Aku menunggu. Bukan kau, tapi dia, dia dan dia berikut ini ..
ruangan sepi hingga bisa melenggang pulang sambil melambaikan tangan ke petugas pol pp itu
langit jingga dan awan gelap berarak seolah jeritan induk burung menyuruh anak-anaknya pulang ke sarang
matahari besar yang hampir tenggelam terlihat di belakang kepala dan tanganku di setir
secangkir kopi menanti di meja makan tak lama setelah aku tiba di rumah, tentu dengan sedikit camilan
ruangan sepi hingga bisa melenggang pulang sambil melambaikan tangan ke petugas pol pp itu
langit jingga dan awan gelap berarak seolah jeritan induk burung menyuruh anak-anaknya pulang ke sarang
matahari besar yang hampir tenggelam terlihat di belakang kepala dan tanganku di setir
secangkir kopi menanti di meja makan tak lama setelah aku tiba di rumah, tentu dengan sedikit camilan
Tak setiap hari kita bisa mendapat sore seperti yang kita inginkan. Seringkali sore tiba tanpa rasa, tanpa jeda dan gelap menjelma. Maka ketika dia tiba untukku, alangkah megah rasanya. Seperti hilang segala lelah dan penat. Menunggu itu indah bila yang ditunggu tiba. Taukah kau rasanya?
... saya tau bu :)
ReplyDelete