70 Detik Lagi

Telah tenggelam matahari di balik gedung-gedung warna abu itu. Hilang meninggalkan cahaya jingga kekuningan di langit hitam. Lampu lalu lintas sedang berwarna merah, menorehkan angka 70 seperti berkata, 70 detik lagi dia menahanku disana.

Di langit hitam yang kekuningan itu, sebatang pohon terlihat meranggas. Hampir semua daun telah gugur tertiup angin. Mungkin karena telah tua, mungkin juga sebab kemarau hingga mereka mengering dan meranggas. Meski sekarat dan meranggas, entah kenapa aku suka. Batang pohon dengan dahan  meranggas itu terlihat indah di mataku. Jika sekarat dan meranggas itu tak membuatnya menyerah, masih berdiri tegak dan menyuguhkan bentuk indahnya, buatku itu mengagumkan. Inilah kegigihan dan kebersahajaan yang indah.

Kupunya hanya sedikit waktu untuk memandanginya. Hanya 70 detik lagi sebelum lampu lintas itu menjadi kuning lalu menjadi hijau hingga klakson orang-orang tak sabar itu membuatku menginjak kopling meninggalkan sebatang pohon meranggas itu. Meski singkat,  betapa 70 detik itu begitu berharga.

Comments