The Man After Bejo

Seperti angin, ia muncul. Muncul begitu saja meski tak dundang. Kita tak bisa menolak atau mencegah angin.  Sebab tiap dinding miliki celah dimana ia bisa masuk. Begitupun dia.

Itulah Bejo. Suatu hari, seorang dari adikku menemukan foto Bejo dalam dompet yang sudah tidak kupakai. Seperti biasanya, dompet-dompet lamaku akan tersusun dalam lemari. Bila ada yang menyukai, biasanya mereka memintanya. Adikku menginginkan dompet itu. Lalu, dia memberikan foto itu padaku. He,  sebab sedang terburu-buru kuletakkan foto itu kedalam kotak kayu berisi aneka peniti, bros dan kalung.

Entah kenapa malas memindahkan foto itu ke tempat yang layak. Maka setiap kali mengaduk-aduk kotak kayu itu saat mencari peniti, bross atau kalung, foto itu akan muncul dan aku melihatnya. Inikah cara Tuhan? supaya aku tak bisa lupa Bejo? Hehe, dasar pemalas, kumaki diriku sendiri. Entah kenapa, memindahkannya saja aku malas. Hm, malaskah atau..? entahlah.

Bejo, it's too long. Sudah hampir 5 tahun berpisah darinya. Kenapa aku belum juga mencari penggantinya? Entahlah. Mungkin pekerjaan yang menyita waktu. Mungkin sedikit enggan. Mungkin juga agak trauma untuk mulai hidup baru dengan seorang yang disebut "Suami". Entahlah. Hal paling mendasar adalah,... mungkin karena belum menemukan orang yang tepat.

The man after Bejo. Barangkali ada satu dua yang menginginkan posisi itu. Tapi hidup bukan untuk uji coba. Bukan pula untuk kesenangan sesaat. Ada beberapa orang di luar sana. Ada yang baik, bahkan sangat baik hingga aku merasa tak cukup baik untuknya. Sisanya, hanya cocok dijadikan teman. Sisanya lagi para bajingan yang jika tak jeli melihatnya bisa kuanggap cinta, oh. Sedang hidup cuma sekali dan ingin itu berarti.

Begitulah. Maka, pertanyaan who's the man after Bejo?.. Ah, biarlah waktu yang akan menjawabnya. Sekarang, waktunya ke bengkel kawan. Salam.

Comments

  1. Hmm.... :) Untuk segala sesuatu ada waktunya, begitu juga kemunculan the man after Bejo.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.