Danau Ranau Journey
Sebab kabut asap itu begitu menyesakkan, maka kesanalah saya, Danau Ranau. Tempat yang sudah dicatat di jiwa sejak ditugaskan kantor mewakili menjadi narasumber rapat MDGs di Bappeda Kabupaten OKU Selatan. Entah ini perjalanan kesana yang ke berapa, wew.
Perjalanan darat yang panjang. Palembang - Muaradua (Ibukota Kabupaten OKU Selatan) - Banding Agung (Kecamatan dimana Danau Ranau Berada) di ujung September, beberapa hari yang lalu. Palembang - Muaradua ditempuh selama 7-8 jam. Melewati Prabumulih, Baturaja, via Tanjung Lengkayap di Kecamatan Lengkiti. Singgah 1 hari di Muaradua untuk urusan rapat MDGs itu. Sorenya, melanjutkan perjalanan ke Banding Agung.
Jalan
yang menanjak, sedang banyak rusak dan berkelok-kelok. Cukup
menegangkan andai tidak diisi dengan banyak merenung dan sesekali
ngobrol (dengan Nidy dan teman-teman dari Bappeda OKU Selatan). Setelah sekitar 1,5 jam akhirnya tiba di Banding Agung. Makan
siang yang kesorean disana (he, sengaja belum makan demi makan ikan
bakar danau) di warung di tepi Danau Ranau, Desa Surabaya, yang
menyajikan ikan bakar khas Danau Ranau yang segar. Lezat, apalagi
dengan sambal terasi pedas dan lalapannya.
Selesai makan, perjalanan berlanjut sebagaimana yang direncanakan. Menuju wisma Pusri di Danau Ranau. Rute yang ditempuh, menelusuri jalanan kecil sepanjang tepi Danau Ranau. Subhanallah, pantaslah ilalang di kepala menghentak-hentak minta kesana lagi dan lagi. Bentangan alam yang memang indah, menenangkan seolah memanggil-manggil untuk didatangi lagi. Pintu mobil sengaja kami buka supaya angin danau bisa menyentuh pipi. Udara yang jauh lebih bersih dibanding Palembang yang sedang sesak menerima asap dari banyak tempat di kabupaten. Gunung Seminung meski tak sejelas biasa, tetap menampakkan dirinya seperti menyampaikan ucapan selamat datang dari seberang danau.
Menjelang tiba ke wisma Pusri, kami berhenti di sebelah kiri melihat Air Terjun Subik. Setelahnya, ada hampatan sawah indah di tepi Danau Ranau. Rasanya hilang segala lelah. Sangat menghibur.
Air Terjun Subik |
Jalan Tepi Danau Ranau |
Hamparan Sawah di Tepi Danau Ranau |
Akhirnya sampai di penginapan favorit saya jika sedang ke Danau Ranau, Wisma/Cottage Pusrri Danau Ranau. Meski agak tak terawat (sebab sedang tak musim liburan, maka pegawai dikurangi untuk mengurangi karena biaya operasional yang besar), view indah di penginapan ini tak tertandingi. Dari seluruh penjuru bisa memandang keindahan Danau Ranau dengan Gunung Seminung di seberangnya itu. Saya masih sempat disuguhi senja indah di ufuk barat walaupun ada sedikit kabut yang menghalangi pemandangan ke Gunung Seminung.
Cottage di Wisma Pusri Danau Ranau |
Pemandangan dari Penginapan |
Senja dari Penginapan |
Begitulah. Danau Ranau Journey, tak pernah bosan. Semoga bisa kesana lagi dan lagi. Ah, telah hilang Setember ceria, Selamat datang Oktober...!
cantik nian danau ranau mbak ye, aku lom pernah kesanoo hehehe
ReplyDeleteJarak jauhnya berkabut (/asap?), tapi jarak dekatnya sepertinya bersih ya?
ReplyDeleteTerimakasih telah berkunjung ke tmdaerah jelahiran saya. Mohon maaf jika perjalanannya sedikit melelahkan. Maklum pembangunan sangat2 terhambat ntah karna dana blm ada atau karna dananya dimakan tikus 😊. Mohon maaf juga jika masih banyaknya pungli di objek wisata tersebut. Danau Ranau memang sangat indah dan mempesona. Namun disamping itu masih banyak kekurangannya. Mulai dari akses transportasi. Pungli dll. Saya saja orang daerah jika pulang kampung terkadang harus bersetegang dulu dengan pungli disana.
ReplyDelete#Jangan kapok ya untuk berkunjung ke wisata kami😊