Matahari Di Belakang Kepala
Jika saja setiap hari bisa melihatnya, betapa lega. Matahari di belakang kepala. Baca saja kalau kau mau ...
Sore beberapa hari yang lalu. Ruangan lenggang pertanda pekerjaan mulai reda. orang-orang bergegas meninggalkan meja lalu pulang sambil melambaikan tangan pada si penjaga. Jalanan riuh oleh aneka deru kendaraan dan suara klakson. Untunglah, langit menjingga.
Pohon-pohon menggugurkan daunnya seolah tumpahan berkah dari langit. Maka segala keriuhan jalanan menjadi senyap di kepala. Tak hirau pada wajah-wajah tak sabar yang ingin segera tiba di rumah. Dentaman jalanan berlubang tak terasa. Di kepala, hanya ada langit jingga dan matahari itu. Matahari besar warna jingga yang segera akan tenggelam. Betapa indah.
Matahari di belakang kepala mengiringi dengan setia hingga satu satu daun ilalang di tikungan itu mulai terlihat. Tikungan menuju rumah. Tinggal menikung ke kanan dan matahari di belakang kepala itu lenyap.
Matahari di belakang kepala, terimakasih telah tiba dengan rasa tak terkira.Betapa indah meski tak setiap hari bisa menikmatimu di langit sore yang jingga.
Comments
Post a Comment
Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.