Diamlah Kau ..

Halaman rumah, pada pagi sabtu yang riuh. Pada keriuhan itu kureguk apa yang bisa direguk. Bacalah kalau kau mau..

Sebab tak setiap pagi keriuhan itu bisa dan menggugah untuk dinikmati. Seperti kukatakan di halaman yang riuh itu dulu, hanya pagi akhir pekan bisa agak berlama-lama di halaman. Berjongkok memandangi putik bunga yang baru mekar. Mendengar cicit kolibri ditingkahi suara bocah anak tetangga. Keriuhan yang kunikmati sambil menyesap secangkir kopi dan setelahnya jari-jemariku menari di hp ini menuliskan kata-kata yang saat ini kau baca.

Jika halaman social media sering membuat ringam juga memuakkan ketika orang-orang biasa, orang-orang lugu (kalau tak ingin menyebutnya orang-orang galau) campur baur, sama-sama saling berebut perhatian dengan para penipu, bajingan, politikus, motivator, ustadz/ustadzah, entah sebenarnya atau kamuflase, maka tinggalkanlah ia. Segeralah ke halaman nyatamu. Mungkin beranda atau kebun kecil disamping rumah

Diamlah disana. Nikmati kicauan dan keriuhan pagi yang terbentang. Reguklah ia. Diam, diamlah kau.  Biarkan alam saja yang bicara. Bicara dengan caranya.  Sebab alam mengajarkan banyak hal dengan bersahaja dan penuh makna tanpa banyak berkata macam manusia. Salam.



Comments

  1. foto atas itu bunga melati, yang bawah itu anggrek. mencoba mengenali tanaman mbak elly. Hampir lima lebih tidak berkunjung kesini ternyata masih sama hobynya, just a cup off coffe n shot flowers

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.