Memberi dan Menerima, Pertautan Tiada Akhir Laki-laki dan Perempuan

Pertama, saya berterimakasih pada Nyonya MZ dan Tuan ARB yng telah mengilhami tulisan ini. Karena nama besar keduanya maka Twiter dan FB begitu ramai membincangkan soal Liburan Maldives mereka. Sesuatu yang tak sengaja terbaca saya.yang akhirnya  membuat Ilalang di Kepala saya tak henti bernyanyi. Memberi dan Menerima, Pertautan Tiada Akhir Laki-laki dan Perempuan.

Memberi dan menerima, memang sepasang (seperti halnya laki-laki dan perempuan). Jika ada pihak yang memberi, maka pasti ada pihak yang menerima. Jika pemberian lebih sering dilihat sebagai harta, benda, maka mungkin laki-laki adalah pihak yang paling sering memberi dan  perempuan adalah pihak yang paling sering menerima. Katanya..

Selanjutnya, laki-laki yang memberi itu apa iya cuma memberi? Tentu dia menerima sesuatu juga. Memberi uang, fasilitas, dan lain-lain, ia menerima ucapan terimakasih dan embel-embel lain. Dan perempuan yang katanya paling sering menerima itu, apa iya cuma menerima? Hm, pasti juga memberi. Memberi ucapan terimakasih dan embel-embel lain juga. Sesuatu yang wujudnya berbeda. Pikirlah saja, Intinya, tidak ada yang betul-betul tulus ikhlas, gratis, kecuali pemberian Tuhan.

Betapa banyak kisah mengemuka karena soal memberi dan menerima ini. Banyak yang berakhir kisruh, bahkan tragis. Sejujurnya saya sering berpikir, kenapakah kaum saya disinyalir sebagai pihak yang paling sering, bahkan katanya paling doyan menerima ? Apakah karena dia tak mampu mencari harta benda sendiri, dan memang tabiatnya suka yang gratis? Saya kira alasannya tidak melulu karena itu. Bisa jadi karena meminta pengakuan. Pengakuan bahwa dia cantik, memiliki sebuah kelebihan yang hebat sehingga ada laki-laki yang memberinya hadiah karena kelebihan tersebut. Sebaliknya, laki-laki gemar memberi karena mengharap pengakuan juga bahwa dia memiliki uang, kekuasaan sehingga bisa mendapatkan sesuatu yang dia inginkan (wanita cantik, seksi, mungkin).

Manusia melakukan simbiosis. Jika suka sama suka, maka namanya simbiosis mutualisma, oh. Simbiosis antara laki-laki dan perempuan itu telah terjadi sejak zaman Nabi Adam. Jika laki-laki dan perempuan yang saling memberi dan menerima itu adalah sepasang manusia yang dilandasi kasih sayang, maka itu disebut cinta. Jika mereka adalah pasangan syah, maka memberi dan menerima mereka adalah cinta syah. Jika bukan, maka namanya selingan atau selingkuhan, cinta terlarang dan lain sebagainya.

Begitulah. Memberi dan merima, memang pertautan tiada akhir antara laki-laki dan perempuan. Sudah jamak katanya. Pembedanya hanya niat, niat baik. Sisanya....., mungkin lebih banyak mudharatnya jika tidak pada tempatnya. Maka, berhati-hatilah kita. Salam.

Comments

  1. Memang mbak, sebagai perempuan kita harus hati-hati dalam menerima pemberian, terutama dari lawan jenis, meskipun itu hanya sebentuk perhatian sekalipun, bisa jadi fitnah jika situasi dan kondisi tak tepat :)
    Nice sharing mbak, salam kenal :)

    ReplyDelete
  2. Pihak pemberi, pasti mengharapkan akan menjadi penerima jua. Minimal pahala :D #macakalim

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.