Protes Atas Ucapan Perayaan, Sebuah Kelatahan Baru

Latah tetaplah latah. Sebuah tindakan yang sesungguhnya lebih sering memalukan dan memilukan, daripada menguntungkan.  Akhir-akhir ini, kelatahan demi kelatahan muncul dimana-mana.

Sebab dunia mengecil, hanya selebar layar laptop atau bahkan Hp dan tablet pada era internet ini, maka spontan kelatahan atas banyak hal muncul  begitu saja. Begitu mudah terlihat. Menjamur. Karenanya saya sebut Latah. Ketika Hari Ibu tiba dan sekedar kita mengucapkan Selamat Hari Ibu di wall kita sendiri, jangan heran bila tiba-tiba anda mendapat komentar kontra sangat panjang. Tidak cukup dengan memberi link, langsung diuraikan sangat panjang di wall kita. Asal mula Hari Ibu adalah perayaan kafir penyembahan dewi yunani kuno...dst..dst...

Ketika Hari Natal akan tiba, beberapa hari sebelumnya di Twitter, Facebook dan kanal-kanal lain sibuk membahas pro-kontra ucapan selamat natal, ohhhh. Seseorang  di twitter berkata bahwa kekudusan natal menjadi terganggu oleh pro-kontra umat Islam atas ucapan Selamat Natal. Mungkin dia sedang kesal seperti juga saya. Saya jawab spontan, kira-kira seperti ini " Ga jg kali mas, saudara2 nasrani kita sudah kebal, itu tidak lagi dianggap. Susah memang bila kelatahan sistemik sudah muncul.."

Begitulah. Entah kenapa kita menjadi begitu latah..?. Lama saya berpikir. Mungkin..., ruang-ruang diskusi online itu membuat siapa saja dengan mudah memunculkan pendapat latahnya. Mungkin tak lagi dipikirkan dengan jiwa yang lapang. Mereka yang kontra itu, haiyah seolah ingin berkata bahwa mereka adalah pihak yang paling ingin memurnikan agama. Padahal, faktanya hal-hal mubazirpun mereka lakukan. Betapa anehnya.

Mengucapkan natal atau tidak, itu hak siapa saja. Rasanya, tidak sedikitpun mengurangi martabat dan hakekat agama yang saya anut. Juga, adalah hak siapa saja untuk tidak direcoki saat mereka mengucapkan selamat natal atau perayaan lain. Saling menghormati. Sebab iman masing-masing orang adalah tanggung jawab orang per orang. Siapakah yang menilai dan menguji iman seorang manusia, tak lain Allah SWT. Bukan segelintir orang yang berpikir ala mereka dan mengatasnamakan Allah SWT.  Wallahu'alam bishawab. Salam.

"Dan Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari natalku, pada hari Aku meninggal dan pada hari Aku dibangkitkan hidup kembali" (QS Maryam, 19:33)

Comments

  1. selamat malam bunda..
    ngisi daftar hadir nih.hehe

    izin menyimak ya. :)

    ReplyDelete
  2. gimana natalnya bu? baik baik sajakah?

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.