Toilet dan Mental Melayu

Toilet itu penting, sepakat ya. Penting dan wajib ada pada tempat dimana manusia ada berinteraksi dan beraktivitas. Karenanya kantor, ruang publik, rumah makan, apalagi mall-mall besar wajib menyediakan toilet. Tidak sekedar ada tapi harus dalam situasi bisa berfungsi dengan baik, dan bersih. Maka adalah hal yang menyeramkan bagi kita yang ingin hidup wajar, seandainya kita menemukan fasilitas toilet umum dalam kondisi rusak. 
Huaaaaaa, di kota saya ini,di sebuah mall yang cukup besar, saya menemukan kondisi menyeramkan tersebut. Saat berada di Palembang Square, tepat dilantai II, toilet perempuan di lantai tersebut sedang begitu sesak dengan pengunjung yang antri. Sebetulnya ada 10 kamar toiletnya. Sayangnya dari jumlah tersebut, hanya 3 yang bisa dipergunakan. Sisanya, 7 kamar toilet bertuliskan rusak, bahkan ditimpa dengan alat pemberat. Hm, pantaslah suasana terasa begitu menyeramkan, setidaknya buat saya.  

Kenapa dibiarkan ? Entahlah. Kelihatanya mental melayu yang melekat dikepala kita tidak akrab dengan kata "Pentingnya toilet untuk dirawat dan dijaga". Tidak saja dari sisi pengelola mall, juga dari sisi pengunjung. Pengelola mall seharusnya bertanggung-jawab menyediakan dan menjaga toilet dalam kondisi berfungsi dengan baik dan bersih. Pengunjung, ya bertanggung jawab juga untuk menjaga kebersihan toilet, setidaknya saat berada di toilet. Menyiram toilet sampai bersih setelah menggunakannya. Tidak memasukkan tisu dan benda laiin yang tidak seharusnya dimasukan dalam lubang toilet. Menggunakan toilet (jongkok dan duduk) dengan cara yang semestinya sehingga tidak rusak.  

Begitulah. Mungkin terjadi pula di belahan lain pertiwi ini. Kelihatanya, toilet dan mental melayu itu belum berkawan dengan baik. Belum akrab. Sekali lagi, entahlah. Salam.

Comments