Angin, Dandelion, dan Bunga Kopi

Hampir 2 minggu lalu, tiga hal yang disebutkan pada judul di atas bertemu. Pada sebuah ketinggian dimana kita bisa memandang kota di bawah dengan takjub. Kecamatan Dempo Selatan, entah berapa kelokan dan tanjakan dari tebing Endikat di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan . 

Angin membuat Dandelion yang bunganya nyaris kering terbang ke udara. Angin membuat bunga kopi menebar wangi ke seluruh penjuru. Wangi yang membuat kumbang tergoda menghampiri sari bunga kopi dan berpindah ke putik lalu penyerbukan terjadi dan menjadi buah kopi hingga kita bisa merasakan nikmatnya ngopi. 

Entah telah beberapa ratus mata terpesona pada keindahan bersahaja Dandelion ketika bunga putihnya terbang tertiup angin. Entah berapa juta bahkan trilyun manusia menyukai kopi. Tanpa angin, Dandelion takkan bisa menerbangkan bunganya. Tanpa angin, wangi bunga kopi takkan bisa menyebar lalu memanggil kumbang. Begitu besar jasa angin, bukan.

"Angin, Dandelion, dan Buga Kopi, teruslah kalian berkawan...". Begitulah desisan yang nyaris tak terdengar  saat menemukan ketiganya di Desa Talang Kubangan. Sebuah desa sunyi tak berlistrik di Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan. 

Catatan perjalanan penjajakan sebuah Pilot Project bersama rombongan World Bank

Comments