Nikita Mirzani, (Tidak) Mudah Jadi Perempuan-4

Sebab perempuan terlanjur diberi stigma sebagai mahluk matre, maka berita tentang Nikita Mirzani yang konon jual diri begitu marak, apalagi karena dia artis. Pada kemarakan itu, saya lama tercenung, memang tidak mudah jadi perempuan. Entah ini seri ke berapa dengan entry tsb. Bacalah kalau kau mau..


Pertama, orang begitu antusias membahas Nikita ketika sosmed menyebut-nyebut bayarannya mahal. He, jujur saya lebih suka mendengar berita seperti ini daripada mendengar berita ada perempuan yang disiksa atau diterlantarkan suami dan sebagainya. Kenapa orang begitu menyoal soal bayarannya. Dibayar atau tidak, toh tidak merontokkan dosa zinahnya, daripada gak dibayar ya mending dibayar. 

Kedua, prostitusi itu dilakukan oleh banyak orang (Laki-laki dan perempuan ada yang masuk dalam dunia prostitusi) dengan banyak jenis dan level prostitusinya. Mereka yang jadi selingkuhan, cem-ceman, simpanan entah dinikahi siri atau gak, buat saya yaaa... gak beda jauhlah sama prostitusi. Bedanya, prostitusi dibayar setelah sekali main, yang selingkuhan, simpanan, dan cemceman dibayar bulanan atau rapelan. Bayarannya mungkin dibelikan mobil, iphone tercanggih dll. 

Ketiga, prostitusi itu tidak mudah memberantas selama manusia punya hasrat seksual yang tak terkendali dan ngawur (Paling-paling, ada yang mencari bini siri, bini kontrak yang sesungguhnya gak beda juga dengan prostitusi hanya katanya sudah dia legalkan dengan ijab kabul). Sudah pasti sulit diberantas kalau hanya perempuan yang disoal. Apalagi kalau sekadar dibahas level diskusi di sosmed dan berita gosip artis di tv.

Keempat, ada banyak hal penting selain urusan Nikita Mirzani jual diri ini, kenapa ini yang sibuk dibahas dan diblow up. Yaaaa, biasalah, perempuan cantik, apalagi artis memang menarik untuk dibahas. Yakin saya, yang membahas kebanyakan laki-laki, sebenernya pengen jadi kencan Nikita, hanya gak kuat bayar, ups semoga saya salah.

Kelima, seandainya saya dalam posisi Nikita Mirzani, mungkin gak punya keterampilan, mungkin gak ada pendidikan yang memadai selain punya wajah cantik dan body aduhai. Sementara gaya hidup mewah, maen sinetron lagi gak, film juga gak, banyak yang harus dibiayai dan dibayar, saya gak munafik, mungkin saya akan melakukan hal yang sama, mungkin. Maka hai kaum perempuan, kita adalah ibu kehidupan. Menjadi kuat sekaligus lembut itu tidak mudah. Harga diri adalah jalan menjadi kuat sekaligus lembut itu, juga satu-satunya hal yang akan menyelamatkan perempuan dari kerusakan dan kehancuran. 

Begitulah. Akhir kata, Nikita, tidak mudah jadi perempuan, bersabarlah adinda tegakkan harga dirimu.  Haiyah, pengen banget, ada laki-laki lajang yang kaya, tergerak hatinya untuk memperistri Nikita, aamiiiin. Salam. 

Comments

  1. nikita udah pernah nikah tapi cerai, ngga tau juga kenapa krn saya ngga kenal sama nikita mbak :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.