Indonesia Mengajar, Sebab membagi Buku Saja Tak Cukup

Jika ada yang bertanya "Apakah pekerjaan paling mulia di muka bumi ini ?"  Saya jawab spontan, Guru!. Ya, guru. Tanpa guru kita tak bisa membaca dan menulis. Bahkan kita tak bisa membaca kehidupan.

Jika buku adalah sumber ilmu, maka guru adalah orang yang membuat kita memahami ilmu secara  secara benar. Kehidupan adalah sumber ilmu pengetahuan yang sesungguhnya. Oleh karenanya, buat saya tak cukup dengan membaca sekadar buku saja. Hal yang lebih penting adalah membaca kehidupan. Dan peletak fondasi agar kita memiliki nilai-nilai kehidupan yang benar, tak lain dan tak bukan adalah guru.

Indonesia Mengajar yang digagas Anis Baswedan adalah sebuah gerakan nyata yang sangat patriotik dan menyentuh jiwa bagi saya. Gerakan dimana para pemuda mengajar di daerah terpencil dengan penuh dedikasi dan semangat juang yang tinggi. Jika kadang saya tercenung dengan aktivitas kaum muda yang setelah menamatkan pendidkan (sarjananya) sibuk mengejar pekerjaan dengan gaji yang besar, maka gerakan Indonesia Mengajar cukup membuat saya plong, bahkan bangga.

Menjadi guru, pengajar, itu memang menantang. Tak hanya menantang, menempa diri juga menjadi ajang dimana pemuda mengabdi bagi kehidupan. Untunglah zaman dulu ada program KKN (Kulaih Kerja nyata). Salah satu program yang dijalankan, jika kebetulan ditempatkan di daerah terpencil, adalah mengajar di desa yang notabene memang kekurangan guru. Alhamdulillah, saya sudah beruntung pernah merasakan pengalaman itu. Pengalaman yang sulit dilupakan. Saat Melihat semangat anak-anak desa yang begitu besar meski kondisi serba kurang, semangat itu bangkit.

Indonesia Meengajar mengajak anak muda untuk menjadi Pengajar Muda. Mengajar yang mereka maksudkan, tidak sekadar mengajar anak-anak tempat jauh dan terpencil, tetapi mengajari diri sendiri. Sebab mengajar yang sesunguhnya itu memberi inspirasi. Sebagaimana motto Indonesia mengajar, "Setahun mengajar, seumur hidup memberi inspirasi. 

Konon, seleksi untuk bisa bergabung dengan gerakan ini cukup ketat. Sebab mereka membutuhkan anak muda yang tak sekadar pintar, juga tahan banting, memiliki daya juang tinggi dan sanggup mengabdi di tempat terpencil. 

Begitulah. Saya bangga dengan teman-teman yang telah berjuang lewat gerakan membagi-bagikan buku, hibah buku. Jika anda memiliki waktu dan mau untuk membagi ilmu dan mengabdi, bergabunglah dengan dengan gerakan ini. Indonesia Mengajar, sebab membagi buku saja tak cukup. Rasakanlah kawan. Salam.

Comments