnya
jalanan Palembang seperti biasa macetnya kala sore tiba. Kelas yang sangat
menarik dengan Narasumber mungil tapi ide dan semangatnya begitu tinggi dan
bernas kata saya, Bung JJ Rizal yang terkenal itu.
Sebuah bangsa apakah ia bangsa
yang besar atau tinggi peradabannya bisa dilihat dari bagaimana kondisi Museumnya,
Perpustakaannya. Apakah museum dan perpustakaannya maju, banyak pengunjung,
prasarananya lengkap sebagai pertanda bahwa ia banyak digunakan, dan sebagainya. Ya, sepakat dengan hal ini. Kelas ini sendiri pada sesi tanya jawab membukakan mata saya bahwa betapa anak-anak
muda, mungkin saya juga, buta sejarah. Baru mendengar tentang Sriwijaya (Helllo,
selama ini kemana saja), tidak tau apa saja jejak dan prasasti peninggalan Sriwijaya
di Palembang, sampai menanyakan buku apa saja yang harus dibaca. Sementara
literatur bejibun tentang Sriwijaya. Padahal jika malas baca buku, googlingpun bisa membantu.
Seperti kata Mas Bram, buku yang bagus dan jurnal penelitian pun disediakan di
mesin pencari. Tak ada yang tak bisa, tak ada yang tak tersedia sepanjang kita mau membaca.
Jika kita telah menajadi orang yang
buta sejarah, maka selaiknya kita bertanya pada diri kita apakah masih manusia
atau sudah menjadi Zombie? Sebab hanya zombie
yang bergerak tanpa tau akan kemana dan darimana yang filosofinya adalah sejarah.
Sentilan yang agak esktrem tapi saya kira itu benar adanya. Mungkin sayapun
telah menjadi zombie. Betapa sukanya saya dulu pada sejarah sebab Guru Sejarah saya
(Pak Hamaizar) begitu piawai mengajarkan sejarah. Hanya, karena kesibukan lama kelamaan
saya jarang menyentuh hal terkait sejarah, paling baca-baca sepintas. Saya
sibuk mengukir sejarah hidup saya. Kuliah, bekerja, menikah, berkarir, dan
seterusnya.
Kerajaan Sriwijaya yang besar disebutkan Bung JJ Rizal sebagai babak Utama untuk adanya Indonesia selain
Majapahit. Saya kira, itulah sebabnya sekarang Provinsi Sumatera Selatan menggali kembali
masa keemasan Kerajaan Sriwijaya untuk menjadikannya Sebagai Provinsi yang Maju. Mottonya adalah Sumsel Gemilang. Tak ada yang tak bisa jika kita berusaha. Usaha yang dimulai
oleh generasi muda yang paham sejarah Sriwijaya.
Sejalan dengan itu, maka usaha
besar untuk merangkul generasi muda agar cinta dan paham sejarah Sriwijaya
banyak sekali. Festival Sriwijaya hanya salah satunya. Akademi Kelas Berbagi
Palembang juga menjadi bagiannya juga. Seperti kata Bung Rizal melawan virus
Buta sejarah harus dengan virus juga, yaitu Virus Literasi. Bagaimana agar
Generasi muda gemar membaca, termasuk membaca sejarah. Sejarah Sriwijaya,
apalagi. Yuk lawan Buta Sejarah dengan Memarakkan Virus Literasi. Mari marakkan Budaya
Gemar Membaca. Salam.
#FestivalSriwijaya #PesonaSriwijaya @gelar_nusantara @PesonaSriwijaya @AkberPLB
Aaak, jangan mau jadi zombie. >.<
ReplyDeleteBeruntung ya umek kita bisa ketemu bang JJ Rizal yang kayaknya selain sejarahwan juga punya elmu benjamin button yang awet muda hwhwhw
Ahahaha, yupz jangan jadi zombie kita Yan.
ReplyDeleteIya awet muda ya😊
Ahahaha, yupz jangan jadi zombie kita Yan.
ReplyDeleteIya awet muda ya😊