Guys, Jangan Barbar

Entah kenapa ingin menuliskan ini. Sejak tadi, kemarin pagi, ingin menulis ini. Tentang keliaran syahwat yang menurut saya Barbar. Bacalah kalau kau mau...


Kemarin pagi, tanggal 2 Juni, tidak sengaja saya tertonton berita tv. Tidak utuh saya lihat, hanya berapa cuplikan. Sebut saja X, mahasiswa S3 asal Indonesia kuliah di Singapura tertimpa kasus hukum gara-gara memegang bokong seorang perempuan disana, kalau tak salah simak. Lepas dari benar tidaknya berita itu, kasus seperti ini sering sekali saya dengar. Mungkin sepanjang hidup, kasus ini mengitari kita hingga ilalang di kepala saya berkata..." Guys, kelola syahwatmu, jangan Barbar.."

Dulu sekali, waktu saya masih cupu, urusan syahwat liar itu saya kira hanya terkena pada lelaki yang berpendidikan rendah, ternyata tidak juga. Banyak laki-laki hilang kontrol melihat hal yang syahwati, misal perempuan berbaju ketat, bokong seksi, payudara terbuka, dan lain-lain. Lalu, apakah jika melihat itu lelaki harus membiarkan nalurinya berbuat apa saja? Kalau iya, misal memegang organ-organ seksi yang tadi saya bilang, itu yang saya sebut liar. 

Apa yang terlihat di depan matamu, bukanlah hakmu untuk berbuat apa saja. Pintarlah. Jangan liar, kelola syahwatmu, jangan barbar. Sebab orang lain harus dihargai hak azazinya. Termasuk hak untuk dihargai, dihormati hak-hak pribadinya. Apalagi jika kita hidup di lingkungan negara maju. Mengambil foto tanpa izin saja dilarang, apalagi memegang organ tubuh orang lain. Pintarlah sedikit. Kalau memang tertarik, ajak kenalan. Jadikan teman, kalau sudah jadi teman. Kalau sudah jadi teman, baru jajaki soal bisa tidaknya, ah, masa harus diajarin, wew.     

Begitulah. Intinya, lelaki memang harus pintar. Tak hanya pintar di pekerjaan atau profesi, termasuk pintar mengelola syahwat. Dan perempuan, tentu harus lebih pintar lagi. Hati-hati, banyak lelaki  barbar berprofesi keren, penampilan keren di sekitar kita. Jabarkan sendiri. Salam.

#NulisRandom2015

Comments

  1. ya, bu ... zaman ini makiin banyak orang yang tak bisa mengelola diri sendiri

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.