Matahari Pink Jingga

Ia muncul beberapa hari yang lalu. Kemunculan yang tak terduga. Begitu cepat sebagaimana  sekelebatan sore yang cepat sirna. Matahari pink jingga, pernahkah kau melihatnya ?

Kukira siapapun pernah, jika mereka mampu menyadarinya. Seperti sore beberapa hari yang lalu. Sore yang beruntung sebab bisa pulang sebelum gelap. Entah berapa menit dari setengah 6 sore. Langit  yang agak cerah. Tepat menjelang  belokkan simpang lima A. Rivai, matahari menampakkan diri. Belum berwarna jingga, apalagi pink jingga. Hanya matahari dengan warna kuning keemasan biasa. Setelah membelok memutar arah, matahari itu terlupakan sebab aku membelakanginya. Jalanan padat merayap sebagaimana perjalanan pulang kerja kemarin dan kemarinnya lagi. Melewati beberapa lampu merah dan suara klakson tak sabar orang-orang kelelahan sepulang kerja.

Perjalanan pulang yang seperti biasa. Melintasi Jalan Veteran, Jalan Rajawali, lalu belok kanan ke Jalan M.isa. Di Jalan M. Isa itu, tak sengaja mataku melihat ke spion di samping kanan. Di spion itu, ohhhhh, sebongkah bulatan besar berwarna antara pink dan jingga terlihat muncul diantara ranting pepohonan. Ia matahari senja. Warnanya antara pink dan jingga. Rasanya ia hampir berada di kaki langit. Tampak begitu besar, juga megah. Rasanya mulutku bergumam, matahari pink jingga. Sambil bergumam itu, kukatakan pada dirinya. Baiklah matahari pink jingga, sebentar lagi aku melihatmu lagi. Mungkin menepi, lalu memandangimu sepuasnya. Menyaksikanmu pelan-pelan menghilang di kaki langit.

Sayang, jalanan tak bersahabat sebagaimana biasa. Kendaraan yang tak beraturan sebab orang-orang saling bergegas. Entah berapa tikungan dan belokkan lagi hingga tak terasa aku telah berada di gang menuju rumah. Melewati rombongan anak kecil berlarian di depan masjid komplek rumahku. Menuruni jalanan. Belok ke kiri. Menanjaki carport sambil mencicit. Menetralkan gigi dan meletakan sebongkah batu di balik ban kanan belakang seperti biasa.  Melemparkan sepatu dan tas kerja. Mandi dan sholat maghrib seperti biasa juga. 

Tiba-tiba telah pukul sembilan malam entah lewat berapa puluh menit, barulah aku tersadar telah kehilangan matahari pink jingga itu. Kemanakah dia, ahhhhhhh.

Kau lihatlah, betapa kita sering tak punya waktu untuk menikmati keindahan yang ada dalam hidup. Setiap hari dia ada, hanya tidak kita sadari. Begitu tersadar, dia telah pergi dan harus menunggu keberuntungan untuk  bertemu matahari pink jingga itu di lain hari. This's true story, wew. Salam. 


Comments

  1. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

    Oh ya, di sana anda bisa dengan bebas mendowload music, foto-foto, video dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    ReplyDelete
  2. hello apa kabar, sudah lama saya gak kesini

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.