Travelling, Tempat dimana Angin Berdesir
Telah lewat pukul dua. Setumpuk agenda. Meja yang penuh berkas. HP yang sangat sering berdering. Betapa ingin merasakan berada di tempat lain. Travelling ke tempat dimana angin berdesir. ..
Membayangkan telah berada disana. Pohon-pohon pedada hijau dan teduh. Satu dua kepiting keluar dari lumpur dimana pedada itu tumbuh. Di akar pedada, dalam air payau tepi sungai yang bermuara ke laut, beberapa udang menampakkan diri, hap bisa ditombak kalau saja ia tak berlari. Setelahnya berperahu. Kecipak air. Angin berdesir.
Semua ada disana. Hanya dengan memejamkan mata, suasana itu terasa. Rasanya begitu nyata. Senyata desiran angin yang seakan menampar wajah. Maka apakah halangannya? Bukankah tinggal kesana pada sabtu pagi nanti. Lupakan segala hingar bingar urusan kerja. Katakan tidak untuk perintah lembur. Sebab jiwa butuh istrirahat ke tempat dimana kau bebas dan bahagia.
He, tak perlu Bali atau Singapura untuk sekedar mendapatkan jiwa bahagia ke tempat dimana angin berdesir. Travelling. Buatku, cukup kawasan mangrove di dekat-dekat sini saja. Entah Taman Nasional Sembilang lagi atau Pulau Maspari. Hanya, entah hari sabtu yang mana bisa kesana. Ohhhh.
Comments
Post a Comment
Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.