Tidak Mudah Jadi Perempuan

Akhirnya, tulisan ini menemukan bentuknya sendiri. Agak berbeda dari bentuk semula saat dia tiba pertama kali. Saya beri judul "Tidak Mudah Jadi Perempuan". Baca saja kalau kau mau..

Memang tidak mudah jadi perempuan, setidaknya menurut saya. Kenapa...? karena saya tidak sudi memudahkan hidup dengan keperempuanan yang saya punya. Menjadi laki-laki ?, juga tidak mudah.  Karena saya bukan laki-laki, maka saya menulis tentang perempuan saja. He, sederhana.

Perempuan itu.... mahluk perasa yang rentan, katanya. Rentan yang juga diartikan rapuh, katanya. Perempuan itu..., mahluk istimewa yang cantik juga lemah lembut, katanya. Sebab keistimewaannya, cantik juga lemah lembut maka perempuan bisa dengan mudah mendapat apa yang diinginkannya. Sebab kerentanannya, perempuan bisa pula ternista oleh lawan jenisnnya tanpa dia sadari. Keduanya agak tragis buat saya. Memang tidak mudah jadi perempuan.

Sesungguhnya, perempuan berhak memilih pilihan yang lebih baik. kalau mau. Jangan menjadi manusia yang hanya menurutkan perasaan. Sebab rasa itu rentan. Jangan mau juga diperangkap laki-laki karena  kerentanan anda juga karena kecantikan anda. Bila iya, maka tidak lebih dan tidak kurang anda hanya jadi sekadar "Cem-ceman" bagi laki-laki. Entah karena hal tersebut anda mendapat posisi jelas atau tak jelas (dinikahi atau sekadar diselingkuhi). Simpanan, cem-ceman, apa bagusnya. Tak ada.

Maka jika anda manis, cantik, perasa (yang menurut ilalang di kepala saya bisa diartikan bodoh), berhati-hatilah ketika laki-laki sering memuji lalu akhirnya memerangkap anda. Biasanya laki-laki melakukan pembenaran atas perbuatannya dengan alasan macam-macam. Salah satunya,

"Ya, saya maklumi dia. Kasihan, dia broken home, dia lembut perlu perhatian.."


Dasar. Kalau perempuan itu jelek, bau, mau gak memperhatikannya...

Tidak mudah memang jadi perempuan. Tak cukup cantik atau manis, hal yang lebih penting adalah cerdas secara emosional. Ketika anda menghadapi hal yang tidak mengenakkan, anda harus sabar. Tidak semua masalah harus dihadapi dengan emosi. Ketika anda cerdas tapi akhirnya masuk perangkap menjadi sekadar simpanan atau cem-ceman laki-laki yang sudah beristri, tidak lebih dan tidak kurang, anda bodoh. Ketika anda didekati, diincar laki-laki beristri dengan cara apapun para lelaki, anda berhak menghindar, kalau mau. Sebab menjadi simpanan atau cem-ceman itu sesuatu yang bodoh juga tragis. Ada berhak untuk tidak menjalaninya, kalau mau. Tidak semua rasa harus diturutkan bukan.

Begitulah. Tidak semua perempuan memudahkan hidupnya dengan keperempuanannya. Hidup adalah perjuangan. Masih ingat ucapan Anggun di X-Factor yang sempat dibahas seru di twitter,

"Hidup tak semulus paha para chibi..."

He, buat saya pernyataan itu lugas dan enak didengar telinga saya. Artinya Anggun yang bisa saja pahanya juga mulus bahkan eksotis, hidupnya penuh perjuangan. Tidak mulus melulu.

Tentu saja hanya pendapat pribadi. Sejak ikut mengurusi bidang dimana Pemberdayaan Perempuan menjadi bagiannya, banyak sekali pikiran tentang perempuan memenuhi kepala saya. Tidak mudah menjadi perempuan. Berpikirlah, kalau mau. Salam. 

Comments