Perempuan, Berdayalah..!

Adalah hal termiris buat saya menemukan perempuan menya-menye atau perempuan yang meledak-ledak. Perempuan yang gemulai/ emosinya tidak wajar. Perempuan yang mendayu-dayu saat sedang memanipulasi situasi. Berbeda dengan laki-laki, biasanya suka dengan yang menye-menye atau yang meledak-ledak, asal cantik, manis, hehe.

Betulkan perempuan itu mahluk lemah..? Tidak, kalau perempuan mau memberdayakan dirinya. Maka demi menghargai kehidupan ini dimana Tuhan telah menganugrahi manusia, baik laki-laki maupun perempuan dengan aneka kemampuan-kemampuan sesuai situasi masing-masing, saya menghimbau kaum saya dengan tulisan ini. Perempuan, berdayalah...!

Kenapa...? Kalau anda berdaya maka anda tidak akan terus-terusan jadi objek laki-laki. Kalau anda berdaya, maka orang akan menghargai anda. Paling tidak, akan akan merasakan indahnya situasi "Berdaya" itu. Jika perempuan memberdayakan dirinya (berdaya dengan konotasi positif), maka tidak akan ada alasan perempuan untuk menghiba-hiba pada laki-laki  hingga harus menjadi simpanan atau cem-ceman.

Materi itu perlu. Uang itu perlu, ya cari dong. Bahkan jika anda memiliki pasangan mapanpun, tidak ada salahnya anda memberdayakan diri anda dengan memiliki usaha sendiri (jika suami anda setuju). Itu dari segi materi. Dari performance, sikap dan penampilan fiisk, tetap saja saya suka perempuan yang berdaya. Perempuan pintar, bersahaja yang sabar tapi lugas. Jika ada percaya diri, cerdas emosional dan spiritual, tidak menya-menye, tidak emosional, anda berdaya.

Begitulah. Memang paling miris bertemu perempuan yang tidak menggunakan akalnya dengan maksimal. Haiyah.., mbok ya otak itu didayagunakan. Jangan cuma untuk hal-hal tidak substantif, atau sibuk meledakkan emosi kesana kemari. Sayang sekali bukan.

Tentu saja hanya pendapat pribadi berdasarkan pengalaman pribadi. Sekali lagi, perempuan, berdayalah. Salam.


Comments

  1. Bagus mbak tulisannya, jadi merasa tertegur dan terpacu semangatnya utk berdaya :)
    Salam kenal ya mbak..

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.