Tidak Mudah Jadi Perempuan-2

Entah kapan, tulisan berjudul "Tidak Mudah Jadi Perempuan" sudah saya buat di blog ini. He, rupanya pemikiran tentang hal tersebut tak mau berhenti. Seperti saat ini, ruangan sepi sebab jam ishoma tiba dengan aneka pikiran tentang perempuan bernyanyi di kepala. Maka saya buat entry ke-2 tulisan itu. 

Mari kita lihat pelan-pelan. Bulan ini pergosipan socmed dipenuhi tentang Vicky. Buronan yang telah menipu sekian banyak perempuan.  Tentu saja gonjang-ganjing pergosipan itu menyeret sekian banyak (artis) perempuan yang menjadi korban. Tentang tingkat pendidikan mereka yang dieledek-ledek rendah (hanya tamat SD atau SMP) dan lain sebagainya. Hal termiris adalah akun socmed yang sibuk meledek artis perempuan itu kebanyakan justru kaum perempuan sendiri. Perempuan meledek perempuan lain, begitulah.

Saya percaya bahwa pendidikan itu penting. Tetapi, jika perempuan-perempuan yang merasa pendidikannya tinggi itu hanya sibuk di level "Meledek" dan "Gosip", maka siapakah yang menolong perempuan-perempuan yang pendidikannnya tertinggal itu ? Ada begitu banyak perempuan-perempuan lain yang pendidikannya rendah dan rentan tertipu. Tak hanya kalangan artis, lebih banyak di kawasan kumuh perkotaan, di pedesaan dan di daerah terpencil.

Lihatlah, lebih separuh penduduk Indonesia adalah perempuan. Tetapi, akses perempuan untuk menikmati pembangunan masih terbatas. Kualitas hidup perempuan Indonesia masih rendah. Hasil penelitian Woman Research Institute, Angka Kematian Ibu (*Angka kematian perempuan sejak kehamilan, melahirkan dan 42 hari setelah melahirkan per 100.000 kelahiran hidup) Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Bagi saya, AKI yang tinggi adalah sebuah bukti bahwa tidak mudah jadi perempuan.

Tidak mudah jadi perempuan memang. Ketika anda berusia tinggi dan belum menikah, orang-orang di sekeliling akan menyebut anda Perawan Tua. Ketika anda berumah tangga, anda rentan mengalami KDRT. Ketika anda tidak bisa memberikan keturunan bagi suami anda, anda dilecehkan dan disebut Mandul. Ketika anda memilih berpisah dari suami atas kemauan sendiri dengan kepala tegak, orang menyebut anda perempuan tak tau diri, dan status jandapun diapresiasi dengan tanda kutip.

Jika bagi perempuan kelas menegah saja tidak mudah untuk menjadi perempuan, apalagi perempuan dengan ekonomi lemah, di pedesaan yang aksesnya terbatas dan tingkat pendidikan rata-rata rendah. 

Memang tidak mudah jadi perempuan. Tidak cukup dengan pintar saja, juga harus agak bijaksana. Daripada menghabiskan hari dengan hal yang kurang bermanfaat, sekadar gosip artis, kenapa tidak merenungkan cara meningkatkan kualitas hidup perempuan. Jika perempuan harus menjaga alam ini dengan bijakasana, welas asih terhadap sesama manusia, apalagi terhadap sesama perempuan.  Maka renungkanlah.

Tentu saja pandangan pribadi sebab pekerjaan sedang menumpuk ini. 

Comments

  1. perempuan itu emang nggak mudah
    kita mahluk yang lemah di mana-mana
    makanya harusnya mendekatkan diri sama Yang Maha Kuat
    demikianlah

    salam sukses ya mbak

    ReplyDelete
  2. Untung saya pria, memang berat tugas wanita apalagi wanita karir disamping pekerjaannya, pekerjaan di rumah juga menumpuk.
    Saya muak melihat sesama artis menghina artis lainnya, apalagi merasa levelnya di atas. Semoga sadar bahwa masyarakat menilai apa yang dia perbuat.

    ReplyDelete
  3. Sepakat, terutama dengan paragrap yang terakhir ...

    ReplyDelete
  4. untung aku lelaki yg sering 'membaca' perempuan

    ReplyDelete
  5. Memang tidak mudah, karena itu Alloh memuliakannya... Hoorreee, akhirnya bisa komen :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.