Makasar ji, Barongko, Ngopi dan Losari

Sambil menunggu jadwal pulang, saya tiba-tiba berniat ke bantimurung. Impian masa kecil saya, berlarian di Taman Bantimurung, menari bersama kupu-kupu.

Sambil menunggu tiba di Bantimurung, jari-jemari ini tak mau diam. Dia diperintah si ilalang di kepala untuk menuliskan soal barongko, ngopi dan losari tadi

Barongko itu tak betul-betul istimewa, kecuali rasa ngopi tator (Tana Toraja) yang agak beda. Sebab kue barongko itu bukan hal yang baru buat saya. Sejak kecil saya biasa menyantap kue ini karena kakak saya menikah dengan orang bugis dan terbiasa membuatnya. Hal yang menjadikannya berbeda adalah menikmati barongko di tanah asalnya, Sulawesi Selatan, Makasar. Wow, rasanya berbeda. Setelahnya jalan menyelusuri kawasan sekitar pantai losari ikonnya Kota Makasar. Satu kata saja. Keren.

Perjalanan melesat setelah rapat workshop SDGs yang ditugaskan usai. Beginilah. Sementara Bantimurung masih jauh, dari kendaraan yang membawa saya kesana, saya saya lesatkan dulu tulisan ini. Akan saya ceritakan Bantimurung pada postingan selanjutnya. Selamat datang Juni. Salam. 




Comments