Monolog May

May. Ketika ia tiba, biasa saja. Kukira karena ia bukan sesuatu yang asing. May itu.... terdengar akbrab di telinga. Akrab yang lekat. Seperti tumbuh di kepala dan tak mau pergi. Seperti segumpalan kertas mungil dilipat rapi dan di dalamnya semuanya bertuliskan May..


"May adalah ... ucapan yang sering kukatakan, Maybe. Maybe yes, maybe no..."
"May adalah...buku-buku karya Dr. Karl May. Ah Winnetou dan Old Shatterhand.."
"May adalah....Maysaroh, penjual pisang goreng keliling yang selalu kunanti saat pagi tiba.."
"May adalah....puisiku zaman remaja,  May I borrow your heart, hahahaha..."

Entah berapa May yang telah lewat. Entah pula, berapa May lagi yang akan didapat. Berapa May yang kau minta ? Kaulah yang tau. Kukira, tak penting berapa jumlahnya. Hal yang lebih penting adalah bagimana May itu barokah dan bermanfaat. Entah bagimu sendiri atau bagi kehidupan. Salam.

Comments

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.